~Logika Terbalik~ Mungkin judulnya agak membingungkan dan - TopicsExpress



          

~Logika Terbalik~ Mungkin judulnya agak membingungkan dan menimbulkan pertanyaan. Masalahnya saya sendiri bingung bagaimana menterjemahkan secara baik arti kosakata Illogical Numeric ( Angka yang tidak masuk akal ? ). Terserah saja mau menterjemahkannya atau menganalogikan kosa kata tersebut. Permasalahan ini sebenarnya terjadi dilingkungan kita sehari- hari, entah kenapa hal ini justru tidak kita perhatikan dan akibatnya dianggap lumrah. Atau dikarenakan pembelajaran yang kita terima diwaktu sekolah/ kuliah mengajarkan kepada kita seperti itu, makanya dianggap hal lumrah. Angka yang besar tidak selamanya bagus. Contoh Kasus Pertama, Siapa yang juara sebenarnya ? Misalkan dalam lomba lari 100 meter, ada 5 orang peserta. Yang pertama masuk garis akhir disebut juara pertama, mengapa bukan juara ke lima ? bukankah angka 5 (lima) lebih besar lima kali lipat dari angka 1 (juara pertama) ? Logika umum biasanya akan beralasan karena dia adalah orang yang pertama kali sampai pada garis akhir, sehingga sah jika disebut juara pertama. Benarkah seperti itu ? Bagaimana dengan peraih medali terbanyak ? mengapa disebut juara pertama atau juara umum ? jika dibandingkan diantara keduanya; pertama, si pelari juara kesatu karena pertama masuk garis akhir, sementara yang kedua karena meraih perolehan medali terbanyak. Jika kita mengurutkan berdasarkan angka, semakin kecil sebuah angka, nilainya akan semakin rendah. Keterbalikannya, yang pertama angka satu merupakan angka yang paling baik, sementara yang kedua justru yang paling banyaklah yang terbaik. Contoh Kasus Kedua, Angka dalam sebuah penilaian. Disekolah, siswa/i yang paling baik rangkingnya selalu disebut rangking pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Artinya semakin kecil nilai peringkat/rangking maka sianak dianggap semakin baik. Bagaimana dengan nilai mata pelajaran ? Guru selalu memberikan angka yang tinggi untuk nilai yang baik, semakin tinggi angka yang diberikan berarti nilainya semakin baik. Nilai paling rendah yang dianggap cukup adalah angka 6, semakin naik semakin baik. Keterbalikan disini; menjadi siswa terbaik harus peringkat pertama (angka satu), untuk mendapatkan nilai terbaik siswa harus mendapat nilai sepuluh. Jadi mana yang terbaik ? satu atau sepuluh ? Contoh kasus ketiga, Nilai pelayanan. Pernah nginap hotel ? saya yakin pernah. Anda menginap di kelas berapa ? kelas melati, bintang satu, bintang dua atau bintang lima ? Pernah masuk rumah sakit ? semoga jangan pernah. Pelayanan terbaik yang diberikan dimulai VVIP,VIP, kelas I, Kelas II, Kelas III, Kelas IV dan Bangsal. Hotel, semakin banyak bintangnya maka pelayanannya akan semakin baik. Sementara rumah sakit, semakin tinggi kelasnya maka semakin jelek tingkat pelayanannya. Masih banyak contoh-contoh lain disekeliling kita dan terjadi sehari-hari. Mungkin karena sudah sering terjadi sehingga menjadi lumrah dan dianggap benar ( atau memang benar ? ). Atau memang dunia pendidikan kita harus selalu membenahi diri dan mengkaji kembali keterbalikan yang sudah dianggap lumrah. Orang kita selalu berpatokan kepada pepatah usang, Ala bisa karena biasa. Jika dipertanyakan terus tidak akan ada habisnya, silahkan rekan-rekan cari lagi keterbalikan logika (Illogical Numeric) yang ada disekitar kita. Karena jika diteruskan tidak berkesudahan, maka saya akhiri dengan 3 contoh kasus diatas. Sumber : page sebelah
Posted on: Mon, 24 Jun 2013 00:37:49 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015