Apakah Kamu tahu? Citizens adalah salah satu suporter paling loyal di Inggris Raya Manchester - Dengan klub yang memiliki dana transfer tidak terbatas, orang akan dengan mudah menuduh para suporter Manchester City sebagai glory hunter, pemburu kemenangan semata. Tapi tahukah anda bahwa para Citizens adalah salah satu suporter paling loyal di Inggris Raya? Jika ada kelompok suporter yang paling menderita dan menanggung beban berat, itu pastilah suporter Manchester City. Bagaimana tidak, berpuluh tahun mereka harus hidup di bawah bayang-bayang tetangganya, Manchester United, yang secara teritorial bahkan berada di luar batas kota Manchester. Ingat poster raksasa ”Welcome to Manchester” yang dipampang City setelah kedatangan Carlos Tevez ke Eastlands? Itu adalah contoh paling jelas bagaimana penduduk kota Manchester, terlebih fans City tidak mengakui bahwa Manchester United berasal dari Manchester. Riset menunjukkan bahwa lebih banyak pemegang tiket terusan City yang tinggal di dalam daerah kode pos Manchester dibanding pemegang tiket terusan United. “Manchester is blue”, begitu tukas para pendukung City. “Have you been to Manchester?” adalah pertanyaan sinis yang kerap dilontarkan para fans City menyusul popularitas global United yang merambah kawasan Asia dan belahan dunia lainnya. “The Pride of Manchester”, bunyi salah satu kalimat yang kerap tertera di baju para Citizens, seolah-olah tidak tahu bahwa tetangganya di luar kota mempunyai prestasi yang lebih mentereng dengan menjuara liga 18 kali dan Liga Champions 3 kali. Para fans United tahu betul bahwa sisi biru dari kota Manchester kalah jauh dalam urusan prestasi. Di Old Trafford, pada tribun Stretford End, tempat para pendukung die-hard United berada, terdapat spanduk yang bertuliskan “33 Years”, jangka waktu sejak City terakhir kali memenangi trofi, yaitu Piala Liga tahun 1976. Angka pada spanduk tersebut ditempel dengan velcro dan dapat diganti sesuai pertambahan tahun bila City tak kunjung menjuarai satu gelar pun. Itu merupakan alasan utama pembuatan poster “Welcome to Manchester” yang provokatif tersebut karena tak terlampiaskan rasa sakit hati para Citizens setiap kali mereka bertandang ke Old Trafford dan melihat spanduk “33 Years” tersebut. Tidak hanya itu, para suporter United kerap menyanyikan lagu “We even pay for your taxes” untuk menyindir City yang tidak pernah membawa pulang hadiah uang karena memang tidak pernah memenangi gelar apa-apa. Para fans United menyindir bahwa pajak dari uang hadiah liga dan turnamen yang dimenangi United mampu menghidupi kota Manchester yang miskin gelar. Walaupun begitu, tidak pernah sedikit pun rasa cinta para pendukung City berkurang terhadap klub kesayangannya tersebut. Para Citizens mempunyai lagu yang menjadi anthem resmi klub, “Blue Moon”. Tidak seperti lagu-lagu sepakbola pada umumnya, Blue Moon tidak bertempo cepat, malah cenderung lambat. Tapi menyaksikan puluhan ribu manusia berbaju biru menyanyikannya, tetap saja membuat leher bergidik. Bekas personel Oasis, kakak beradik Liam dan Noel Gallagher, adalah salah satu penggemar berat City yang paling terkenal. Mereka kerap melontarkan ketidaksukaannya kepada United kepada publik. Selain itu, Gallagher bersaudara juga dikenal kerap menulis lagu untuk City. Terakhir mereka membuat lagu menjelang rencana transfer sensasional untuk mendatangkan Kaka yang batal itu. Petinju Ricky “Hitman” Hatton juga merupakan fans berat City. Kala berjalan memasuki ring sebelum bertanding, Hatton tak jarang menggunakan jubah dengan logo Manchester City di dada kirinya. Bahkan prosesi kedatangan Hatton ke dalam ring tinju selalu menggunakan lagu Blue Moon dan poster-poster bergambar logo Manchester City selalu terpampang di mana-mana saban kali bertanding... INGAT CITIZEN ITU SUPORTER SEJATI (y) JANGAN BERSENANG-SENANG KARNA TROPHY KARNA ITU HANYA BERSIFAT SEMENTARA KAMI FANS CITIZEN KAMI APA ADANYA KALAH MENANG SERI KAMI AKAN TETAP BERADA DI SISIMU
Posted on: Sat, 09 Nov 2013 15:06:45 +0000