1. Mencabut subsidi BBM yg hanya 12% dari total APBN yg berdampak pada kenaikan harga BBM...atau... 2. Banyak opsi lain seperti, Kurangi gaji Presiden yg mencapai Rp 1,8M per tahun (tertinggi ketiga di dunia) plus dana taktisnya Rp 2M perbulan cukup sudah gaji tinggi dan tunjangan mahal, hentikan juga kantong2 anggaran lain seperti Biaya pidato sebesar Rp 1,2 milyar; Parkiran kendaraan roda dua di Istana yg mencapai Rp12,3 miliar, Anggaran 12 staf kepresidenan senilai Rp 27,5 miliar (2012), Baju baru Rp 839 juta. Furniture Istana Rp 42M tiap tahun, Road blocker Rp 49M Penyusunan pidato saja menggerus dana APBN Rp1,9 milyar. Kurangi anggaran perjalanan dinas pejabat negara yg mencapai Rp 21 triliun (biasanya dipakai kampanye ke daerah atau jalan2); Perketat penyalahgunaan uang negara yg sedikitnya Rp 103 triliun. Stop memberi subsidi ke swasta dan perusahaan asing yg dikenal dgn istilah (Tax Holiday), subsidi BLBI Rp.144 T, rekapitulasi perbankan 500 T, Century 6,7 T, baru-baru ini pemilik grup lapindo (yg masuk kategori orang terkaya) dpt subsidi APBN 1,3 T. jadi dari 2007 total hingga sekarang 7,2 T. Negara maksimalkan pengelolaan SDA, dari hutan saja kita bisa mendapatkan Rp2.000 triliun/th melebihi APBN kita,(jurnal-ekonomi.org/mencoba-meramu-apbn-syariah/) belum lagi laut, dan barang tambang seperti emas dan sumur2 minyak yang masih banyak bertebaran tapi belum dikelola... Pantau kebocoran APBN yg mencapai 30% (Artinya, jika total APBN mencapai Rp 1600 triliun, berarti ada Rp 320-an triliun uang negara yang menguap tidak jelas). cukup itu saja kita sudah sangat sejahtera tidak perlu mencabut subsidi yang hanya Rp193 triliun tahun 2012 kemarin saja anggaran subsidi BBM masih ada sisa 32,7triliun tuh...kalau ada yg punya opsi lain lagi silahkan di tambahkan. pokoknya kalo SBY nga mau pilih opsi ke 2, bubarkan saja rezim Pemeras beserta kroni2nya dan ganti system korup ini dengan Syariah Khilafah...
Posted on: Sat, 22 Jun 2013 07:55:15 +0000