Alfred North Whitehead dalam bukunya, The Aims of Education (1951 - TopicsExpress



          

Alfred North Whitehead dalam bukunya, The Aims of Education (1951 : 18), menyatakan bahwa akal pikiran tidak pernah pasif, senantiasa aktif, menerima, dan respon terhadap stimulus. Seharusnya Anda tidak menariknya ke belakang tetapi menajamkan pikiran itu. Dia menyatakan : “The mind is never passive, it is a perpetual activity, delicate, receptive, responsive to stimulus. You cannot postpone its life until you have sharpened it”. Penajaman pikiran dilakukan dengan banyak cara bisa dengan berpikir kritis, membaca karya tulis ilmiah, menganalisis suatu persoalan, membuat resensi, membuat kesimpulan, melakukan penilaian, dan lain-lain. Seringkali ketika mencermati persoalan, otak seseorang berpikir untuk mengetahui, memahami, atau bahkan memecahkannya baik berdasar konsep dan teori-teori tertentu maupun tidak. Ketika melakukan itu sesungguhnya seseorang telah melaksanakan aktivitas berpikir dan belajar. Proses berpikir logis yang didasarkan pada fakta empiris merupakan bagian terpenting pengetahuan ilmiah (ilmu pengetahuan). Di sini terdapat hubungan erat antara berpikir, belajar, dan ilmu pengetahuan. Penajaman pikiran seringkali dilakukan dengan cara mempelajari objek yang dikaji dan diteliti (korespondensi) atau mengkaji teori-teori ilmu pengetahuan (koherensi). Berpikir dan mempelajari sesuatu dapat dilakukan dengan cara tertentu. Berpikir lurus dan benar telah diatur dalam ilmu logika. Mempelajari sesuatu dapat dilakukan dengan banyak cara, di antaranya membaca. Membaca merupakan sebuah proses di mana pikiran menerjemahkan simbol-simbol yang tertulis ke dalam ide yang dicoba untuk dikomunikasikan. Ide itu kemudian dipahami dan dimengerti. “Kita membaca dalam rangka untuk mengerti”, demikian kata Cohn Mares (1976 : 1). Membaca merupakan hal penting dalam kegiatan belajar, karena dengan membaca dapat diperoleh banyak informasi yang luas, tidak terbatas pada hal-hal yang terjadi dewasa ini, tetapi menjangkau masa lalu bahkan masa yang akan datang. Tidak hanya objek yang terjangkau indera tapi hasil pemikiran dan kontemplasi dapat diketahui dengan cara membaca. Ketika membaca sebuah karya ilmiah, seseorang berhubungan dengan ide-ide yang terkandung dalam bacaan itu. Kegiatan membaca ini merupakan bagian dari proses belajar. Seseorang tidak dapat belajar tanpa membaca. Akan tetapi, belajar itu bukan hanya membaca saja. Menulis, berpikir, membuat suatu pandangan, menyusun suatu kesimpulan juga termasuk belajar. Walaupun pada kenyataannya kegiatan membaca menduduki porsi yang paling banyak dalam kegiatan belajar, menulis, membuat suatu pandangan, menarik kesimpulan, membuat resensi, dan menilai suatu karya ilmiah tidak kalah pentingnya. Mengapa harus membaca? Menurut Herbert N. Casson (1982: 12), pengalaman sendiri tidak memberikan kemajuan yang cukup banyak, kehidupan kita terlalu pendek dan tidak memungkinkan untuk mempelajari begitu banyak hal. Kita tidak dapat belajar dari pengalaman sendiri tentang ilmu perbintangan, listrik, ilmu kimia atau teknik. Sekarang banyak buku yang ditulis berdasar pengalaman penulisnya atau pengalaman orang-orang sebelumnya. Dari buku-buku itulah kita dapat memperoleh pengetahuan dan kita lebih maju karenanya. Dengan membaca buku-buku yang bermutu, kita akan mendapatkan sarana jalan untuk langkah kemajuan. Diskusikan dan pecahkan masalah rumit itu dengan orang lain atau dengan mengambil sari-sari tulisan yang dibahas oleh ahli-ahli yang berpengalaman di bidangnya. Betapa penting kegiatan membaca hingga Islam sejak dini sangat menghargainya. ini terbukti wahyu yang