-----Dapat Pengalaman Dari Tim Eropa----- Follow - TopicsExpress



          

-----Dapat Pengalaman Dari Tim Eropa----- Follow @AremaNewsUpdate MALANG– Salah satu pemain Arema Indonesia, Egi Melgiansyah ikut merasakan kekalahan Indonesia All Star dari Chelsea 1-8. Meski demikian, Egi merasa tetap beruntung bisa merasakan atmosfer pertandingan lawan salah satu klub terbaik dunia itu. Kendati hanya bermain separuh babak, pemain yang menempati posisi gelandang ini merasa dapat pengalaman berharga lawan Chelsea. “Ya tentu saja saya senang bisa main lawan Chelsea, kapan lagi dapat kesempatan seperti itu,” ungkap Egi kepada Malang Post. Egi memang sering jadi pilihan Rahmad Darmawan (RD) dalam klub maupun timnas. Tak heran, RD langsung memanggil pemain berusia 23 tahun ini begitu Indonesia All Star menggabungkan antara timnas senior dan U-23. RD memasukkan Egi pada babak kedua untuk menggantikan Syamsir Alam. Kemampuan bertahan gelandang timnas U-23 ini diharapkan bisa menjaga keseimbangan lini tengah Indonesia All Star yang saat itu sudah kemasukan 7 gol. Sayangnya, ketika Egi masuk babak kedua, masih ada satu gol yang dilesakkan oleh skuad asuhan Jose Mourinho itu. Hanya satu gol yang terjadi ketika Egi bermain pada babak kedua. Sepanjang pertandingan babak kedua, Egi bermain dalam kondisi Chelsea menurunkan tempo, sehingga ia bisa mengembangkan permainan. Kinerjanya tidak terlalu berat dalam mengawal lini tengah Indonesia All Star. Meski tak bisa merasakan kemenangan, Egi tetap menganggap satu babak bermain lawan Chelsea menambah wawasannya dalam bersepakbola. “Ya ini pengalaman berharga bagi saya, tentu saja bisa membawa perbedaan bagi tim secara keseluruhan,” tutup gelandang yang mengaku tidak mengidolakan Chelsea itu. Sementaraitu pelatih Indonesia All Star, Rahmad Darmawan (RD) mengaku tak menduga jika timnya kebobolan banyak. “Saya tak memperkirakan bakal dihajar Chelsea, hasil ini tak pernah kepikiran. Bagi saya ini adalah mimpi buruk,” ungkap RD. RD menyebut Indonesia All Star masih kalah kelas dari tim besutan Jose Mourinho. Apalagi, tim yang ditangani oleh RD adalah gabungan dari pemain senior dan U-23 yang jarang berlatih bersama. Bisa ditebak, Indonesia All Star kalah dari segi manapun. Level permainannya terlalu jauh berbeda. “Chelsea levelnya jauh berbeda. Apalagi, ada Mourinho disana. Meskipun dia baru melatih Chelsea, tapi keahliannya memang level dunia. Tapi, saya tetap dengan jantan mengakui keunggulan Chelsea. Bagi para pemain, ini adalah hal positif untuk menaikkan level mereka,” tandas pelatih berlisensi A AFC tersebut. Meski kalah kelas, RD sangat menghargai pengalaman dihajar 1-8 oleh Chelsea tersebut. “Bagi pemain, ini adalah pengalaman yang baik. Mereka bisa tumbuh lebih percaya diri. Mentalnya juga naik. Lihat Malaysia dulu saat juara AFF, dia juga habis dihajar tim Eropa, tapi mengalami pertumbuhan mental dan jadi juara di level Asia Tenggara, kita mau seperti itu,” tandas RD. #SALAM_SATU_JIWA #Ardneh
Posted on: Sat, 27 Jul 2013 03:23:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015