Aktivis penyayang binatang mengecam pementasan sirkus lumba-lumba yang bakal digelar di Assalam Hypermarket, 9-12 Januari mendatang. Aktivis yang tergabung dalam Welfarian Solo itu menuntut penutupan digelarnya sirkus tersebut. Para aktivis membawa sejumlah poster bertuliskan nada kecaman, mereka menyuarakan aspirasinya tersebut di depan Kantor Tiga Serangkai. Tak hanya itu, sebuah spanduk besar dengan gambar Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan diibaratkan seperti tokoh cerita Pinokio lengkap dengan hidung panjangnya juga menghiasi protes tersebut. “Kami jadi curiga dengan Pak Menteri padahal dia sudah mengeluarkan aturan agar pentas lumba-lumba dihentikan. Tapi tetap saja pentas ini terjadi di beberapa tempat, dia jelas berbohong seperti Pinokio,” jelas koordinator aksi, Jonathan, Rabu (27/11). Dia mengatakan secara edukasi, sirkus hanya mempertontonkan kelucuan satwa yang sangat jauh dari perilaku alami dan jauh dari habitat aslinya. Apalagi secara teknis lumba-lumba diangkut dengan cara ditempatkan pada kotak kecil, diolesi mentega atau pelembab dan handuk basah. Bahkan, air di kolam atraksi hanya menggunakan air dicampur garam dan klorin. Padahal klorin mampu membutakan mata lumba-lumba itu. “Maka dari itu kami mendesak agar pementasan ini dihentikan,” tegas dia. Sementara sejumlah akvitis itu berdemonstrasi, sebagian diantaranya beraudiensi dengan PT Tiga Serangkai. Sebab, lokasi pementasan nanti berada satu atap dengan manajemen perusahaan penerbit itu. “Kami kecewa dengan hasil pertemuan tadi karena mereka tetap ingin pentas itu digelar,” sambung Koordinator Welfare Solo, Bagas Dwi Nugrahanto. Bagas menjelaskan, pihak penyelenggara tetap ngotot menggelar pentas karena memegang izin usaha sampai 12 Juli 2014 di lokasi tersebut. Sementara Welfare Solo memegang acuan pada SK Menhut tentang penghentian pentas lumba-lumba. “Jadi tidak ada titik temu. Tapi kami tetap akan terus berjuang,” tandas Bagas.
Posted on: Thu, 28 Nov 2013 07:46:10 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015