Aku Rindu Kau Diantara Galau Part II Di keheningan dini hari - TopicsExpress



          

Aku Rindu Kau Diantara Galau Part II Di keheningan dini hari dalam ruang sunyi penjara keterasingan diri. Mulai dari Abu Dzhar Al Ghifari sampai tarekat para Sufi. Dari sepakbola sampai propaganda produk industri. Dari sudut kegalauan aku merindukan kau, dalam kultur fanatisme supporter ultras yang siap mengdestruksi semua properti, bila tim pujaan kalah dengan skor telak. Mengdeviasi setiap tema dan pola, mulai dari pola pikir, pola hidup, pola makan, pola tidur, sampai pola busana muslim Rabbani yang siap mengcounter fashion mode buatan zionis yang mengumbar aurat, memicu syahwat sampai membuat ahlak menjadi bejad. Dari bikini sampai G-string yang siap mengendorse para artis film BF dari era Asia Carrera sampai Maria Ozawa. Yang tak kalah hebohnya dengan hipnotis budaya mainstream K-Pop dan serial live konser partisipasi musisi dunia dalam parade tontonan Ibu kota. Aku jadi teringat kau dulu, waktu pertama kali naik panggung saat main band di acara karnaval rakyat. Kau dengan manis mengumbar senyum nirlaba dan mengalunkan nada nyanyian jiwa di atas venue yang gemerlap dengan lighting cahaya. Sayang mungkin aku menulis surat cinta ini hanya sebagai media komunikasi tentang isi hati dan ekspresi pengungkapan diri atau mungkin sebuah apologi. Tanpa ada niat sedikitpun untuk menggiring persepsi publik menjadi sebuah opini atau merubah wacana menjadi ideologi. Jujur aja ini bukan opini publik para pejabat korup saat pencitraan depan media atau berwacana di belakang meja. Dari Sayyed Qutb sampai Obama, Dari para martir pembela agama sampai neo Samiri pendusta agama. Dari kontroversi Wahabbi sampai sengketa aqidah Ahlusunnah dan Ahmadiyah. Dari Ikhwanul Muslimin sampai partai paling nasionalis sekalipun aku akan tetap mencintai mu apa adanya. Tanpa ada embel-embel seperti hal nya politik kepentingan yang cenderung oppurtunis hipokrit dalam skema paradigma pragmatis para komprador bermuka dua hasil re-inkarnasi Dasamuka. Ketika silabus tarbiyah mulai memasuki arena kelas dari bangku Madrasah sampai pendidikan formal sekolah. Dari tausiah para pencari hidayah sampai sekulerisasi para pendusta hikmah. From beginning syahadat dan sholat dalam keyakinan kami, sekarang mulai terlupakan oleh kesibukan dunia. Dari slogan sama rata sama kaya, sampai kepentingan individu para kaum kelebihan harta. Ketika kuasa, tahta, harta lebih penting buat keluarga, tanpa sedikit pun mau berbagi pada tetangga. Dari rangkaian kegiatan konsumsi produk industri yang berlebih dan mubazir para konsumeris, tertanam hasrat konsumtif yang akut. Saat sekat kebutuhan dan keinginan sudah membaur, maka hanya ada satu kata “hari ini adalah konsumsi”. Tatanan abad budaya sekuleris yang menyulap pasar dan tempat belanja lebih sakral daripada tempat ibadah, sehingga transaksi produk kecantikan lebih prioritas daripada ibadah fardhu. Mungkin kitab suci sekarang sudah mulai termarjinal kan fungsinya oleh daftar belanja harian, bulanan, tahunan sampai dadakan. Mungkin logika financial sudah kalah rating sama emosional financial, yang membuat logika tidak bisa berkutik membendung keputusan membeli barang yang bersifat prestise.Sehingga muncul pertanyaan, apakah layak uang penghasilan sebulan dihabiskan sehari di tempat belanja atau hiburan. Sayang apakah uang kau selalu habis di tempat belanja atau kau gunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dengan berbagi kepada sesama. Atau kau ingin merekayasa genetika layaknya film X-Men, ketika gen bermutasi menjadi mutan konsumtif, vampire shopaholic, berideologi satanis konsumeris dan memuja berhala aneka komiditi. Hari ini kebenaran hari jumat dini hari, yang mengingatkan aku pada hari kelahiran mu 20 tahun silam, atau hari yang sama bersejarahnya dengan hari kemerdekaan Indonesia. Sempat aku mendengar bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi pada hari jumat, Adam dan hawa pertama kali turun kedunia untuk menjadi