“Keluarga acakadut” Cast : ALL member Genre : - TopicsExpress



          

“Keluarga acakadut” Cast : ALL member Genre : Gaje ***sambungan*** ~2706~ Disisi lain rumah terdapat seorang pria berwajah amat muram sedang duduk di teras belakang. Tangannya memilin-milin daun kamboja. Entah apa yang dipikirkan pria itu. Keito yang melihat kejadian mengerikan itu langsung menghampirinya. “OHMIGOT, om Yuya. Lihat apa yang baru saja kau lakukan?” Keito mengumpulkan daun kamboja yang berserakan. “Kalau mama tau perbuatanmu, kami semua yang akan menanggung akibatnya.” Yuya tetap menatap kosong ke bunga kamboja. “Ada apa? Aku tau umurmu memang sudah lanjut, tetapi bisakah kau menatap kamboja ini? se-begitu mengenaskannya-kah nasibmu, sampai-sampai bunga kamboja ini mengingatkanmu yang sudah bau tanah ini.” Keito berusaha menghibur namun lebih terkesan menghina. “Aku tidak apa-apa.” Jawab Yuya dengan pelan. “Kau kenapa? Kau belum makan? Atau jangan-jangan kau sedang Ambeien stadium akhir?” Keito menerka-nerka. “Ambeien bibirmu jontor. Aku sudah bilang bahwa aku baik-baik saja.” Yuya menatap evil ke arah Keito. Ryutaro yang sedang berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum berbelok arah menjadi mendekati Keito dan Yuya yang sedang berdiskusi. “Om, minta jajan dong. Uang dari mamah lagi seret nih.” Ryutaro mengadahkan tangan. “Jajan apa? Om juga sedang menganggur.” Yuya semakin patah semangat. “Om. Om kapan nikah sih? Kapan mau punya anak? Dan yang terpenting, kapan pergi dari rumah ini?” Ryutaro menumpahkan kata-katanya tanpa tedeng aling-aling. “BAKA” Keito mendorong kepala Ryutaro. “Anak orang lagi galau, kau malah membuatnya semakin galau. Pergi sana.” Usir Keito. “Om. Cepat-cepatlah kau menikah. Lihat itu.” Ryutaro menunjuk perut Yuya. “mana ada wanita normal yang mau menikah dengan om om berperut buncit.” “Mamah........” Keito berteriak memanggil Inoo. Keito mengerahkan seluruh suaranya. “Ngadu. Gitu aja ngadu. Sensi banget sih. Iya iya, aku pergi.” Ryutaro mencolek dagu Keito. “Ibumu dulu mengidam apa ketika mengandungnya?” Ujar Yuya setelah Ryutaro menghilang di balik tembok. “Aku rasa dulu ibu mengidam jus jengkol di campur dengan mengkudu dan pare. Belum lagi cemilannya, mamah dulu ncemil silet. Makanya hasilnya seperti itu.” Keito menggeleng-gelengkan kepalanya. Keito menatap kasihan ke arah Yuya. “Om, sebenarnya apa yang terjadi?” “Ini sangat berat.” Yuya menundukkan kepalanya. Keito menepuk-nepuk bahu Yuya. “Sabar om, memangnya ada apa?” “Kau tidak akan mungkin bisa membantu.” Yuya menggigit kerikil. “Om, tenanglah. Jika memungkinkan, aku akan bicara dengan papa. Apa masalahnya.?” Keito mendesak Yuya. “Ini semua,, gara-gara. Ah, aku tidak sanggup melanjutkannya.” Yuya berurai air mata. Keito semakin kebingungan. Akhirnya Keito menaburkan bunga melati di sekitar Yuya dan menyemburkan beberapa semburan air. “Baka, aku ini tidak sedang kesurupan.” Yuya mempelototi Keito. “Lalu? Ceritakan saja semua padaku.” “Ano~,,, eto~,,, poto profil dan avatar twitterku belum di ganti.” Yuya menangis tersedu-sedu. “Uwahhh,,, Ryu,,,,,,,,,,,,,,, bunuh aku.” Keito menghantamkan kepalanya ke tembok. ***tubicontinu***
Posted on: Mon, 24 Jun 2013 05:06:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015