-- [ Para Wanita telah mendahului mu wahai Rijaal.. ] -- Posted - TopicsExpress



          

-- [ Para Wanita telah mendahului mu wahai Rijaal.. ] -- Posted on July 16, 2013 by Umair in Taujih, Harakat Al Islamiyah Uzbekistan, pada tanggal 10 Juli yang lalu baru saja merilis sebuah video, di dalam video tersebut diceritakan mengenai seorang muslimah, Ummu Utsman yang melakukan aksi Istisyahadiyah menggunakan bom mobil, sungguh.. para wanita telah mendahului mu wahai Rijaal (pemuda).. Ummu Oetsman Semoga Allah Menerima kesyahidan nya. Semoga inilah masa kebangkitan umat ini, setelah bertahun-tahun melalui hari-hari yang kelam, inilah masa kemuliaan umat ini, sebagaimana yang disabdakan rasulullah, “Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah (riba), dan kalian telah disibukkan memegang ekor-ekor sapi, dan telah senang dengan bercocok tanam dan juga kalian telah meninggalkan jihad, niscaya Allah akan kuasakan/timpakan kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut/dihilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian.” Hadits yang mulia di atas diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 3003 dalam kitab Al Buyu’, bab An-Nahyu ‘anil ‘Inah dan Al-Imam Ahmad (2/28). Asy-Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 11. Sabda Rasulullah tersebut bermakna (Kalian telah sibuk memegang ekor-ekor sapi) merupakan kinayah (kiasan) tersibukkannya seseorang dengan pertanian sehingga lalai untuk berjihad di jalan Allah. (telah senang dengan bercocok tanam) merupakan kinayah tentang keberadaan mereka yang menjadikan bercocok tanam sebagai ambisi dan perhatian utama. Adapun maksud ucapan Rasulullah (hingga kalian kembali kepada agama kalian) adalah kalian kembali menyibukkan diri dengan amalan-amalan agama (dengan mengilmui amalan tersebut sebelum mengamalkannya, pen.) (Subulus Salam, 3/64) Ingatlah masa-masa gemilang dan kejayaan kaum muslimin pada kurun terdahulu. Bagaimana Allah memberikan kemuliaan kepada mereka hingga musuh-musuh dari kalangan kuffar sangat takut dan bertekuk lutut di hadapan mereka, sampai-sampai dinyatakan dalam hadits Rasulullah bahwa kaum kafirin itu sudah amat takut ketika mendengar kaum muslimin akan mendatangi mereka walaupun dalam jarak sebulan perjalanan yang memisahkan mereka dengan kaum muslimin. Demikianlah generasi terdahulu dari kaum ini dapat mencapai kemuliaan yang begitu tinggi. Hal ini bukan karena kekayaan materi mereka. Bukan pula karena mereka menguasai IPTEK, walaupun hal ini dibolehkan bagi mereka bila mereka mampu. Namun mereka diberikan kemuliaan oleh Allah I karena keimanan dan ketakwaan mereka kepada-Nya, berpegang teguh dengan agama-Nya, membenarkan seluruh ajaran-Nya dan selalu beramal untuk negeri akhirat. “Berkatalah orang-orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Allah: Berapa banyak terjadi golongan yang kecil/ sedikit dapat mengalahkan golongan yang berjumlah banyak/besar dengan izin Allah, dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 249) (As-Sabil ilal ‘Izzi wat Tamkin, hal. 49) Al-Imam Asy-Syaukani berkata: “Sebab kerendahan dan kehinaan ini, wallahu a’lam, yaitu tatkala mereka meninggalkan jihad fi sabilillah, sementara di dalam jihad ini ada kemuliaan bagi Islam. Juga dengan jihad, agama ini akan menang di atas seluruh agama lain. Kemudian Allah menimpakan kepada mereka lawan dari kemuliaan itu berupa turunnya kehinaan dan kerendahan, karena mereka berjalan di belakang ekor-ekor sapi yang sebelumnya mereka menunggangi (duduk) di atas punggung-punggung kuda yang merupakan tempat paling mulia (ketika mereka menungganginya di saat berlaga di medan peperangan jihad fi sabilillah, pen.).” (Nailul Authar, 3/251) Dengan meninggalkan jihad berarti mereka menjatuhkan diri mereka ke dalam kebinasaan padahal Allah melarang kita menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan. “Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian ke dalam kebinasaan.” (Al-Baqarah: 195) Ayat yang mulia di atas, Allah turunkan sebagai teguran kepada sebagian shahabat yang berkeinginan untuk menyarungkan pedang-pedang mereka (tidak lagi berjihad) dan berencana untuk membenahi harta mereka setelah Allah memberikan banyak kemenangan kepada Islam dan muslimin sehingga mereka beranggapan selesailah tugas mereka berjihad dan tiba saatnya bagi mereka mengurusi dunia. Abu ‘Imran At-Tujibi berkisah: “Kami keluar untuk berperang menuju Konstantinopel menghadapi pasukan Romawi, sementara yang memimpin pasukan adalah Abdurrahman bin Khalid ibnul Walid. Pasukan Romawi pada waktu itu merapatkan punggung-punggung mereka ke tembok kota Konstantinopel (yakni telah siap berperang dan menghadang musuh). Lalu seseorang dari kami (pasukan muslimin) – sendirian – maju menghadapi musuh hingga ia masuk ke barisan mereka. Melihat hal itu orang-orang pun berteriak dengan menyatakan: “Cegah! Cegah! La ilaha illallah! Dia telah menjatuhkan dirinya dalam kebinasaan (seraya membaca ayat Al-Baqarah : 195 , pen).” Mendengar hal itu, bangkitlah Abu Ayyub Al-Anshari seraya berkata: “Kalian telah menakwilkan ayat ini dengan penakwilan yang demikian, ketika melihat ada seseorang yang maju berperang karena ingin mati syahid. Padahal ayat ini turun berkenaan dengan diri-diri kami orang-orang Anshar. Tatkala Allah telah menolong Nabi-Nya dan memenangkan Islam, kami pun berkata di antara kami dengan menyembunyikannya dari Rasulullah : “Marilah kita benahi dan kita perbaiki harta-harta kita.” Allah pun menurunkan ayat: “Berinfaklah kalian di jalan Allah dan janganlah kalian menjatuhkan diri-diri kalian ke dalam kebinasaan.” (Al-Baqarah: 195) Sehingga yang dikatakan kebinasaan adalah mengurus harta, mengutamakan dan memperbaikinya, sementara jihad kita tinggalkan dan kita abaikan.” (HR. Abu Dawud no. 2151, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 13) al-mustaqbal.net/2013/07/para-wanita-telah-mendahului-mu-wahai-rijaal/ #diakhirzaman
Posted on: Tue, 16 Jul 2013 22:20:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015