Abu Naqieb HATI YANG BERKHALWAT; menghindari detail zina... - TopicsExpress



          

Abu Naqieb HATI YANG BERKHALWAT; menghindari detail zina... ================================= kepada Ikhwan dan Akhwat... kepada setiap hati yang terpaut dengan dunia uluum syari kepada setiap hati yang terpaut dengan dakwah kepada setiap pemuda generasi islam yang kucintai... ---------------------------------------------------------Akhi Wa Ukhti Fillah… kita ber-agama, kita ber-islam, .. bukanlah dengan perasaan… apa kita mau membawa aturan-aturan agama ini sesuai dengan perasaan kita.. perasaan, ini Cuma teman… perasaan, ini Cuma sekedar perhatian kepada adik… perasaan, kami tidak akan melampaui batas… perasaan… perasaan dan perasaan… Akhi wa Ukhti Fillah… Aturan Islam ini datang dari Yang Menciptakan perasaan kita semua… tidaklah Allah swt meletakkan batas-batas pergaulan untuk kita melainkan untuk menjaga hati dan perasaan kita agar tetap suci hingga bertemu dengan-Nya kelak… Pertanyaannya, apakah kita benar-benar termasuk kekasih yang rindu bertemu Allah? atau kita hanya bayang-bayang tak tahu arah dalam komunitas Penuntut Ilmu Syar’I ini… Ikhwah fillah… Pergaulan dan perasaan kita tak akan pernah luput dari perangkap-perangkap halus syeithan… Maka camkan!!! Bila pergaulan dan perasaan kita telah keluar dari tuntunan sang kekasih Rasulullah saw, maka hentikan… hentikan sekarang… Bahkan jangan pernah melangkah untuk memulai… Bukankah Allah swt tidak hanya mengaramkan zina… tapi Allah mengharamkan semua media, semua pergaulan, semua perhatian, semua hal yang mendekatkan kita kepada Zina… Jadi pernahkah kita pahami bahwa di sisi Allah swt, langkah kita 1cm saja untuk mendekati zina adalah sebuah dosa… Bukah Rasulullah saw telah menjelaskan kepada kita bahwa setiap tubuh kita punya bagian dalam berzina… kaki kita yang melangkah, tangan kita yang memberikan perhatian, mata kita yang berkhianat, telinga kita yang mendengarkan suara yang mengotori hati, mulut kita yang membicarakan hal-hal yang tak semestinya diungkapkan kepada sembarang orang apalagi lawan jenis. Dan terakhir, dan yang paling halus perangkap syeitannya adalah Zina Hati kita. Ikhwah Fillah… dengan topeng apa kita mau menutupi pergaulan salah kita. Apakah hubungan adek-ade’an? Bukankah Istri raja mesir, telah tahunan menganggap Nabi Yusuf as sebagai anak, dan menganggap dirinya sebagai ibu Nabi Yusuf? Tapi Allah memberikan kita pelajaran, bahwa hubungan seperti itu tidak akan menghindarkan diri dari Godaan Zina tubuh!!! Bagaimana kita mau berharap hubungan ade’-ade’an kita, hubungan kaka’-kaka’an kita bisa melindungi kita dari Zina kaki, Zina Tangan, Zina mata, Zina Telinga, Zina Mulut, dan paling penting adalah Zina Hati. Ikhwah Fillah, pernahkah kita mendengar hadits yang menceritakan peringatan Rasulullah akan bahaya mendekati Zina? Ketika Rasulullah ditanya tentang Ipar yang berlawan jenis, saudara atau saudari dari Istri atau suami, atau bisa juga Suami atau Istri dari saudara atau saudari kita, tahukah kita apa jawaban Rasulullah saw. “Ipar adalah kematian”. Allahu akbar. Ya. Saking menjaganya Rasulullah agar kita tidak mendekati Zina, beliau saw mempermisalkan Ipar dengan Kematian. “Maka sebagaimana kamu berhati-hati dari kematian, begitulah kamu harus berhati-hati dalam pergaulan dengan ipar.” Bila pergaulan dengan ipar saja Rasulullah mempermisalkannya dengan “kematian”, bagaimana dengan Akhwat ataupun Ikhwan yang kita tidak punya hubungan apapun dengan dia.??? Berpikirlah Akhi wa ukhti fillah… bila Allah mengatakan bahwa perangkap syeitahn itu lemah, maka Alangkah lemahnya kita bila setelah semua Ilmu Syar’I yang kita pelajari kita masih mau dicucuk hidungnya oleh syeitan digiring ke pergaulan dan perhatian sesama lawan jenis yang tidak Syar’i. Akhi wa Ukhti fillah… Bukankah Surga yang kita impikan? Bukankah surga yang kita upayakan dengan semua kelelahan di dunia ini? Jawablah…! Kalau iya ,ketahuilah atau ingatlah, bahwa di dunia ini memang hal-hal dzohier yang akan bermanfaat untuk urusan dunia kita. Tapi di akhirat kelak, di antara gerbang Surga dan jurang Neraka, hanya Amalan Bathin hati kita yang akan menentukan