*" TINGGAL DIDALAM DIA "* Sahabatku yang terkasih didalam - TopicsExpress



          

*" TINGGAL DIDALAM DIA "* Sahabatku yang terkasih didalam Keluarga Kasih Kristus, tidak ada seorang pun yang dapat membuat kita rendah diri tanpa adanya persetujuan dari pribadi kita. Artinya, sekuat apapun musuh, pergumulan masalah, maupun intimidasi yang datang dari luar, tidak dapat membuat kita jatuh tergeletak jika kita memutuskan untuk tetap tegar dan keluar sebagai seorang pemenang bersama Tuhan. " TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. " ( MAZMUR 37 : 23-24 ) Dikalangan pebisnis, siapa yang tidak mengenal seseorang yang bernama Eka Tjipta Wijaya ( Oei Ek Tjong ), pendiri berbagai Perusahaan dibawah SINAR MAS GROUP di Indonesia..?? Saya percaya hampir semua kalangan pengusaha banyak yang mengenalnya. Namun sejenak mari kita lihat kisah perjalanan kehidupan beliau, yang akan memotivasi kita untuk meneladaninya dalam menggapai cita-cita masa depan kita bersama Tuhan. Lahir pada tanggal 3 Oktober 1923, Eka Tjipta Wijaya bertumbuh dengan keluarganya yang hidup dalam kemiskinan. Pada usia 9 tahun, beliau pindah ke Makasar untuk bersekolah SD dan membantu ayahnya mengelola sebuah toko kecil. Tamat SD, ia tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi. Ia pun mulai berjualan. Eka Tjipta Wijaya keliling kota Makasar untuk menjajakan biskuit dan kembang gula. Melihat usahanya tersebut berkembang, ia membeli becak untuk memuat barang dagangannya tersebut. Namun ketika usahanya itu mulai bertumbuh subur, datanglah Jepang menyerbu Indonesia termasuk ke Makasar, sehingga mengakibatkan usahanya hancur total. Ia menjadi menganggur, hasil yang Eka kumpulkan dengan susah payah, habis dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari. Di tengah-tengah harapan yang nyaris putus asa, Eka mengayuh sepeda bututnya untuk keliling kota Makasar, dan sampailah ia ke Paotere ( pinggiran kota Makasar ). Disitu ia melihat ratusan tentara Jepang sedang mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda. Tapi bukan tentara Jepang dan Belanda yang menarik perhatian Eka, melainkan tumpukan terigu, semen, dan gula, yang masih dalam keadaan yang baik. Secepatnya ia kembali ke rumah dan mengadakan persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Ia merencanakan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang ada di lapangan kerja tersebut. Ke esokan harinya, pada pukul empat pagi, Eka sudah berada di Paotere, Makasar. Ia membawa serta kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, tungku kecil berisi arang, cangkir, sendok dan sebagainya, termasuk enam ekor ayam. Semua alat dan kebutuhan tersebut ia pinjam dari ayah dan ibunya, juga dari teman-temannya. Sambil berjualan itulah, Eka meminta izin untuk mengangkat barang-barang bekas yang sudah dibuang oleh tentara Jepang. Iapun membawanya ke rumah dan memilih memisahkan barang yang masih baik dan tidak, untuk kemudian dijualnya. Terigu misalnya, yang masih baik dipisahkan, dan yang sudah keras ditumbuk kembali dan dirawat supaya dapat dipakai kembali. Karung-karung yang sudah robek pun ia jahit kembali untuk dapat dijualnya juga. Begitu pula dengan semen-semen bekas dan barang-barang bekas yang lainnya. Hingga pada suatu hari Eka menjadi seorang kontraktor kuburan orang kaya. Dan dari hasil menjadi kontraktor itulah ia mendapat keuntungan besar, yang bisa mengantarkannya berdagang kopra ( kelapa ) sampai kepada