Akhirnya muncullah orang-orang yang mengaku muslim dan merasa - TopicsExpress



          

Akhirnya muncullah orang-orang yang mengaku muslim dan merasa bertaqwa tetapi cara- pandangnya mirip dengan kaum yahudi- nasrani. Mereka lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat. Peduli sukses dunia daripada sukses akhirat. Bahkan penyakit ini menjangkiti sebagian orang yang dikenal sebagai Ustadz di tengah masyarakat. Para “ustadz” ini bila menafsirkan ayat Allah mengenai bagaimana seharusnya mensikap dunia dan akhirat, maka mereka menafsirkannya berdasarkan faham materialisme alias dunia-oriented. Misalnya terhadap ayat berikut: ِﻎَﺘْﺑﺍَﻭ ﺎَﻤﻴِﻓ َﻙﺎَﺗﺁ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﺭﺍَّﺪﻟﺍ َﺓَﺮِﺧﻵﺍ ﻻَﻭ َﺲْﻨَﺗ َﻚَﺒﻴِﺼَﻧ َﻦِﻣ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. ” (QS Al- Qashshash 77) Sudah sangat jelas bahwa melalui ayat di atas Allah ﻪﻧﺎﺤﺒﺳ ﻭ ﻰﻟﺎﻌﺗ menyuruh kita mengejar negeri akhirat sebagai fokus utama. Sedangkan terhadap kenikmatan duniawi Allah hanya mengatakan “jangan kamu lupakan bahagianmu”. Artinya, Allah menyuruh kita all out (habis-habisan) mengejar kebahagiaan akhirat. Sedangkan terhadap dunia yang penting jangan sampai kita melupakannya atau mengabaikannya. Redaksi ayat sudah amat- sangat jelas seperti demikian. Namun di era penuh fitnah dewasa ini bermuncullanlah para “ustadz” yang tatkala menafsirkan ayat di atas berkata: “Wahai kaum muslimin, silahkan berlomba menjadi orang kaya di dunia, sebab Islam tidak melarang anda menjadi orang kaya. Bahkan para sahabat banyak yang kaya-raya seperti Abu Bakar, Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan. Silahkan kejarlah berbagai keberhasilan dunia….. Yang penting, janganlah sampai melupakan kehidupan akhirat…..!” SubhaanAllah…. sepertinya nasihat yang sungguh indah. Tetapi kalau kita renungkan dalam-dalam jelas bahwa tafsiran yang disampaikan pak “ustadz” di atas bertentangan 180 derajat dengan apa yang Allah sebutkan di dalam ayatnya. Pak ustadz jelas-jelas telah mengekor kepada paradigma materialisme peradaban Romawi. Pak ustadz telah masuk ke dalam lubang biawak..! Pak Ustadz nyata-nyata lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada sukses akhirat. Di dalam Al-Qur’an Allah tidak pernah menyuruh kita untuk berlomba mengejar dunia. Berkompetisi merebut keberhasilan di dunia apakah itu dalam hal kekayaan, popularitas, kekuasaan dan lain sebagainya tidaklah Allah perintahkan. Bila sudah berkenaan dengan kompetisi pasti Allah menyuruh kita berlomba merebut sukses akhirat. Coba perhatikan ayat- ayat di bawah ini: ﺍﻮُﻋِﺭﺎَﺳَﻭ ﻰَﻟِﺇ ٍﺓَﺮِﻔْﻐَﻣ ْﻦِﻣ ْﻢُﻜِّﺑَﺭ ٍﺔَّﻨَﺟَﻭ ﺎَﻬُﺿْﺮَﻋ ُﺕﺍَﻭﺎَﻤَّﺴﻟﺍ ُﺽْﺭﻷﺍَﻭ ْﺕَّﺪِﻋُﺃ َﻦﻴِﻘَّﺘُﻤْﻠِﻟ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang- orang yang bertakwa,” (QS Ali Imran 133) ُﻑِﺮْﻌَﺗ ﻲِﻓ ْﻢِﻬِﻫﻮُﺟُﻭ َﺓَﺮْﻀَﻧ َﻥْﻮَﻘْﺴُﻴِﻤﻴِﻌَّﻨﻟﺍ ْﻦِﻣ ٍﻖﻴِﺣَﺭ ُﻪُﻣﺎَﺘِﺨٍﻣﻮُﺘْﺨَﻣ ٌﻚْﺴِﻣ ﻲِﻓَﻭ َﻚِﻟَﺫ ِﺲَﻓﺎَﻨَﺘَﻴْﻠَﻓ ُﻪُﺟﺍَﺰِﻣَﻮَﻧﻮُﺴِﻓﺎَﻨَﺘُﻤْﻟﺍ ْﻦِﻣ ﺎًﻨْﻴَﻌٍﻤﻴِﻨْﺴَﺗ ُﺏَﺮْﺸَﻳ ﺎَﻬِﺑ َﻥﻮُﺑَّﺮَﻘُﻤْﻟﺍ “Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.” (QS Al-Muthaffifiin 24-28) Ketika Allah menyuruh “bersegeralah kamu” maka yang dimaksud adalah mengejar ampunan Allah dan surgaNya. Ini semua merupakan perkara di akhirat kelak. Ketika Allah menyuruh “untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba” maka Allah menyisipkannya di tengah rangkaian ayat yang sedang berbicara mengenai berbagai kesenangan penghuni surga. Ini adalah urusan akhirat. Jadi, tidak pernah Allah menyuruh kita untuk mengejar dunia dan mengejar ketertinggalan kita dari orang-orang kafir di dalam urusan dunia. Bahkan jelas-jelas Allah melarang Nabi Muhammad ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ beserta ummatnya bergaul dan berdekat-dekat dengan manusia yang dalam segala perhatian dan pembicaraannya hanya melulu urusan dunia. ْﺽِﺮْﻋَﺄَﻓ ْﻦَﻋ ْﻦَﻣ ﻰَّﻟَﻮَﺗ ْﻦَﻋ ﺎَﻧِﺮْﻛِﺫ ْﻢَﻟَﻭ ْﺩِﺮُﻳ ﺎَّﻟِﺇ َﺓﺎَﻴَﺤْﻟﺍ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ َﻚِﻟَﺫ ْﻢُﻬُﻐَﻠْﺒَﻣ َﻦِﻣ ِﻢْﻠِﻌْﻟﺍ “Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan hanya menginginkan kehidupan duniawi. Itulah batas pengetahuan mereka.” (QS An-Najm ayat 29-30) Pantaslah bilamana Nabi Muhammad ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ mengajarkan kita doa agar dunia tidak menjadi batas pengetahuan seorang mukmin dan muttaqin. ﺎَﻠﻤﻬﻠﻟﺍ ْﻞَﻌْﺠَﺗ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ َﺮَﺒْﻛَﺃ ﺎَﻨِّﻤَﻫ ﺎَﻟَﻭ َﻎَﻠْﺒَﻣ ﺎَﻨِﻤْﻠِﻋ “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia menjadi perhatian utama kami serta batas pengetahuan kami.” (HR Tirmizi – Hasan)
Posted on: Thu, 03 Oct 2013 12:44:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015