kemana kaki melangkah. Di akhirat kelak, tidaklah berarti baju koko kita, jilbab besar kita, buku-buku uluum syar’I yang kita genggam, sms dakwah yang kita kirim ke lawan jenis, buku-buku islam yang kita hadiahkan untuk lawan jenis, makanan yang hidangkan untuk lawan jenis… dan semisalnya… Ya. Semua itu tidak akan bermanfaat bahkan akan menjerumuskan kita, bila hari ini di dunia kita melakukan itu semua dalam keadaan hati kita kosong dari ikhlas, kosong dari rasa takut pada Allah swt. Dan semua itu pun takkan bermanfaat bila kita tidak melakukannya sesuai tuntunan Rasulullah saw. Ya. Begitulah syeithan memperdaya kita. Kebaikan yang kita harapkan, tapi tanpa menghadirkan ikhlas dan takut kepada Allah, serta tidak kita perhatikan batasan-batasan yang dijelaskan Rasulullah saw, maka itu akan menjadi dosa zina akhirnya. Akhi wa ukhti fillah… Kepada-mu yang ber-alasan, perhatian dan pergaulan itu untuk perkenalan menuju jenjang pernikahan… Subhanallah, betapa agung tujuanmu… tapi ingat dan camkanlah, kebaikan yang kita inginkan keberkahannya itu mana mungkin tercapai bila dimulai pelanggaran batasan-batasan syar’I Rasulullah saw dalam pergaulan dan perhatian yang kita berikan. Bagaimana mungkin sebuah ibadah dimulai dengan dosa!!! Tidak mungkin akhi wa ukhti fillah, syeithan sedang menipu-mu… Bukankah Rasulullah hanya memperbolehkan “melihat” kepada wanita yang kita lamar… ingat hanya “melihat” yang diperbolehkan Rasulullah saw. Kenapa kita keluar batas hingga harus saling memberikan perhatian yang lebih, bahkan melebihi perhatian suami istri. Sms-sms dengan modus dakwah, dengan modus mengingatkan tahajjud dan lain-lain. Apa kita tidak sadar bahwa kita sedang mendekati zina, ya itu memang bukan Zina, tapi itu mendekati zina. Bukankah itu yang dilarang Allah swt. Bukankah itu menjadi dosa. Sekali lagi, bukankah rasulullah saw hanya memperbolehkan “melihat” kepada wanita yang dilamar. Tapi mengapa kita berani melampau batas hingga jalan bersama, makan bersama. Ya, akhi wa ukhti, itu bukan zina. Jalan bersama, sms-an, telepon, itu mungkin bukan khalwat menurut kita karena banyak orang-orang disekitar kita…! Tapi… akuilah, karena ku tahu engkau juga menyadarinya… bahwa, saat sms-an, telepon-an, jalan bersama dengan wanita lain, maka saat itu dua hati laki-laki dan perempuan sedang ber-khalwat. Ya. Memang jasad kita tidak sedang khalwat, tapi hati kita!! Dan bukankah telah kita tahu, bahwa yang diperhitungkan di akhirat kelak adalah urusan hati. Akhi wa ukhti, kita bisa menipu orang lain. Tapi kita takkan bisa menipu Allah swt ,kita tak bisa menipu diri kita sendiri. Nah, itu adalah batasan yang Rasulullah berikan kepada laki-laki dan perempuan yang menempuh masa Lamaran… bagaimana dengan yang ,niat melamar saja belum ada? Ya, bagaimana dengan yang punya niat “coba-coba” atau “liat-liat dulu, siapa tahu cocok”… Akhi- wa Ukhti Fillah… Aku tidak menulis surat ini untuk laki-laki atau perempuan yang belum mengenal Ilmu syar’I, belum mengenal jama’ah dakwah, belum belajar apapun tentang agama islam yang indah ini…. Ya… ku tulis surat ini untuk-mu Akhi Wa Ukhti Fillah, untuk-mu yang Allah anugrahi Hidayah untuk masuk dalam komunitas penuntut Ilmu Syar’i, untuk-mu yang Allah anugrahi Hidayah untuk berada dalam barisan Dakwah, untuk-mu yang mencintai Allah swt dan Rasul-Nya saw… Untuk-mu, yang ku berharap Allah memperindah masyarakat muslim dengan keberadaan-mu… Untuk-mu, yang ku berharap Allah pertemukan kita kelak di telaga sang Nabi saw dan di Surga Allah swt… in.sya Allah… Moga Allah menetapkan hidayah-Nya kepada kita, tak ada Ana Akhukum fillah… bukanlah sosok muslim sempurna, bukanlah pribadi muslim ideal, hanya yang mengharapkan hidayah dan rahmat Allah melalui program sesama muslim, nasehat-menasehati dalam kebaikan…. Takkan ada yang bisa tegak lurus di jalan Ini, kecuali yang Allah tunjuki dan rahmati… Ya Allah, dengan ini ku mohon Inayah dan Hidayah serta Maghfiroh-Mu, agar engkau meneguhkanku dalam jalan Islam ini… dengan ini kumohon pada-Mu Istiqomah di jalan-Mu ini…. Uhibbukum fillah..
Posted on: Sun, 27 Oct 2013 05:27:35 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015