AUTENTISITAS KEPENTINGAN DALAM POLITIK Keseharian setiap - TopicsExpress



          

AUTENTISITAS KEPENTINGAN DALAM POLITIK Keseharian setiap individu selalu saja berjalan seperti air mengalir yang mencari tempat yang lebih rendah untuk dialiri tanpa peduli tujuan yang mau ditempuh; inilah anomali air yang selalu saja terjadi dalam hukum alam dalam dunianya air. Akankan anomali air ini pun bisa menjadi ajang dalam analogi situasi sosial politik saat ini yang selalu berjalan tanpa menentu kemana arah yang dituju secara persis. Air mengalir kemana saja, yang penting di tempat yang lebih rendah, sedangkan politik bisa terjadi sebaliknya atau pun bisa searah, namun yang pasti bahwa politik itu susah untuk diprediksi karena luasnya politik itu seperti luasnya kepentingan. Setiap Individu dalam sebuah lembaga ( baca: partai politik ) mempunyai kepentingan yang bisa diikat-satukan menjadi kepentingan partai politik tertentu. Selanjudnya hal yang sama terjadi dalam setiap lembaga yang dinamakan partai poltik itu. Jika setiap kepentingan yang berjalan dengan segala proses regulasi seperti itu, pertanyaannya adalah: Akankah kepentingan bisa muncul untuk menyuarakan dirinya secara otentik seperti ala Hegel dalam pemikiran politiknya tentang autentisitas? Autentisitasnya sebuah kepentingan akan menunjukan eksistensinya kalau diberi ruang dan waktu secara benar, dan mungkin bisa dipahami terlebih dahulu kalau ruang dan waktu itu hanya bisa menunjukan eksistensinya secara tepat dan bisa berurutan kalau orang puya waktu untuk membaca, merenung dan baru bisa menulis ( baca: bisa berbicara ). Kegiatan menulis atau berbicara dapat terjadi setelah ia melewati dua tahap awal yakni membaca dan merenung. Merenung di sini dipahami dalam rana etika dalam pengertian menuju tindakan manusia sebagai individu. Kembali ke orientasi masalah utama adalah tentang kepentingan partai politik yang pantas menyebut kepetingan partai sebagai kepentingan bersama atau bahasa kreennya partai politik, adalah kepentingan rakyat. Demi rakyat kami berjuang atau kami berjuang untuk kesejahteraan rakyat. Selogan ini bernuansa sangat mulia dan bisa menjadi pahlawan peretas kepetingan rakyat yang sangat tinggi menjulang ke langit yang sungguh absen terhadap hakekad hidup manusia secara individual atau kolektif. Sebuah pertanyaan berikut yang menggelitik adalah:Rakyat yang mana dalam cakupan individual atau kolektif?. Jawabannya yang tentu mendekati kebenaran adalah politik. Politik ya politik. Politik itu dalam perakteknya bisa dipetik dua dimensi yakni yang absen dari etika dan melibatkan etika. Pertanyaan yang bisa dijawab oleh setiap individu yang disebut sebagai poiitisi adalah sudakah etika dalam diri setiap individu menunjukan autentisitasnya secara nyata atau tunggu dan terus tungguh lima tahun berikutnya dan lima tahun berikutnya lagi dan terus seperti itu lagi di lima tahun mendatang, yang akhirnya menjadi sebuah perayaan ulang lima tahunan terus..Ratapan tentang autentisitas kepentingan untuk perubahan Indonesia baru, saya sangat berharap agar jangan menemukan kekekalannya... Respon, Dr. Thomas Pureklolon, untuk saat kini.
Posted on: Thu, 07 Nov 2013 05:37:35 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015