“Dengan ilmu orang akan bahagia di dunia dan akhirat,” ucap - TopicsExpress



          

“Dengan ilmu orang akan bahagia di dunia dan akhirat,” ucap Wiranto saat memulai sidang terbuka dalam meraih gelar doktornya di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Negeri Jakarta, kemarin (10/7). Dengan mengenakan jas hitam, berkemeja putih dan berdasi merah, Wiranto pun memulai laporan disertasinya dengan santai. Tanpa ada mimik wajah yang tegang, Wiranto dengan lugas menyatakan bahwa disertasinya mengambil tema dari kata perubahan. Menurutnya, perubahan memiliki banyak makna. Namun, dirinya ingin lebih menspesifikan arti perubahan, yakni bagaimana menciptakan kondisi bangsa yang lebih baik. Atas dasar itu, disertasi yang disampaikannya berjudul Pengaruh Rekrutmen, Seleksi, Kompetensi, dan Kebijakan Terhadap Perubahan Kondisi Nasional. Hasil disertasi mantan Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Republik Indonesia 1998-1999 ini menunjukkan, proses rekrutmen oleh partai politik, proses seleksi oleh Komisi Pemilihan Umum dan kompetensi pemimpin berpengaruh positif secara langsung terhadap kebijakan sebagai output yang kemudian berpengaruh positif secara langsung terhadap perubahan. “Tanpa peningkatan rekrutmen, seleksi, kompetensi kepemimpinan dan kebijakan maka tidak ada perubahan yang dihasilkan oleh pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan. Disarankan sebuah redefinisi dan reaktualisasi rekrutmen, seleksi kompetensi dan kebijakan untuk menjamin perubahan," ujar Wiranto. “Disertasi saya merupakan ekspresi yang saya pikirkan selama ini, jika dulu ekspresi ini hanya berupa imajinasi dan dugaan, dan tidak diakui kebenarannya secara teoritik dan empirik, namun sekarang apa yang saya duga setelah dilemparkan kepada publik melalui kuosioner dan dikaji secara teoritik dan ternyata hasilnya sama dengan apa yang saya rasakan, itu merupakan kepuasan saya sebagai anak bangsa,” ungkapnya. Memasuki sesi pengujian dari laporan disertasinya, suami dari Rugaiya Usman ini pun mampu melahap seluruh pertanyaan dari tim penguji dengan jawaban-jawaban yang memuaskan. Adapun sidang dipromotori oleh Gubes Tetap UNJ Prof. Dr. H Djaali dan Prof. Dr. Muchlis R Ludin, MA. Tim penguji terdiri dari Rektor UNJ Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. (Ketua), Prof. Dr. H. Djaali (sekretaris), serta anggota tim penguji Prof. Dr. Muchlis R Luddin, MA., Prof. Dr. H. Thamrin Abdullah, MM., M.Pd., Prof. Dr. Maruf Akbar, M.Pd., dan Prof. Dr. Thomas Suyatno, MM Salah satu kesimpulan dari sejumlah jawaban yang dilontarkan oleh Wiranto adalah perubahan negeri ini harus dimulai dari seorang pemimpin. “Dalam buku Change (perubahan,red) karya Rhenald Kasali, dijelaskan perubahan menuntut hadirnya pemimpin yang kuat,” ucapnya. Selain itu, berdasarkan hasil dari survei yang dilakukan terhadap sejumlah responden disertasinya itu, diperoleh bahwa rakyat saat ini merindukan pemimpin yang mampu memberikan perubahan. “Perubahan itu harus datang dari pemimpin dan bukan rakyat, karena rakyat adalah follow the leaders. Itu berdasarkan hasil dari polling,” jelasnya sambil disambut dengan tepuk tangan ratusan tamu undangan. Namun, realitas yang terjadi saat ini, ujar Wiranto, pemimpin nasional tidak lagi mampu menjadi contoh perubahan bagi rakyatnya. Terutama bagaimana melaporkan hasil kinerjanya yang dapat dipertanggungjawabkan selama menjadi pemimpin. “Seseorang menjadi wakil rakyat, yakni mewakili prinsip mandat, mewakili hak politik rakyat dan prinsip akuntanbilitas. Prinsip yang ketiga itulah yang hilang, yakni tidak adanya pertanggungjawaban,” tukasnya. Salah satu bentuk laporan pertanggungjawaban yang selama ini tidak bisa dipertanggungjawabkan, menurut Wiranto adalah tidak adanya nasional