1. Shahih al-Bukhari A. Biografi Ringkas Penulisnya Para ulama - TopicsExpress



          

1. Shahih al-Bukhari A. Biografi Ringkas Penulisnya Para ulama sepakat bahwa Shahih Bukhari adalah kitab yang paling shahih sesudah al-Quran. Pendapat yang masyhur ini dan berkembang dalam masyarakat. Penulis kitab ini adalah Imam Bukhari. Nama lengkap ulama ini adalah Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah. Ulama ini lahir di Bukhara, suatu kota di Uzbekistan, wilayah Uni Sovyet yang merupakan simpang jalan antara Rusia, Persi, Hindia dan Tiongkok. Karena itu, dia disebut dengan nama Bukhari (putra daerah Bukhara). Beliau dilahirkan selesai shalat Jumat, pada tanggal 13 Syawal 194 H (810M) Al-Khatib al-Baghdadi menceritakan bahwa Bardizbah adalah seorang yang beragama Majusi dan meninggal dalam keadaan Majusi. Sedangkan anak Bardizbah yaitu Mughirah telah masuk Islam di masa al-Yaman al-Bukhari, seorang walikota daerah Bukhara. Ayah imam Bukhari, Ismail bin Ibrahim, disebut sebagai ulama hadis. Ibnu Hibban dalam kitab Ats-Tsiqat mengatakan Ismail bin Ibrahim ayah imam Bukhari yang meriwayatkan hadis dari Hammad bin Zaid dan dari Imam Malik, dan dari Ismail bin Ibrahim inilah penduduk Irak mengambil hadis. Sementara itu mengenai imam Bukhari, al-Hafizh berkata ”ketika Ismail bin Ibrahim meninggal, Muhammad bin Ismail (imam Bukhari) masih kecil. Oleh karena itu, Muhammad bin Ismail tumbuh dalam asuhan ibunya. Ibu Muhammad bin Ismail adalah seorang perempuan yang taat beribadah yang dikarunai karamah. Dikisahkan Ghunjar dalam Tarikh Baghdad dan Al-Ilka’i dalam Syarh As-Sunnah, Bab Karamatu Al-Aulya, bahwa sewaktu kecil, kedua mata Muhammad bin Ismail telah buta. Kemudian ibu Muhammad dalam tidurnya melihat Nabi Ibrahim berkata kepadanya ”Wahai kaum perempuan, sungguh Allah telah mengembalikan kedua mata putramu karena kamu sering berdoa kepada-Nya. Dan di pagi harinya, sungguh Allah telah mengembalikan penglihatan mata Imam al-Bukhari. Bukhari mulai mempelajari Hadis sejak usianya masih muda sekali, bahkan sebelum mencapai usia sepuluh tahun. Meskipun usianya masih sangat muda, dia memiliki kecerdasan dan kemampuan menghafal yang luar biasa. Muhammad ibn Abi Hatim menyatakan bahwa dia pernah mendengar Bukhari menceritakan bahwa dia mendapatkan ilham untuk mampu menghafal Hadis. Ketika ditanya sejak susia berapa dia memperoleh ilham tersebut, dijawab oleh Bukhari sejak berumur sekitar 10 tahun atau bahkan kurang dari itu. Menjelang 16 tahun dia telah mampu menghafal sejumlah buku hasil karya ulama terkenal pada masa sebelumnya, seperti Ibn al-Mubarak, Waki’ dan lainnya. Dia tidak hanya menghafal hadis-hadis dan karya para ulama terdahulu saja tetapi juga mempelajari dan menguasai biografi dari seluruh perawi yang terlibat dalam periwayatan setiap hadis yang dihapalnya, mulai dari tanggal dan tempat lahir mereka, juga tanggal dan tempat mereka meninggal dunia dan sebagainya. Imam Bukhari dikenal sebagai seorang muhadditsin yang wara’, sedikit makan, banyak membaca Alquran baik siang atau malam, serta gemar berbuat kebaikan kepada murid-muridnya. Mengenai perawakannya, disebutkan imam Bukhari adalah seorang syaikh yang berbadan kurus, tidak tinggi juga tidak pendek. Hal ini diungkapkan al-Khatib al-Baghdadi. B. Nama Kitabnya dan Jumlah Hadisnya. Kitab inilah induk kitab-kitab hadis yang ternama. Al-Bukhari menamainya dengan (الحامع الصحيح المسند من حديث رسول الله صلعم (al-Jami’ash-Shahih al-Musnad min Haditsi Rasul SAW). Kitab ini terbagi dalam 97 kitab, dan 3.451 bab. Bukhari menyelesaikan Shahihnya dalam waktu 16 tahun. Setiap beliau