- JEJAK EMPU NUSANTARA - Bismar Siregar: Mata Hati Adalah - TopicsExpress



          

- JEJAK EMPU NUSANTARA - Bismar Siregar: Mata Hati Adalah Pisau Keadilan Keadilan dan kebenaran mudah diucapkan, tetapi betapa sulitnya dilaksanakan. Kata-kata bijak dan berbagai jargon politik tak mengubah kondisi negeri ini yang mengalami kebangkrutan dari segala aspek. Dulu kita pernah memiliki seorang Bismar Siregar sebagai sosok pendekar hukum yang garang, dan keras dalam berprinsip. Sebagai Hakim Agung (1984 – 1995), banyak keputusannya mengundang kontroversial. Buat Bismar mata hati adalah pisau keadilan, karena itu hukum positif bukanlah menjadi harga mati. “Pancasila menjadi sumber hukum dari segala sumber hukum, sejatinya bisa menjadi rujukan demi tegaknya keadilan. Kelima sila dasar dari dasar negara kita itu adalah refleksi ketuhanan dan hubungan muamalah,” jelasnya. Dalam bersikap, Bismar berangkat dari latar belakang dan semangat religius. Sebab bagi ayah tujuh anak ini, agama bukan sekedar ritualitas. “Agama mengajak saya untuk menterjemahkan nilai-nilai dalam kehidupan nyata. Karena itu kehidupan sesungguhnya adalah sajadah, tempat manusia bersujud mengagungkan Tuhannya. Bismar Siregar tak pernah lelah menyampaikan pesan, agar kebenaran dan keadilan dilandaskan kepada firman-firman-Nya. Bismar menjadi motivator bagi para hakim untuk menjadi hakim yang baik. Meski keputusan-keputusannya kerapkali dinilai kontroversial, namun dilandasi kekuatan hukum yang kuat dan tentunya sangat adil. Kita berharap di negeri ini masih ada atau akan lahir sosok seperti Bismar Siregar. Bismar Siregar wafat pada Kamis, 19 April 2012 pukul 12.25 di usia 84 tahun. Inilah salah satu filsafat hidupnya: Bila ada yang bertanya, “apalagi yang engkau harapkan ha si Bismar?” “Tidak ada lagi Illahi Ranni, Kini sungguh merasa mendekat waktu panggilan-Mu. Saya siap dan bersiap Hanya satu Illahi Rabbi: sempurnakanlah kekuranganku, Karena Engkau menciptakan daku penuh dhaif tak sempurna. Sempurnakanlah kekuranganku itu, Illahi Rabbi ! Sungguh aku merindukan bertemu dengan Dikau, Dan pertemuan itu hanya melalui PINTU KEMATIAN. Panggil dan terimalah aku Dengan penuh kasih sayang serta ampunan-Mu.” Biodata Bismar Siregar: Bismar Siregar lahir di Baringin (Sipirok) Tapanuli Selatan, 15 September 1928. Dari pernikahannya dengan Yunainen Damanik, dikaruniai 7 anak dan 14 cucu. Pendidikan: 1. SD (HIS) tidak tamat 2. SMP tidak pernah 3. SMA bagian C Magelang/Bandung, (tamat 1952) 4. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan UI (1956) Pendidikan Tambahan( Course) : 1. University of Nevada di Reno (1973 2. University of Alabama di Tooscaloosa (1973) 3. University of Texas di Dallas (1976) 4. Rijks-Universiteit di Utrecht (1990) Pekerjaan : 1. Mantan Hakim Agung MARI (1984 – 1995) 2. Dekan FH Eko-tek Universitas Al Azhar Indonesia 3. Dosen Fakulats Hukum Universitas Muhammadiyah, Jakarta 4. Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Jakarta 5. Anggota Badan Arbitrase Nasional Indonesia, Jakarta 6. Ketua Umum Pra Yuwana, Jakarta 7. Majelis Kode Etik APPLI, Jakarta Pengalaman Pekerjaan: 1. Jaksa Kejaksaan Pengadilan Negeri di Palembang 2. Jaksa Kejaksaan Pengadilan Negeri Makassar 3. Jaksa Kejaksaan Pengadilan Negeri di Ambon 4. Hakim Pengadilan Negeri/Ekonomi di Pangkal Pinang 5. Hakim Ketua Pengadilan Negeri/Ekonomi di Pontianak 6. Hakim/Ketua Pengadilan Land Reform Kalimantan, PTK 7. Hakim Ketua Pengadilan Negeri/Ekonomi 8. Hakim Ketua Pengadilan Negeri/Ekonomi Jakarta Utara 9. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi di Bandung 10. Hakim Ketua Pengadilan Tinggi di Medan 11. Hakim Agung Mahkamah Agung RI di Jakarta 12. Panitera Mahkamah Agung RI (1970 – 1972) Kegiatan Organisasi: 1. Anggota Dewan Penasihat ICMI (Jakarta) 2. Anggota Majelis Pakar PPP (Jakarta) 3. Ketua Umum Pra Yuwana Pusat Hobi: 1. Menulis, Ceramah (Dakwah), Melukis 2. Melukis mengungkapkan cinta pada lingkungan 3. Ceramah memberi pencerahan agar tidak hilang percaya diri. (: Dari berbagai sumber)
Posted on: Thu, 15 Aug 2013 09:14:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015