platform, seperti Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang pernah diterapkan di masa orde lama dan orde baru sebagai entuk pertanggungjawaban pembbangunan per lima tahun. “Dulu dengan adanya GBHN, yakni tanggungjawab lima tahunan, maka saat ini rakyat sulit mempertanggungjawaban presiden. Seharusnya, siapapun pemimpinnya, harus tetap memiliki haluan dalam pembangunan bangsa untuk bisa bersaing dengan negara lain di Asia maupun benua lainnya,” tegasnya. Untuk itu, lanjut Wiranto, pemerintah harus kembali menghidupkan GBHN. “Paradigma mainset perubahan orde itu janganlah dinilai negatif. Semua orde dari orde lama hingga reformasi ada baik dan buruk. Jangan takut untuk mengambil yang bagus di orde sebelumnya. Begitupula saya yang menilai GBHN ada di orde lama dan baru masih layak untuk kita hidupkan kembali sebbagai bbentuk pertanggungjawaban kepada rakyat,” tandasnya yang kembali mendapat applaus hingga menggema di auditorium gedung IDB di UNJ ini. Dalam sidang terbuka itu turut pula disaksikan oleh y berbagai tokoh politik nasional seperti CEO MNC Grup yang juga Calon Wakil Presiden RI Hary Tanoesoedibjo, Akbar Tanjung, Menpera Djan Faridz, Mantan Panglima TNI Widodo AS, mantan KABAKIN Hendrapriyono, Ketua DPD Irman Gusman dan Kwiek Kian Gie ini. Dan tak lupa tiga mantan Wakil Presiden RI yaitu Try Sutrisno, Jusuf Kalla, dan Hamzah Haz. Setelah menjalani sidang, Rektor UNJ UNJ Prof. Dr. Bedjo Sujanto pun membacakan hasil nilai dan ahirnya Wiranto dinyatakan lulus dengan IPK 3,91 dan meraih gelar Cumlaude. Persiapan Setahun, Tidur Hanya Dua Jam Selama Empat Bulan Untuk mencapai hasil disertasi doktor yang memuaskan itu, ternyata Wiranto tidaklah semudah membalikan tangan. Butuh waktu setahun untuk mempersiapkannya. Bahkan, berdasarkan pengakuan sang istri, Ugaya, suami yang telah dinikahinya sejak 1975 itu harus merelakan waktu tidurnya. “Persiapan setahun. Dan selama empat bulan terakhir saat memasuki bab terakhir, Bapak (Wiranto,red) harus tidur tidak lebih dari dua jam. Saya pun berupaya menyemangatinya dengan membuatkan minuman serta tidak lupa megingatkannya untuk menjaga makan dan minum vitamin agar staminanya tetap kuat,” ungkapnya. Wiranto sendiri menyebukan bahwa meluangkan waktu untuk kuliah disela-sela kegiatannya tidaklah mudah, namun ternyata jika diiringi dengan kemauan kuat ternyata dirinya bisa melakukannya juga. “Bahkan ketika sudah terbiasa, saya merasa semakin sayang jika sampai tidak masuk ke kelas, karena yang saya dapatkan dibangku kuliah ini sangat berguna dalam kehidupan yang saya jalani, sehingga dengan kebenaran teori dipadukan dengan praktik, maka saya semakin punya keyakinan bahwa apa yang saya lakukan ini benar, inilah yang mendorong saya untuk terus kuliah,” ujarnya. Jusuf Kalla menyatakan rasa apresiasinya pada Wiranto, sebab menurutnya dalam posisi seorang politisi dan ketua umum dari sebuah partai, Wiranto dalam berbagai kegiatannya masih mau untuk belajar dan mendapatkan ilmu. Hal senada diungkapkan oleh Try Sutrisno, “Semoga dengan gelar doktor ini, amal Pak Wiranto kepada bangsa dan negara semakin maksimal,” Ujarnya. Menurut Direktur Pasca Sarjana UNJ, Prof Dr H Djaali, yang menjadi penguji Wiranto dalam sidang terbuka, menyebutkan bahwa selama kuliahnya, Wiranto sama sekali tidak pernah bolos selama kuliah."Setiap ada kelas saya, dia selalu masuk. Total dia bertemu saya 48 kali pertemuan dari 3 mata kuliah, Saya kira ini yang mengantarkan beliau lulus dengan predikat cumlaude," tutur Djaali.
Posted on: Tue, 08 Oct 2013 04:10:15 +0000

Trending Topics



pic-575310949190765">Tegnap zuhogó esőben (hivatalos esőnap híján) 17 fő vett
Listen ladies If you have slept with over 8 dudes, you have
Like nese ke ndjenja... Histori Dashurie :(:( Dy te dashur

Recently Viewed Topics




© 2015