Sulawesi Selatan. Karena pada waktu itu keadaan perang, maka usahanya itupun mengalami kejatuhan, sampai ia menjual segala harta yang dimilikinya. Namun semangat Eka tidak pernah padam, dengan berserah penuh kepada Tuhan dan tetap mengandalkan-NYA, ia bangkit dan mulai berdagang lagi. Usahanya baru benar-benar melesat dan menjadi kuat setelah era Orde baru. Pria yang tidak kenal menyerah ini mampu membenahi aneka usahanya yang tadinya "tidak ada apa-apa" sekarang menjadi "ada apa-apanya". Perusahaan Tjiwi Kimia yang memproduksi kertas-kertas dan buku-buku merk SINAR DUNIA, yang dibangun pertama kali tahun 1976 kini sudah melesat sampai dunia Internasional. Serta dari hasil itulah hingga sekarang ia dapat membeli dan mempunyai perkebunan kelapa sawit dan teh, Bank BII ( Bank Sinar Mas ), Rumah Sakit, HP Smart, Real Estate dan Apartemen ITC Mangga Dua, Roxi ( Green View ), Ambassador di Kuningan, Jakarta, dan masih banyak lagi. " Sungguh saya menyadari, saya bisa menjadi seperti sekarang ini karena Tuhan Yesus yang sangat baik. Saya sangat percaya DiA dan selalu ingin menjadi hamba-NYA yang baik ", katanya mengomentari semua kesuksesannya dengan rasa haru akan Kasih Tuhan yang menyertainya begitu besar didalam kehidupannya selama ini. Bagaimana dengan setiap kita, apakah kita akan mengikuti teladan dari seorang Eka Tjipta Wijaya dalam setiap meraih impian masa depan kita bersama Tuhan..?? Ataukah kita akan menyerah di tengah jalan begitu saja, disaat terpaan badai kehidupan datang dalam kehidupan kita..?? Pilihan ada di tangan kita. " Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. " ( AYUB 42 : 10 ) Eka Tjipta Wijaya yang hanyalah seorang tamatan dan lulusan Sekolah Dasar ( SD ) karena ketidakmampuan ekonomi keluarganya dan hidup dalam kemiskinan pada saat ia kecil, namun kini mampu meraih mimpi setinggi langit, bukan karena sebuah kebetulan semata-mata. Namun karena sebuah perjalanan panjang yang di ikuti dengan doa dan tetap berharap serta mengandalkan Tuhan. Sama halnya dengan kehidupan seorang Ayub dalam Firman Tuhan, meskipun jatuh bangun Ayub alami dalam kehidupannya bahkan sampai kehilangan segala sesuatu yang dimilikinya, namun Ayub tetap menaruh percaya kepada Tuhan, bahwa DIA akan mengangkat segala pergumulannyanya menjadi jauh lebih baik. Begitulah seharusnya kita sebagai anak-anak Tuhan dalam menggapai setiap cita-cita kita untuk masa depan. " Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. " ( MATIUS 7 : 25 ) Ibarat sebuah rumah yang didirikan diatas batu pondasi yang kuat, hingga saat angin maupun hujan dan banjir datang, rumah tersebut tetaplah kokoh tak tergoyahkan. Demikianlah kita yang tetap tinggal didalam Tuhan akan tetap teguh meraih setiap impian kita, meskipun didalam keadaan yang sangat terbatas sekalipun. Amin. " Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia. " ( 1 KORINTUS 2 : 9 ) Seseorang yang melihat kebaikan Tuhan dalam berbagai hal, selalu memiliki pikiran yang baik. Dan seseorang yang memiliki pikiran yang baik, akan senantiasa mendapatkan kenikmatan hidup bersama-NYA. Maka dari itu apapun yang kita alami dalam meraih setiap impian masa depan kita, TETAPLAH TINGGAL DIDALAM TUHAN, hingga DIA menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-NYA. Salam Kegerakan Kasih Agape. " We love Jesus and you. God bless you all. " - ( By : AEP ) -
Posted on: Tue, 23 Jul 2013 13:10:00 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015