hendak menulis hadis, beliau mandi dan beristikharah. Ibnu Shalah menetapkan bahwa jumlah hadis al-Bukhari ada 7.275 buah hadis dengan berulang-ulang. Kalau tidak berulang-ulang ada 4.000 buah hadis. Hitungan Ibnu Shalah ini diikuti oleh an-Nawawy. Al-Hafizh berkata, ”Mereka menetapkan demikian karena bertaqlid terhadap al-Hamawy. Sesudah saya hitung baik-baik dengan cermat bahwa jumlah hadis al-Bukhari berserta dengan yang berulang-ulang, selain hadis mu’allaq dan muttabi’i ada 7.397 buah hadis dan yang tidak berulang-ulang ada 2.602 buah. Jumlah yang mu’allaq ada 1.341 buah, jumlah yang mutabi’ ada 344 buah. Jumlah seluruhnya ada 9.082 hadis” Jumhur ulama hadis menyambut hadis Shahih al-Bukhari tanpa memeriksanya kembali. Ad-Daruqutny telah menyisihkan 110 buah hadis, 30 buah di antaranya disetujui oleh Muslim, 78 buah hadis diriwayatkan oleh Bukhari sendiri. Penyaringan ini telah dibantah oleh Ibnu Hajar dalam Muqaddimah Fath al-Bari. C. Komentar Ulama terhadap Kitabnya Dari syaikh Imam al-Bukhari juga bernama Ismail bin Abi Uwais. Suatu ketika Imam al-Bukhari memilih hadis yang shahih dari kitab Ismail bin Abi Uwais dan Imam al-Bukhari menasakh hadis-hadisnya. Setelah selesai, maka Ismail bin Abi Uwais dengan bangga berkata, ”hadis ini adalah hadis pilihan Muhammad bin Ismail dari semua hadis riwayatku”. Al-Farbari berkata, ’Aku telah melihat Abdullah bin Munir menulis hadis dari Imam Bukhari. Aku juga telah mendengar Abdullah bin Munir berkata ”Aku adalah murid Imam al-Bukhari”. Padahal, Abdullah bin Munir adalah guru imam al-Bukhari. Terbukti dengan periwayatannya Imam al-Bukhari dalam kitab Al-Jami’ Ash-Shahih hadis dari Abdullah bin Munir. Syaikh Nurul Haq bin Abdil Hay al-Muhaddits ad-Dahlawi berkata ”Dia (imam Bukhari) di masanya adalah orang yang tidak ada duanya dalam menghafal hadis, menyeleksi, memahami makna Alquran dan sunnah. Dia adalah seorang berilian dan jenius yang penuh iffah, zuhud yang sempurna dan sangat wira’i. Tentu itu saja, pandangannya amat jeli, ijtihadnya sangat dalam dan mampu beristimbat hukum-hukum furu’ dan ushulnya. Imam an-Nawawi di penghujung penulis biografi Imam al-Bukhari berkata, ”dan ini merupakan rangkaian huruf-huruf untuk menulis manaqib dan sifat-sifatnya, mutiara-mutiara syamailnya dan daerah yang pernah disinggahinya sebagaimana yang telah aku isyaratkan di depan. Manaqib Imam al-Bukhari sangat banyak dan terbagi menjadi; kelompok orang-orang hafizh dan menguasai Ilmu Dirayah; orang yang mengumpulkan hadis dan meriwayatkannya; ahli ibadah dan ahli mengambil kesimpulan; orang wira’i dan zuhud; ahli menyeleksi dan mengambil kongklusi; ilmuwan dan cendekia dan perilaku dan memiliki karomah” D. Kitab Syarahnya Sesungguhnya, tidak ada sebuah kitab pun yang mendapat perhatian besar sebesar perhatian yang diperoleh oleh Shahih al-Bukhari. Lantaran itu didapatilah syarahnya sebanyak 82 buah. Syarah-syarah itu ada yang panjang dan ada yang ringkas, ada yang sedang. Diantaranya ialah A’lam as-Sunnan susunan al-Khaththaby (388H), al-Kawakib ad-Darari susunan Muhammad ibn Yusuf al-Kirmany (775H). Syarah yang banyak tersebar dalam masyarakat adalah Irsyad as-Sari, karya Ahmad ibn Muhammad al-Mishry alQashtalany (851 – 923H). Di antara kitab syarah yang ada, hanya empat buah saja yang terpandang tinggi dari segala segi, yaitu : 1) At-Tanqih, karya Badruddin az-Zarkasyi, 2) At-Taswsyih, karya Jalaluddin as-Sayuthy, 3) Umdat al Qari, karya Badruddin al-Ainy, 4) Fath al-Bari, karya Syihabuddin (ibnu Hajar) al-Asqalany.
Posted on: Thu, 01 Aug 2013 04:27:22 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015