Angin Duduk Gejala Jantung Koroner TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dr - TopicsExpress



          

Angin Duduk Gejala Jantung Koroner TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dr Umar Zein, pakar penyakit tropis dan infeksi, ingin meluruskan persepsi masyarakat mengenai gejala masuk angin, terutama angin duduk. "Lucunya, bisa masuk kemudian terduduk dia, makanya disebut angin duduk. Jadi, kalau mau sembuh, saat anginnya masuk, tarik saja kursinya, akan terjatuh atau berdiri dia," kata Umar Zein pada Seminar Nasional Pemantapan Complimentary Alternative Medicine (CAM) dalam Pelayanan Kesehatan yang digelar Sido Muncul, di Hotel Danau Toba Indonesia, Medan, SUmatera Utara, Sabtu (22/6/2013). Pernyataan nyeleneh dokter yang pernah menjabat Kadis Kesehatan Kota Medan, kontan membuat peserta tertawa. Namun kepada Tribun Medan (Tribun Network), ia menjelaskan bahwa angin duduk hanya sebuah istilah. ANGIN DUDUK MERUPAKAN GEJALA YANG CUKUP MEMATIKAN BAGI SEBAGIAN PENDERITA . Persepsi yang dibangun di dalam masyarakat, kalau sudah kena angin duduk maka nyawa pun bisa melayang. "Angin duduk itu hanya istilah, yang menyatakan syndrome gejala masuk angin mulai dari ringan hingga yang berat. Jadi, syndrome itu bisa pegal-pegal, sakit otot, perut kembung, sakit kepala, pusing, dan sakit dada," jelas dokter yang membuka praktik di Jalan Denai Medan. Syndrome itu, lanjut Umar, oleh masyarakat Indonesia disebut secara turun-temurun sebagai masuk angin. Menurut Umar, syndrome itu merupakan kumpulan gejala penyakit. Penyebab syndrome ini bisa bermacam-macam. Umar yang saat ini aktif sebagai dosen di Universitas Prima Indonesia (Unpri) menjelaskan, penyebab syndrome yang paling sering adalah infark miokard. "Infark miokard adalah penyumbatan pada pembuluh darah karpen koroner jantung, gejalanya seperti itu. Seperti sakit dada, perut gembung, mual, atau muntah. Kalau seperti itu gejalanya, sudah emergency, itu sudah serangan jantung," urainya. Menurut Umar, gejala yang emergency inilah yang kerap disebut orang angin duduk. Padahal, angin duduk merupakan gejala sakit jantung koroner, yang merupakan penyakit pembunuh paling tinggi di Indonesia. Di masyarakat, penyakit ini masih juga disebut sebagai masuk angin atau penyumbatan saluran kemih empedu. "Jadi, gejala masuk angin bukan diartikan secara harfiah. Angin itu masuk, jadi itu istilah saja," paparnya. Umar mengingatkan agar masyarakat jangan menganggap remeh gejala masuk angin. Masuk angin jangan dianggap syndrome ringan, karena itu bisa menjadi tanda-tanda serangan jantung. (*)
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 15:23:52 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015