Antun Tony Pogacnik dan Skandal kala itu Bahas sejarah lagi - TopicsExpress



          

Antun Tony Pogacnik dan Skandal kala itu Bahas sejarah lagi yuk, saya mau bahas tentang pelatih terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia, yaitu Antun Pogacnik Sebenarnya, bagi saya ada dua pelatih yang mampu menjadikan timnas menjadi idola suporter: 1. Antun Pogacnik 2. Anatoli Polosin Hanya dua pelatih itu (plus Ivan Kolev) yang mampu membangkitkan gairah penonton menyaksikan timnas Indonesia Saya pernah lihat sendiri permainan cantik timnas ketika dilatih Anatoli Polosin pada 1991 (ketika juara SEA Games). Belum ada yg menyamai Saya tak pernah lagi melihat permainan cantik dan penonton membludak sejak era Anatoli Polosin, Ivan Kolevpun hanya mendekati, bukan menyamai Oke, kita bahas Antun Pogacnik ya... Pelatih paling legendaris yang pernah dimiliki timnas Indonesia, cekidot! 1. Sebelum Antun Pogacnik menjejakkan kaki di Indonesia, nasionalisme telah ditanamkan Soekarno ketika KTT GNB tahun 1952 2. Ketika itu, Soekarno berucap bahwa nasionalisme akan tinggi jika prestasi olahraganya bagus, dan di tahun2 inilah kejayaan dimulai 3. Dimulai dari kejayaan bulutangkis yang kemudian menular ke sepakbola Indonesia ketika itu 4. Ketika itu, di era Indonesia masih lengket dengan Yugoslavia. Soekarno berucap kepada Yosep Bros Tito bahwa beliau ingin sepakbola berprestasi 5. Yosep menyanggupi, akhirnya dikirimlah seorang eks pemain timnas Yugoslavia bernama Antun Pogacnik untuk datang ke Indonesia pd 1954 6. Antun Pogacnik ini dari data yg saya punya adalah mantan timnas Yugoslavia 1937-1941 sebeum akhirnya cedera engkel 7. Tony tiba di Indonesia pada 1954 dan sangat terkejut melihat pemain2 Indonesia berpostur kecil bahkan pendek 8. Hingga akhirnya Tony ini menemukan cara yang tepat untuk menggembleng secara jantan fisik pemain Indonesia ketika itu 9. Cara ini ditemukan hanya setelah Tony 3 bulan berada di Indonesia. Sebuah pemikiran cepat yg jarang sekali terjadi 10. Tony berpendapat, permainan harus difokuskan ke kecepatan dan kerjasama, bukan individual dan menghindari permainan keras 11. Cara ini ditemukan Tony setelah menghadiri permainan di perserikatan antara Persija menghadapi Persebaya, 1954 silam 12. Bahkan, dalam biografinya, Tony menyebutkan Pemain yg bagus itu pemain yg lebih cepat dalam jarak 5 meter, bukan adu lari 100 meter 13. Baru beberapa bulan menjabat pelatih timnas dan menerapkan cara tersebut, Antun Tony Pogacnik harus menghadapi Asian Games 1954 di Manila 14. Rintangan tersebut dilewati dengan cukup baik. Di penyisihan grup Indonesia menang 4-0 atas India, dan menang 5-3 atas Jepang ketika itu 15. Namun di semifinal, Indonesia kalah oleh Cina 2-4 yg akhirnya menjadi juara. Indonesia jg gagal di tempat ke-3 setelah kalah lawan Myanmar 16. Hingga akhirnya Indonesia yg dihuni pemain2 seperti M. Saelan dkk menjadi peringkat 4 di Asian Games 1954 17. 2 tahun berselang, Indonesia menemui rintangan baru yg kelas dunia, yaitu Olimpiade Melbourne pada tahun 1956 18. Sebenarnya, ketika itu Indonesia diuntungkan, karena bisa langsung melenggang ke fase knock-out setelah Vietnam, Mesir, dan Turki boikot 19. Mereka memboikot Olimpiade 1956 karena adanya penyerangan Uni Soviet ke Hongaria yg menyebabkan perang di 1955 20. Dan itupun bukan hal mudah. Indonesia yg diperkuat Ramang, Sucipto Suntoro, dkk ketika itu harus menghadapi Uni Soviet di pertandingan pertamanya 21. Uni Soviet ini ketika itu favorit juara. Jerman Barat dikalahkan 2-1 dan punya kiper legendaris dunia sepanjang masa, Lev Yashin 22. Pertandingan Indonesia v Uni Soviet itu dilakukan di Melbourne Main Stadion, 29 November 1956 dan disaksikan sekitar 15 ribu penonton 23. Berkat tangan dingin Pogacnik, plus permainan semangat dari Ramang dkk, Indonesia berhasil menahan Uni Soviet dengan Lev Yashinnya 0-0! 24. Karena wktu itu tak ada perpanjangan waktu/adu penalti, maka pertandingan diulang 2 hari setelahnya. Di sinilah tangan dingin Tony terlihat 25. Tony Pogacnik menyadari fisik pemain2 Indonesia tidak akan pulih dlm waktu 2 hari, maka dia pun menyusun ide gila, berlatih tengah malam 26. Bukan hanya itu, pemain2 diharuskan melalui recovery luar biasa. Diet ketat, dan semua kebutuhan pemain diawasi langsung Tony Pogacnik 27. Namun, karena masih kurang persiapan, di pertandingan kedua Indonesia yg belum puluh 100% dihajar 0-4, dan Uni Soviet ke semifinal 28. Kemudian misi Pogacnik berlanjut ke Asian Games 1958 di Tokyo. Ini adalah medali pertama kali yg didapat Indonesia sampai sekarang 29. Indonesia mendapat medali perunggu setelah di penyisihan mengalahkan India 2-1, Myanmar (yg dijagokan juara) 2-1 30. Kemudian di semifinal, Indonesia kembali kalah oleh raksasa Asia, Cina dengan 0-1 ketika itu sehingga hanya dapat medali perunggu 31. Lanjut ke Kualifikasi PD 1958. Indonesia berebut jatah 1 negara Asia yang ikut ke Piala Dunia ketika itu 32. Tony Pogacnik, di malam sebelum ptd pertama bersama Soekarno menekankan pada para pemain agar berani mati di lapangan untuk Garuda 33. Dan sekali lagi, wejangan Soekarno terbukti. Di Jakarta, Cina disapu 2-0 dengan agregat 70-30 persen. Luar biasa! 