khalifah adalah hari jumat, sampai katanya hari kiamat pun akan terjadi dihari jumat, tapi gak tau jumat yang mana. Tapi apalah arti hari ketika dalam keyakinan kami bahwa semua hari adalah sama baik nya, tanpa harus memilah-milah antara hubungan Salman Rusdi dan Irsyad Manji, atau Mulan si mahluk paling seksi dan Ahmad Dhani, antara ilmu statistik dengan teori konspirasi, antara data dan fakta, antara media cetak dan elektronik, antara pemegang saham dan karyawan, antara hak dan bathil, dan diantara semua khasanah bahasa dalam kamus populer bahasa Indonesia. Sayang tau nggak, kalau kamu itu sesuatu banget lebih banget dari lagu sesuatunya Syahrini. Cinta ku pada mu merupakan hal yang sangat mewah sekali, lebih mewah dari resepsi pernikahan Nazar dan Musdalifa. Dan yang pasti lebih semarak dari konsep pesta rakyat mulung mantu Anang dan Ashanti. Mungkin menu cinta ku pada mu lebih komplit daripada paket makanan cepat saji warlaba global Mc Donald. Tapi aku masih teringat saat-saat keputusan mu itu jatuh pada ku, keputusan itu sangat pahit sekali terasa, bagai vonis mati seorang hakim pada para terdakwa teroris kasus bom bali part II di Persidangan negri yang sarat dengan konspirasi intelejen profesional bertaraf internasional. Sayang jujur saja perpisahan ini seperti mimpi buruk disaat aku terjaga, mungkin lebih nyata lagi daripada rencana gerakan separatis merdeka yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Karena alasan beberapa aspek, mulai dari kurangnya kasing sayang kesejahteraan, kurangnya perhatian pembangunan, pemerataan ekonomi yang kurang merata sesuai kaidah filosofi sila pancasila, atau kepentingan kekuasaan yang terselubung. Sayang mungkin persepsi kita sekarang sedang kontraksi terbentur ego dan akumulasi kekesalan masa lalu, sehingga tiap hari hanya konflik emosi.Seperti halnya konflik isu SARA yang terbangun dari bahan dasar kesenjangan ekonomi dan sosial yang bertranformasi menjadi isu sensitif bernama rasial. Aku juga mengerti bahwa dalam setiap interaksi pasti ada intermezo konflik, yang mengakibatkan pendewasaan pikran atau mungkin perpisahan yang menyakitkan seperti perpisahan Julia Peres dan Gaston Castanyo. Dan walaupun kita lagi terpisah jarak, ruang, waktu dan emosi, aku harap kamu tidak pergi hilang seperti misteri hilang nya Tukul dan Munir. Yang memaksa aku harus me re-code DNA kesendirian ini walau tanpa jasa professional psikater. Aku akan tetap memotivasi hidup ini walau tanpa seminar motivasi Mario teguh. Setiap prilaku diri ini tak akan pernah aku reflesikan pada hasil penelitian sosiolog tentang fenomena social disorder dan urban criminal. Aku akan revisi setiap malkomunikasi dalam interaksi walaupun tanpa pendidikan formal ilmu komunikasi. Aku tidak akan dikotomi antara pikiran dan perasaan ini pada kau seperti hal nya surga dan neraka, data dan fakta, dosa dan pahala, sampai wilayah abu-abu yang bertendensi tabu. Aku tidak akan mencaci siang menjadi terlaknat atau memaki malam menjadi terkutuk ketika hidup kehilangan nilai, makna, esensi, dan sakralitas. Mungkin aku di sini sedang tersudut dalam ruang kehampaan, bersandar pada dinding sempit kesedihan, bercahayakan kegelapan, beralaskan keputusasaan dan bertemankan keterasingan. “Membaca apa saja biar tahu apa saja”. Ketika sekelompok manusia coba belajar membaca fenomena metafiska dengan logika fisika. Ketka hari esok mulai bisa di prediksi oleh angle para ahli, mulai dari prediksi ekonomi, prediksi pertandingan, prediksi cuaca, prediksi nasib sampai spekulasi para spekulan ekonomi kelas global. Ketika jumlah quota agamawan sudah mulai kalah jumlah dengan populasi paranormal, ahli nujum, sampai ahli astrologi yang membuai manusia dengan tebakan karakter dan nasib lewat zodiac. Mari kita mulai cerita ini sayang, cerita menakutkan dari hantaman krisis finansial global dari sector non rill benua Amerika sampai Eropa dan berujung di Asia. Dari runtuhnya Lehman Brother sampai runtuhnya rezim Khadapi di Libia. Dari perang saudara di Bonia sampai