Ada analisis saya di Kompas hari ini tentang peta politik Pilgub - TopicsExpress



          

Ada analisis saya di Kompas hari ini tentang peta politik Pilgub Jatim Kekuatan Sosok Versus Parpol 0 KOMENTAR FACEBOOKTWITTER Pemilihan Umum Kepala Daerah Jawa Timur menjadi ajang uji coba terakhir bagi partai politik untuk mengukur kekuatan menjelang Pemilihan Umum 2014. Pertarungan kekuatan figur pasangan calon kepala daerah melawan mesin partai politik mewarnai pemilihan gubernur provinsi itu. Kecuali pasangan Eggi Sudjana-M Sihat yang mencalonkan diri dari jalur perseorangan, tiga pasangan lain diusung parpol yang eksistensinya cukup kuat di Jatim. Pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) diusung koalisi Partai Demokrat dengan sembilan parpol. Pasangan Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah (Bangsa) diusung tunggal oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pasangan Khofifah-Herman S Sumawiredja (Berkah) diusung koalisi Partai Kebangkitan Bangsa dan tujuh parpol lain. Lolosnya Khofifah sebagai calon gubernur, setelah sebelumnya dinilai tidak memenuhi syarat, membuat perebutan kursi orang nomor satu di Jatim menjadi lebih menarik. Pesta demokrasi lokal di Jatim kali ini seolah menjadi episode lanjutan dari drama politik lima tahun sebelumnya. Memori publik tentu masih menyimpan bagaimana persaingan antara Soekarwo dan Khofifah di Pilkada Jatim 2008. Persaingan sengit di antara keduanya berakhir dengan kemenangan tipis Soekarwo atas Khofifah. Hasil tersebut menutup drama politik panjang dari pilkada yang digelar hingga tiga putaran dan menghabiskan dana hampir satu triliun rupiah itu. Bayangan pilkada lima tahun silam tersebut tentu mewarnai dinamika politik yang terjadi pada pilkada mendatang. Status petahana sudah pasti menjadi modal utama bagi Soekarwo-Saifullah Yusuf. Namun, lolosnya pasangan Khofifah-Herman S Sumawiredja cukup menjadi ganjalan berarti bagi pasangan petahana. Konfigurasi politik di saat-saat terakhir perhelatan hajatan demokrasi lokal ini membuat hasil akhir Pilkada Jatim menjadi lebih sulit diprediksi. Selain pasangan Khofifah-Herman, pasangan Bambang-Said yang diusung PDI-P juga menjadi penantang yang patut diperhitungkan. Soliditas partai berlambang banteng merah ini sudah terbukti di sejumlah kontestasi politik lokal di ranah Jawa. PDI-P sukses mengusung calonnya di Pilkada DKI Jakarta dan Jateng. Partai ini juga berhasil menjadi lawan tangguh meski akhirnya kalah dalam kontestasi Pilkada Jabar dan Bali. Menantang petahana Pilkada Jatim dapat dimaknai sebagai pertarungan kekuatan sosok atau figur Soekarwo sebagai petahana dengan Khofifah dan Bambang DH. Di sisi lain, momentum ini juga menjadi tolok ukur eksistensi kekuatan mesin politik Partai Demokrat, PDI-P, dan PKB di Jatim. Momentum pilkada mendatang juga bakal menjadi ajang perlawanan terhadap kekuatan petahana. Persaingan ketat terutama dari tiga pasangan yang diusung parpol akan menguji sejauh mana figur sang petahana mengakar di Jatim. Pengamat politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, menggambarkan, persaingan akan sengit antara petahana dan, terutama, dua pasangan pesaing yang diusung parpol (Khofifah-Herman dan Bambang-Said). Peta daerah persaingan antar-pasangan calon akan terbelah menjadi kawasan wilayah yang berbeda. Wilayah tapal kuda dan wilayah utara Jatim akan menjadi medan pertarungan ketat Karsa melawan pasangan Khofifah-Herman. Sementara wilayah Mataraman akan menjadi daerah persaingan ketat Karsa melawan Bambang-Said. Demografi politik ini tak terlepas dari karakteristik sosiopolitik masyarakat Jatim yang terbelah antara ”merah” dan ”hijau”. Sebagian wilayah Jatim sebelah barat adalah wilayah merah yang merupakan basis partai politik nasionalis dan dikuasai PDI-P yang diambil alih Demokrat pada Pemilu 2009. Kawasan utara dan Madura menjadi wilayah hijau yang didominasi partai berbasis Islam, seperti PKB, PPP, dan PKNU. Fakta politik ini setidaknya mengilustrasikan bagaimana pemilihan gubernur Jatim kali ini lebih dari sekadar pertarungan antarsosok pasangan calon. Pertarungan juga antarparpol pendukung yang sekaligus menjadi pemanasan mesin politik jelang Pemilu 2014. Bagaimanapun, ajang Pilkada Jatim ini menjadi ladang uji coba terakhir untuk mengukur kekuatan mesin parpol sebelum pemilu berlangsung tahun depan. (YOHAN WAHYU/Litbang Kompas) KOMPAS_ART0000000000000000001567048
Posted on: Wed, 14 Aug 2013 07:46:40 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015