# Membela siapakah kita sebenarnya? (2-habis) # Menurut - TopicsExpress



          

# Membela siapakah kita sebenarnya? (2-habis) # Menurut Aristoteles manusia secara sosial adalah "Zoon Politicon" atau seekor binatang politik. Apa maksudnya Aristoteles, saya menfsirkan, bahwa manusia itu mempunyai sifat-sifat kebinantangan dalam berpolitik. Sementara ada yang menafsirkan, bahwa "zoon politicon" berarti, hewan yang berpolitik sebagaimana orang menfasirkan "Homo faber" atau "homo sapiens". Karena manusia mempunyai sifat-sifat binatang dalam berpolitik maka ada kecenderungan perpolitikan berkecenderungan tidak mengenal sifat-sifat keadilan, sebab binatang tidak mengenak sifat adil. Binatang selalu egois dan cenderung destruktif satu sama lain jika berebut sesuatu. Tafsiran saya ini, tampaknya cukup pas untuk menggambarkan suasana perpolitikan di Indonesia, khususnya sejak era reformasi. Meskipun sebelum era reformasi juga terjadi, namun tidak sedahsyat era reformasi. Perpolitikan yang miskin idealisme dan nyaris hanya didasari oleh mimpi-mimpi betapa enaknya mempunyai kekuasaan politik yang membayangi para politisi. Meskipun ada, tetapi sangat sedikit diantara putra bangsa yang mempunyai idealisme atau cita-cita politik yang mencakup bukan hanya kepentingan dirinya, tetapi kepentingan bangsa dan negara. Bahkan, sekalipun mereka abdi negarapun, tidak sedikit yang rakus melebihi tikus, dan lupa bahwa mereka dibesarkan oleh institusi dan biaya dari negara. Perpolitikan yang sangat kasar di republik pasca reformasi ini tentu saja tidak terjadi begitu saja (given). Tetapi selalu ada faktor-faktor yang menjadi alasan penyebab. Jika ditarik ke belakang, yakni sejak Soekarno. Ternyata persaingan politik itu dipicu oleh persaingan elit yang kemudian berimbas kepada bangsa dan negara. Mengapa Muso memberontak, Kartosuwiryo memberontak, dan Syahrir dipenjara oleh Soekarno? Hal itu tidak lain disebabkan oleh persaingan politik para elit yang dibungkus kepentingan ideologi. Masih mending persaingan di zaman Soekarno yang membungkus persaingan itu dengan mimpi-mimpi (idealisme). Persaingan politik zaman sekarang terjadi karena percaya kepada dukun dan kyai engkik. (habis)
Posted on: Fri, 21 Jun 2013 20:56:04 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015