pertama kali turun (surat al-’Alaq : 1-5) berisi tentang perintah untuk membaca. Meskipun Nabi seorang ummi yang tidak pandai membaca dan menulis, Allah melalui wahyu tersebut memerintah-Nya agar membaca. Karena, dengan membaca akan tersingkap segala ilmu pengetahuan baik ilmu tertulis yang terdapat dalam beberapa literatur; kitab, buku, dan lain-lain maupun yang tak tertulis yang terdapat di alam semesta. Menurut Wayne Otto dkk. dalam How To Teach Reading (1979 : 35), tujuan pengajaran membaca adalah untuk mengerti strategi membaca. Ada dua syarat yang diperlukan. Pertama, kondisi apa yang diperlukan peserta didik agar mereka memiliki minat baca. Kedua, kondisi apa yang diperlukan pengajar (guru/dosen) agar proses pembelajaran membaca dapat dilakukan secara optimal, sehingga dengan mudah peserta didik melakukan aktivitas membaca. Membaca dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Teknik mana yang dipilih dapat mempengaruhi hasil membaca. Membaca efektif dan efisien merupakan teknik yang relevan untuk mendapatkan informasi; dengan memahami bahan bacaan secara akurat, cepat dan menyenangkan. Untuk melakukan ini, seseorang harus mempunyai kemampuan dan teknik khusus yang digunakan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan tujuan yang akan dicapai sehingga ia dapat menyesuaikan keberadaan dan kompleksitas materi yang akan dibaca. Mengapa membaca dengan teknik yang tepat diperlukan? Menurut Cipta Ginting (1997 : 25), karena tidak jarang orang membaca dengan semaunya sendiri hingga kurang efektif dan efisien. Kebiasaan yang tidak efisien dan kurang produktif sewaktu membaca ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1. Membaca tidak menggunakan strategi dan teknik yang efektif; 2. Membaca sambil menggerakkan bibir, bahkan bersuara; 3. Membaca kata demi kata; 4. Membaca dengan menunjuk baris atau kata dengan jari; 5. Membaca dengan mengulang-ulang kalimat sudah dilewati. Dalam tulisan ini, aktivitas membaca difokuskan pada membaca buku. Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia. Perlu disyukuri bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk hidup di dunia yang bisa membaca. Seseorang dapat belajar apa saja dari membaca. Otak tidak boleh lapar seperti halnya perut. Rasa ingin tahu harus di pupuk sejak dini dengan memberinya buku-buku ilmu pengetahuan yang dap memunculkan ilmuwan-ilmuwan. Buku yang baik dapat berfungsi sebagai alat untuk membina moral dan karakter. Sering orang tua atau guru menjelaskan moral secara lisan tetapi lebih efektif bila mengajarkan konsep moral/etika melalui buku cerita yang dapat menyentuh sehingga anak mampu berpikir kritis da berbuat lebih baik. Di lain pihak, buku dapat juga dimanfaatkan sebagai media untuk belajar bahasa asing Ditambahkan pula bahwa buku dapat berfungsi sebagai pemicu kecerdasan. Ketika membaca sebuah buku, seseorang berhubungan dengan ide-ide yang terkandung dalam bacaan itu. Kegiatan membaca ini merupakan bagian dari proses belajar. Seseorang tidak dapat belajar tanpa membaca. Akan tetapi, belajar itu bukan hanya membaca saja. menulis, berpikir, membuat suatu pandangan, menyusun suatu kesimpulan juga termasuk belajar. Namun kenyataannya, kegiatan membaca menduduki porsi yang paling banyak dalam kegiatan belajar. Bagaimana cara membaca buku sangat tergantung pada tujuan membaca buku itu. Bila seseorang ingin mengetahui informasi secara umum dari isi sebuah buku, tidak perlu membaca dengan intensif, cukup point-point yang dianggap penting saja. Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui ide umum (general idea) yang terkandung dalam buku itu, yang dalam bahasa Inggris disebut skimming. Atau dengan mencari informasi khusus (specific information) yang dianggap penting saja. Lain halnya bila seseorang ingin mengetahui isi buku itu secara cermat dan menyeluruh. Membaca buku secara global atau melihat point-poinnya saja misalnya dilakukan ketika hendak membuat tugas paper, skripsi dan sebagainya. Sedangkan bila menyiapkan diri untuk ujian, maka membacanya harus benar-benar intensif. Hal yang penting diingat adalah bahwasanya kita tidak sekedar membaca. Terdapat tujuan tertentu yang hendak dicapai ketika membaca sebuah karya tulis. Oleh karena itu, kita harus memilih teknik tertentu yang dinilai cocok dengan tujuan tersebut. Dalam membaca, sebagai cara dominan untuk belajar, kemampuan untuk menentukan secara benar tujuan membaca, membuat pertanyaan-pertanyaan yang relevan, memahami makna bacaan, dan memikirkan apa yang dibaca, serta memilih informasi yang hendak diperoleh merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dengan seksama. Penentuan tujuan terkait erat dengan teknik membaca yang digunakan. Menurut Cohn Mares (1976 : 23), jika tujuan membaca tidak bervariasi, maka teknik yang digunakan juga tidak akan bervariasi. Kebutuhan dan tujuan membaca bervariasi sesuai dengan perbedaan bahan yang dibaca sehingga teknik-teknik membaca secara otomatis juga berubah. Berbagai teknik membaca yang akan dijelaskan dalam tulisan ini diharapkan dapat membantu dalam mencari, memahami, menganalisis, dan mengkritisi ide, konsep-konsep, dan teori-teori dalam suatu buku dan selanjutnya dapat digunakan sebagai sarana mengikuti ujian, membuat tugas paper, makalah, skripsi dan sebagainya, atau sekedar untuk menambah ilmu pengetahuan dalam rangka memenuhi hasrat kepingan tahuan (curoisity). Meskipun membaca dapat dilakukan tanpa menggunakan teknik-teknik yang akan dijelaskan berikut ini, dengan keterampilan membaca, seseorang bisa mengetahui informasi yang terdapat dalam sebuah. buku. Akan tetapi, dengan menggunakan teknik membaca, ia akan mendapatkan hasil yang lebih optimal dari kegiatan membaca itu. Membaca dengan teknik tertentu lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu, tenaga, biaya, maupun dari segi ketersimpanan informasi dalam otak. Beberapa teknik membaca akan dijelaskan berikut. Kitalah yang menentukan teknik yang mana yang akan dipakai dalam membaca sebuah buku. Dalam arti, teknik yang akan dipilih sangat tergantung untuk keperluan apa kita membaca buku; untuk mendapatkan gambaran singkat dari sebuah buku, persiapan ketika akan mempelajari sebuah buku, membaca ulang buku yang pernah dipelajari, membaca suatu bacaan yang pernah diketahui, mencari buku referensi, untuk membuat makalah, paper, skripsi, untuk mencari kata-kata, nama-nama, atau angka-angka tertentu, ingin menjawab pertanyaan dan mencarinya dalam sebuah buku, atau untuk mengadakan penilaian (judgment) terhadap jala pikiran penulis. Menurut Ad Rooijakkers (1988 : 17-26), ada lima teknik untuk membaca sebuah buku, yaitu: membaca terarah, membaca sepintas, membaca mencari, membaca belajar, dan membaca kritis. Untuk mencapai keberhasilan dalam menggunakan teknik-teknik ini perlu diperhatikan dua faktor : Pertama, faktor yang terpenting adalah motivasi. Semakin kuat motivasi semakin cepat keterampilan membaca diperoleh. Kedua, pengetahuan, sebab motivasi tanpa pengetahuan tentang apa yang dikerjakan hanya akan membawa pada keputusasaan. Karena itu, ketika membaca sebuah buku menggunakan teknik-teknik berikut, kita harus mempunyai motivasi yang kuat disertai dengan pengetahuan tentang teknik-teknik tersebut.
Posted on: Fri, 15 Nov 2013 19:16:09 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015