tsunami di Fukusima. Dari paganisme india sampai komunis Rusia. Dari kabbalah mesir kuno sampai cerita mistik di media. Dari cerita mahabrata sampai babad leluhur tanah jawa. Dari kamasutra sampai Kamandaka. Dari era Tsa”labah sampai kekuasaan terselubung kladestin era banker Roschild. Dari Donald Trump sampai Ciputra. Dan akan terus berlanjut sampai para taghut gerogoti akidah tauhid, berikut saling sikut para badut istora senayan. Sayang ini bukan bentuk demontrasi kekecewaan seperti aksi mahasiswa di jalanan ketika menolak harga kenaikan BBM, atau perlawanan para petani terhadap UU Agraria yang pro perusahaan pemodal. Yang membuat sengketa lahan tanah adat sampai represif bodyguard kekuasaan. Jujur saja aku selalu was-was tentang keadaan kau yang “jauh di mata tapi dekat di hati” . Mungkin kecemasan ku melebihi kecemasan para kontestan pilgub ibu kota pada putaran pertama, atau kegelisahan tim sukses pemilukada menunggu hasil perhitungan sementara quick qount Lembaga Survei Indonesia. Sayang ketika aku sadari, ternyata peranan arti kehadiran ku di hadapan mu sudah mulai luntur. Seperti otoritas para penguasa Negara berkembang di hadapan lembaga riba internasional yang berlabel World Bank dan IMF. Merumus rekayasa cinta Camelia Malik dalam senggama WHO dan perusahaan farmasi skala global yang memformulasi anti virus H1N1 dan memonopoli harga jual nya. Memperlebar sayap-sayap usaha agrobisnis korporasi multinasional yang berhasrat untuk mendominasi usaha para pengusaha lokal yang minim kapital. Memulai perang untuk menginvasi kedaulatan para penghasil minyak bumi, mulai dari runtuhnya rezim Taliban sampai siasasti kerusuhan Sudan. Mengunduh isu nuklir Iran dan Korut dalam buaian euphoria kemenangan pemilu mesir pasca rezim Mubarak runtuh. Dalam taring arogansi kekuatan pentagon. NATO, dan hak veto Negara persatuan bangsat-bangsat. Ketika sayap-sayap filsafat materialisme mulai memborbardir keyakinan umat dalam logika materi, mulai dari sayap kiri paling radikal sampai sayap kanan paling reaksioner. Mulai dari derby milandonia sampai panas nya suhu emosi duel el Classico. Sayang tapi aku akan tetap menjaga perasaan ini untukmu, layaknya para martir pembela agama dalam mempertahankan akidah tauhid dan syariat dari serangan virus SEPILIS anak haram orientalis barat hasil perjinahan Dajjal Neoliberal Amerika dengan satanis Zionis. Meskipun hubungan kita saat ini cukup memprihatinkan, mungkin lebih menyedihkan dari tayangan hot gossip episode konflik pasangan selebritis yang cerita rumah tangga nya berakhir di Pengadilan agama, lengkap dengan sengketa perebutan hak asuh anak dan pembagian harta gono-gini. Dari tetesan air mata dan luka, dari serial pembodohan acara dua dunia sampai merger Danone dan Aqua. Tak ada tawa hari ini seperti tawa para pemirsa acara tawa sutra, yang merubah chanel tv nya pada film india atau tontonan sinetron religi komersial yang berharap umat tidak lagi bebal. Namun bagiku tetap saja tidak bisa menambah kadar taqwa umat, karena ketaqwaan bukan berasal dari budaya tontonan tapi dari hasil kontemplasi ilmu dan kalam. Sayang maaf bila selama ini aku tak bisa membuat kau bahagia, seperti dalam drama cinta rama dan sinta, malah menggiring mu ke dalam babak menyedihkan seperti asmara Hayam Wuruk dan Citraresmi Diyah Pitaloka. Tapi aku harap nama kita tercatat di Lauhul Mahfudz dengan sepasang, agar kita selalu bersama dan hanya kematian yang bisa memisahkan kita. Di saat Izrail dan Jibril datang menjemput ajal, maka itulah awal dari kehidupan yang sebenarnya. Karena dunia hanya fana dan keabadian akan bisa di akses cuma oleh jiwa. Sayang untuk ending dari surat cinta ini, aku ingin katakan padamu sekali lagi “Bahwa aku mencintai kau apa adanya bukan karena ada apa-apa nya”. Sejuta sayang dariku untuk kau kekasihku, asmaraku, rinduku, galauku dan takdirku…
Posted on: Wed, 31 Jul 2013 20:22:46 +0000

Trending Topics



>
Good afternoon FB friends and family!! This Sunday I will be

Recently Viewed Topics




© 2015