Ada yang beberapa kali melakukan upacara melukat, ruwatan, tolak mala, buang sial, inisiasi dan lain-lain yang sangat erat dengan ritual keagamaan, tetapi tetap mengalami penderitaan dalam hidupnya, kemudian mengeluh. Kita harus memahami bahwa Upacara-Susila-Tattva sebagai kerangka ajaran harus ada dalam satu kesatuan yang integral untuk sebuah pencapaian yang sempurna. Upacara adalah sabdanya sebagai pemancangan komitmen suci; susila adalah bayunya sebagai tindak lanjut realisasi komitmen yang telah dipancangkan; tattva adalah idhepnya sebagai dasar pemahaman hakikat perjuangan hidup yang sedang dijalani. Kesempurnaan dicapai dengan "manunggaling sabda-bayu-idhep". Jika tidak, itu hanya bersifat mekanikal semata. Energi suci dari sebuah upacara suci, sebagaimana aliran listrik, jika diri kita sebagai lampu tidak ada pada posisinya, maka lampu itu akan tetap padam, dan hati kita sebagai ruangan akan tetap ada dalam kegelapan.
Posted on: Wed, 21 Aug 2013 06:55:49 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015