34. Sehingga Indonesia lolos ke babak kedua kualifikasi Piala Dunia. Indonesia tergabung dlm grup bersama Mesir, Sudan, dan Israel 35. Namun, Indonesia, Mesir, dan Sudan memilih mundur karena tak mau bermain melawan Israel yg merupakan simbol barat. 36. Sehingga Israel melenggang ke Piala Dunia 1958 secara gratisan tanpa bertanding ketika itu 37. Kemudian, di tahun 1962, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games, dimulai dengan selesainya Gelora Bung Karno pada Juli 1962 38. Stadion GBK dulu kapasitasnya 110 ribu, dibangun dari dana kredit lunak dari Uni Soviet dan dimulai oleh Soekarno di 1960 39. Di 1962, timnas Indonesia berisikan pemain2 mayoritas asal Persib. Jus Etek, Fattah Hidayar, Wowo Sungkowo adalah contohnya 40. Namun, di pertandingan ujicoba2 awal, timnas tampil jelek dengan kalah 1-2 dari Persija. Media beramai2 mengkritik Tony Pogacnik 41. Namun apa jawaban Tony? Saya puas kok, kan ini cuma uji coba, ngapain sewot? 42. Akhirnya timbullah harapan besar ketika itu. Bahkan Presiden Soekarno pun memesan seluruh tiket Utama di GBK hanya untuk melihat timnas 43. Namun, kenyataan berbicara lain. Insiden memalukan bernama Skandal Senayan 1962 terjadi. Sangat memalukan 44. Insiden ini awalnya terendus oleh Maulwi Saelan, sang kiper sekaligus kapten timnas. Saelan curiga adanya suap pada teman2nya 45. Ini terjadi krn istri2 pemain mendapatkan penghasilan tak sama ketika belanja bersama di Sarinah ketika itu 46. Insiden ini berdampak besar. PSSI dan Soekarno marah. Semua tim diperiksa, termasuk wasit dan Tony Pogacnik ketika itu 47. Sehingga akhirnya terbukti ada uang suap diberikan sebelum pertandingan persahabatan, ini dibuktikan dengan banyaknya uang suap di asrama 48. Uang suap tersebut adalah uang hasil suap bandar judi agar pemain bermain sesuai keinginan bandar judi 49. Ketika itu, PSSI memberi bayaran 25 rupiah per hari tiap pemain, namun karena bermain dengan bandar judi, pemain menerima 25 ribu 50. Ketika itu, 25ribu adalah hal yg cukup mewah. Ini yg menyebabkan istri2 pemain ada yg berbelanja banyak, ada yg tidak. 51. Hingga akhirnya 18 pemain tertangkap basah terlibat dan dihukum seumur hidup, namun diringankan Soekarno menjadi 8 bulan skorsing 52. Hasilnya, Indonesia tampil dengan pemain2 seadanya. Semua berakhir antiklimaks. Indonesia tersingkir di babak awal, kalah lawan Malaya 2-3 53. Setelah itu, prestasi Indonesia terus merosot. Pada even Ganefo 1963 (even ciptaan Soekarno krn IDN dihukum IOC) Indonesia melempem 54. Indonesia hanya sampai babak 8 besar Ganefo 1963. Hal negatif ini terus berlanjut di even2 selanjutnya 55. Even terakhir yang sempat dirasakan Tony Pogacnik adalah pada Asian Games 1966. Ketika itu pertandingan dilaksanakan di Bangkok 56. Sisa-sisa kekuatan pasukan Tony Pogacnik bermain di situ. Ya, benar-benar sisa2. Sisa2 kejayaan masa lampau. Sisa2 sayap garuda 57. Namun, Garuda tak lagi berkibar mesra. Timnas hanya mampu sampai babak 6 besar Asia ketika itu. Sayang sekali 58. Ketika itu, Antun Tony Pogacnik telah dinaturalisasi menjadi WNI. Setelah kekalahan demi kekalahan itulah media mencerca dirinya 59. Hingga Tony harus resign dari timnas dan memilih berdiam diri di Pulau Bali karena tekanan dari rezim Orde Baru 60. Ketika itu di era Orba, terjadilah de-Soekarnoisasi, yaitu pengkerdilan sosok Soekarno. Org2 yg dekat Soekarno dikucilkan, termasuk Tony 61. Dan akhirnya Tony Pogacnik meninggal di Bali pada tahun 1969. Indonesia kehilangan salah satu pelatih terbaiknya 62. Inilah yang harusnya menjadi pelajaran bagi kita. Tak sepantasnya olahraga terutama sepakbola dicampur dengan politik 63. Ketika itu dilakukan, maka hancurlah sepakbola kita. Karena politik, kita tak ikut Piala Dunia. Karena politik, seperti sekaranglah kondisinya 64. Semoga postingan yang singkat tentang salah satu pelatih terbaik Indonesia, Antun Pogacnik ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua 65. Akhir kata, selamat malam, terima kasih atensinya. #sekian
Posted on: Thu, 31 Oct 2013 00:44:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015