Angka Kematian Ibu dan Anak di Papua Tertinggi di - TopicsExpress



          

Angka Kematian Ibu dan Anak di Papua Tertinggi di Indonesia Peserta pelatihan berfoto bersama usai pembukaan kegiatan pelatihan Relawan Perdesaan Kesehatan, di Hotel Yasmin, Senin (23/9).JAYAPURA - Angka kematian ibu dan anak di Papua dan Papua Barat merupakan yang tertinggi di Indonesia. Hal itu diungkapkan Dekan Fakultas Kedokteran Uncen, dr Paulina Watofa, Sp.R, yang diwawancarai Bintang Papua usai membuka kegiatan pelatihan Relawan Perdesaan Kesehatan. Menurutnya, angka tersebut merupakan data hasil riset kesehatan yang dilakukan tahun 2013. Angka kematian tertinggi di Papua ini adalah data terbaru dari riset kesehatan nasional dan riset di daerah, yang mana menyatakan Papua termasuk memiliki angka kematian yang tertinggi di Indonesia. “Sehingga sekarang kita coba membantu untuk bersama-sama melihat apakah pemerintah daerah sudah memperhatikan sektor kesehatan di daerah atau tidak. Sekarang ada kebijakan bahwa dokter PTT harus mengabdi selama 2 Tahun dan ini merupakan bagian dari itu, yang mana berdasar dari usulan KPDT. Jadi kalau selama ini kebanyakan kita kenal dengan sebutan Pedesaan Sehat, dimana fokusnya lebih kepada adalah pelaksanaan sedangkan ini adalah Perdesaan Sehat yang artinya ada komitmen disitu. Nantinya salah satu titik berat dalam pelaksanaan monitoring tersebut termasuk melihat apakah pemerintah daerah sudah mengalokasikan dana kesehatan sebesar 15 persen dari total APBD atau tidak,”katanya. Seperti diketahui, guna melihat dan mengetahui sejauh mana komitmen pemerintah daerah di Papua dan Papua Barat dalam bidang kesehatan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) RI bekerja sama dengan Universitas Cenderawasih (Uncen) menggelar pelatihan Relawan Perdesaan Sehat dalam tata kelola percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan sehat di daerah tertinggal di wilayah Regional 7 (Papua-Papua Barat), Mewakili Rektor Uncen, Dekan Fakultas Kedokteran dr Paulina Watofa, Sp.R, yang diwawancarai Bintang Papua usai membuka kegiatan pelatihan tersebut mengatakan, saat ini KPDT RI memiliki tugas tambahan untuk membantu melihat persoalan di bidang kesehatan, secara khusus di Provinsi Papua dan Papua Barat. “Tidak hanya Uncen saja yang termasuk dan ditunjuk dalam kerja sama ini, ada sekitar 6 universitas lain yang juga turut serta dalam kegiatan ini. Dan ini kebijakannya juga masih berkaitan dengan Kementerian Kesehatan terutama untuk percepatan daerah tertinggal. Tugas kami adalah membantu KPDT untuk memonitor sekaligus melaporkan kalau ternyata ada permasalahan yang ditemukan di lapangan,”paparnya. Lanjutnya, apabila kemudian ditemukan persoalan di bidang kesehatan yang perlu diselesaikan semisal, pimpinan Puskesmas di Papua apakah dijabat oleh dokter atau bukan, lalu apakah tersedia tenaga kesehatan yang mencukupi untuk memberikan layanan kepada ibu dan anak, dan lain sebagainya yang kemudian akan dipantau oleh para relawan tersebut. “Termasuk juga melihat sanitasi di lingkungan yang menjadi cakupan dari Puskesmas tersebut sudah terpenuhi atau tidak, demikian pula dengan dengan air bersih. Dan ini 5 tugas penting atau lima pilar yang mana KPDT ingin melihat apakah pemerintah daerah sudah memberikan perhatian di bidang kesehatan?, Disamping itu apakah dengan adanya tenaga kesehatan terutama apakah sudah ada pelayanan gizi yang baik terhadap ibu dan anak karena kita di Papua dan Papua Barat adalah penyumbang terbesar angka kematian ibu dan anak,”ujarnya. Sementara itu, mewakili KPDT RI, Staf Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan, Harry Yulianto,S.E., M.Si., secara terpisah mengharapkan kepada peserta pelatihan sekembalinya ke daerah nanti dapat memahami kebijakan kesehatan perdesaan dan melakukan pengumpulan data untuk selanjutnya melakukan advokasi kepada masyarakat di bidang kesehatan agar perencanaan di daerah tersebut berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh KPDT RI. “Kita mempunyai target supaya di tahun 2014 nanti IPM kita harus berubah dan untuk itu kita mulai fokus pada kesehatan dalam hal ini termasuk angka harapan hidup. Kedepannya nanti kita akan identifikasi apakah tetap satu regional atau dipecah karena wilayah papua ini sangat cukup luas,”tandasnya. Lima kabupaten yang menjadi sasaran kegiatan, Merauke, Biak, Keerom, Sorong dan Raja Ampat, masing-masing mengirimkan 3 perwakilan relawan Perdesaan Kesehatan untuk dilatih selama 3 hari kedepan.
Posted on: Tue, 24 Sep 2013 05:38:54 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015