Apa Perbedaan Antara Seorang Revolusioner Dengan Seorang - TopicsExpress



          

Apa Perbedaan Antara Seorang Revolusioner Dengan Seorang Mujahid? Posted on August 22, 2013 by M. Fachry in Al Mustaqbal Today with 0 Comments Pertanyaan di atas menjadi layak untuk diajukan di saat ramai revolusi-revolusi yang tengah dilakukan oleh umat manusia untuk menumbangkan suatu rezim dan menegakkan rezim baru yang lain. Syekh Abu Qotadah Al Fhilistin menjelaskan kepada kita dalam bukunya Al Jihad wal Ijtihad. Menurut beliau, para tokoh revolusioner di abad ini kebanyakan dari golongan kiri, dan ia adalah gerakan-gerakan kudet yang oleh sebagian orang sering disebut dengan gerakan pembebasan! Menurut beliau, nama itu tidaklah sesuai dengan hakikat sebenarnya. Syekh Abu Qotadah melanjutkan, gerakan-gerakan perlawanan ini telah berhasil mewujudkan sasaran-sasarannya, seperti gerakan-gerakan Mao Tse Tung di Cina, Revolusi Bolshewik di Rusia, Revolusi Fidel Castro di Cuba dan kawannya Che Geoffara. Menurut Syekh Abu Qotadah, revolusi-revolusi golongan kiri ini kemudian ditulis dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan banyak kemudian dibaca oleh para pemuda Muslim yang akhirnya terpengaruh dengan gerakan dan pola gerilya gerakan-gerakan tersebut. Padahal menurut beliau, gerakan-gerakan kiri ini dalam melakukan revolusi tidak memiliki dimensi-dimensi moral dan prinsip-prinsip moral yang mengatur mereka atau mewajibkan suatu ikatan atau hubungan terhadap orang yang berjalan di dalamnya. Syekh Abu Qotadah memberikan permisalan terhadap gerakan tersebut yakni bagaikan buku-buku menu masakan yang tersebar di pasar-pasar, dimana para penyusunnya hanya peduli soal jadinya masakan dan kelezatan rasanya. Maka dalam buku tersebut akan didapatkan si pemasak membubuhkan sedikir khamer, atau sedikit ganja, dan sejenisnya. Ironisnya, Syekh melanjutkan, seorang Muslim relegius membaca buku-buku tadi disertai dengan decak kagum dan hormat terhadap penulis tersebut, yang dia anggap sebagai pakar berpengalaman di bidangnya. Dia membaca dengan penuh gairah disertai dengan banyak ketundukan dan kepatuhan, lalu dia berdalih daripadanya sesudah itu kepada keadaannya sebagai penganut Islam guna mengembalikan banyak hal yang telah dibacanya dengan prinsip-prinsip Islam yang diyakininya, yang kemudian akan menimbulkan tarik-menarik antara prinsip yang dihirmatinya dalam masalah tersebut dengan prinsip-prinsip Islam yang diyakininya. Na’udzu billah min dzalik! Pribadi Nabi SAW & Sejarah Beliau Sumber Inspirasi Revolusi Islam Sesungguhnya kebaikan dan pembangunan spiritual adalah dengan jalan meneladani kepribadian Nabi SAW, dan petunjuknya serta meneladani figur-figur sahabat kenamaan, seperti Umar Bin Khattab, Khalid bin Walid, Abu Ubaidah, dan Qa’qa radhiyallahu ‘anhum, demikian Syekh Abu Qotadah menjelaskan. Kebalikannya, umat Islam, para aktivis dan pejuang revolusi Islam tidak pantas dan tidak selayaknya membangun spiritual dengan meneladani dan mengikuti Che Geoffara, Mao Tse Tung, Lenin, serta tokoh-tokoh paganis sesat lainnya. Membangun spiritual dengan petunjuk orang-orang yang mendapat petunjuk adalah dengan “mendalami” bukan dengan “memilih” (sepotong-sepotong) sirah nabawiyah dan fiqh para imam. Adapun membangun spiritual dengan petunjuk kaum paganis adalah dengan mendalami biografi dan perjuangan mereka. Ada hubungan yang sangat erat antara sirah nabawiyah dengan alam ghaib, yakni berupa hubungan sebuah gerakan dan perjalanannya yang sama sekali tidak merusak sunatullah yang berlaku di alam wujud dengan alam ghaib pada sebagian sunatullah yang berlaku di alam semesta. Diantara sunnah tersebut adalah timbulnya rasa takut di diri musuh, pengaruh do’a yang dipanjatkan oleh orang-orang yang lemah diantara mereka. Sungguh, masalah ini tidak akan diperhatikan kecuali oleh orang yang mendalami sunnah Nabi SAW dan sirah nawabiyah. Syekh melanjutkan, jari telunjuk doa yang menengadah ke atas langit setara dengan sabetan pedang dan luncuran tombak, ratapan tangis ibu yang kematian anak dan jeritan orang-orang yang teraniaya adalah laksana panah malam yang mana Allah SWT., mencerai beraikan musuh dan orang-orang kafir dengannya. Sesungguhnya manusia paling agung, paling bernyali, dan paling gagah berani, Muhammad SAW., dalam perang Badar dahulu bermunajat kepada Tuhannya, oleh karena munajat termasuk sunnah terbesar yang menjadi tumpuan orang-orang Islam untuk mengalahkan musuh dan orang-orang kafir! Semoga Allah SWT memenangkan Mujahidin di seluruh front-front jihad terdepan dan menghancurkan musuh-musuh Islam dan sekutunya. Amin Ya Robbal Alamin. Wallahu’alam bis showab! M Fachry al-mustaqbal.net/2013/08/apa-perbedaan-antara-seorang-revolusioner-dengan-seorang-mujahid/
Posted on: Fri, 23 Aug 2013 04:19:15 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015