BAB I 1.1. Defenisi 1. Pengertian Benigna prostat hiperplasia - TopicsExpress



          

BAB I 1.1. Defenisi 1. Pengertian Benigna prostat hiperplasia adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai derajat obstruksi dan pembatasan urinarius. (Marilynn E. Doenges, 1993, hal 671) Istilah hiperplasia sebenarnya kurang tepat, karena yang terjadi adalah hiperplasia kelenjar paruretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Kapita Selekta Kedokteran, Ed 3, hal 329) 2. Anatomi Dan Fisiologi Kelenjar prostat merupakan kelenjar yang terletak di bawah fisika urinaria melekat pada dinding bawah fisika urinaria di sekitar uretra bagian atas. Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari. Letaknya di bawah kandung kemih mengelilingi uretra dan terdiri dari kelenjar majemuk, saluran-saluran dan otot polos. Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur sekret dari testis. Pembesaran prostat akan mengandung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30 – 50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus, yaitu: Lobus posterior Lobus lateral Lobus anteriol Lobus medial Fungsi kelenjar prostat, menambah cairan alkalis pada cairan seminals berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagina. (Drs. Syaifuddin, B.Ac, Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat, 33) 3. Etiologi Etiologi BPH belum jelas namun terdapat faktor resiko umur dan hormon androgen perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30 – 40 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini berkembang akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria usia 50 tahun kejadiannya sekitar 50%, usia 80 tahun sekitar 80% dan usia 90 tahun 100%. (Arif Mansjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, 329) 4. Patofisiologi Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, relistensi pada leher da buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot detrusor menebal dan direstikel. Fase penebalan detruser ini disebut fase konvensasi. Apabila keadaan berlanjut, maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya dekonvensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraks sehingga terjadi refensio urin yang selanjutnya dapat menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. Adapun phatofisiologi dari masing-masing gejala adalah: Penurunan kekuatan dan kaliber aliran yang disebabkan resistensi uretra adalah gambaran awal dan menetap dari BPH Hesitency terjadi karena detusor waktu yang lama untuk dapat melawan resistensi uretra Intermikteney, terjadi karena detrusor tidak dapat mengatasi resistensi uretra sampai akhir miksi. Terminal dribbling dan rasa belum puas sehabis miksi. Miksi terjadi karena jumlah residu urin yang banyak dalam buli-buli. Nokturis dan frekuensi terjadi karena pengosongan yang tidak lengkap pada tiap miksi sehingga uniterval antar miksi lebih miksi Frekuensi terutama pada malam hari (nokturia) karena hambatan normal koetxek berkurang dan terus sfingter dan uretra berkurang selama tidur Urgency dan disuria jarang terjadi jika ada yang disebabkan oleh ketidakstabilan detrusor sehingga terjadi kontraksi inveluntor Inkotinensia bukan gejala yang khas walaupun dengan berkembangnya penyakit urin keluar sedikit-sedikit secara berkala karena setelah buli-buli mencapai complence maximm tekanan dalam buli-buli akan cepat tidak melebihi tekanan spingter 5. Manifestasi Klinis Peningkatan frekuensi berkemih disertai hambatan sewaktu melalui berkemih dan penurunan gaya tekanan arus urine. Seiring dengan makin parahnya keadaan kandung kemih mungkin tidak dapat dikosongkan secara sempurna sehingga urin menetes keluar adalah yang diperlukan untuk berkemih menjadi lebih lama. Keluhan ini biasanya disusun dalam bentuk scor system, terdapat beberapa jenis klasifikasi yang dapat digunakan untuk membantu diagnosa dan menentukan tingkat beratnya penyakit diantaranya adalah Scor Internasional Gejala Prostat WHO dan Scor Madson Inversen. Tabel Scor Medsen Inversen Pertanyaan 0 1 2 3 4 Pancaran Mengedan pada saat berkemih Harus menunggu saat harus kencing BAK terputus-putus Kencing tidak tampias Inkontinentia Kencing sulit ditunda Kencing malam hari Kencing sering kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak tahu Tidak tahu Tidak ada 0 – 1 >3 jam sekali Berubah-ubah Berubah-ubah Ringan 2 Setiap 2-3 x Ya Tidak tampias Ya Sedang 3 – 4 Setiap 1-4 x Lancar Ya Ya Ya 1 kali retensi Berat >4 Menetes >1 kali retensi Scor Internasional Gejala Prostat WHO Pertanyaan Jawaban Dan Scor Keluhan pada bulan terakhir Tdk sama sekali 5-15 kali 15 kali >15 kali Ham pir selalu Adalah anda merasakan buli-buli tidak kosong setelah buang air kecil 0 Berapa kali anda hendak BAK lagi dalam waktu 2 jam setelah BAK 0 1 2 3 4 5 Berapa kali terjadi air kencing berhenti sewaktu BAK 0 1 2 3 4 5 Berapa kali arus air seni lemah sekali sewaktu BAK 0 1 2 3 4 5 Berapa kali terjadi anda mengalami kesulitan memulai BAK 0 1 2 3 4 5 Berapa kali anda bangun untuk BAK di waktu malam 0 1x 2x 3x 4x 5x Adakala yang anda alami sekarang akan tetap berlangsung seumur hidup, bagaimana perasaan anda Sangat senang Cukup senang Biasa saja Sangat tidak senang Tidak menye nangkan Sangat tidak menye nangkan 6. Komplikasi Apabila buli-buli menjadi dekonvensasi akan terjadinya rekonsia urinea, karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli tidak mampu lagi menampung urine sehingga tekanan intravesika meningkat, hidrouretra, hidronefrosis, dan gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal dipercepat jika terjadi infeksi karena selalu terdapat sisa urin dapat berbentuk batu endapan dalam buli-buli. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimblkan keluhan sistitis dan bila terjadi refleks dapat terjadi plelonefribis pada waktu miksi px harus mengedan sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan hernia atau hermord. (Kapita Selecta) 7. Pemeriksaan Diagnostik Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, merah gelap atau terang (berdarah); penampilan keruh; pH dan atau lebih besar (menunjukkan infeksi); bakteria, SDP, SDM mungkin ada secara mikroskopis. Kultur urine : untuk menunjukkan staphylococcus, proteus, klebsiella, pseudomonas atau escherichia coli. Sitologi urine : untuk mengesampingkan kanker kandung kemih. Bun kreatin : meningkatkan bila fungsi ginjal dipengaruhi. Asam fosfar serum/antigen khusus prostatik: peningkatan karena pertumbuhan selular dan pengaruh hormonal pada kanker prostat (dapat engindikasikan etafase tulang). SDP : mungkin lebih besar dari 11.000 mengindikasikan infeksi bila pasien tidak imungsupresi. Penentukan kecepatan aliran urine : mengkaji derajat distruksi kandung kemih. IVP dengan film pasca berkemih : menunjukkan perlambatan pengosongan kandung kemih membedakan derajat obstruksi kandung kemih dan adanya pembesaran prostat, divertikuli kandung kemih dan penebalan abnormal otot kandung kemih. Sistouretrografi berkemih : digunakan sebagai pengganti IVP untuk memvisualisasi kandung kemih dan uretra karena menggunakan bahan kontras lokal. Sistogram : mengukur tekanan dan volum dalam kandungan kemih untuk mengidentifikasi disfungsi yang tidak berhubungan dengan HPB. Sistrouretroskopi : untuk menggambarkan derajat pembesaran prostat dan perubahan dinding kandung kemih (kontraindikasi pada danya ISK akut sehubungan dengan resiko sepsi gram negatif). Sistometri : mengevaluasi fungsi otot detrosos. Liltrasound transrektal : mengukur dan ukuran prostat, jumlah residu urine, melokalisasi lesi yang tak berhubungan dengan HPB. 8. Penatalaksanaan Observasi Biasanya dilakukan pada px dengan keluhan ringan (scor madsen tversen ≤ 9). Nasehat yang diberikan adalah mengurangi minum setelah makan malam untuk mengurangi nocturia, menghindari obat-obatan dekongestan (palasimpatolik). Mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan, minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi. Setiap 3 bulan lakukan kontrol keluhan (sistem scar, sisa kencing dan pemeriksaan colok dubur). Terapi Medika Mintosa Terapi Bedah Waktu penanganan untuk map px bervariasi, tergantung beratnya gejala dan komplikasi indikasi absolute untuk terapi bedah yaitu: - Retensio urine berulang - Hematuria - Tanda penurunan fungsi sinyal - Infeksi saluran kemih berulang - Tanda-tanda obstruksi berat, yaitu divertikel hidro oreter dan hidronefrosis - Ada batu saluran kemih karena pembedahan tidak mengobati BPH maka biasanya penyakit ini akan timbul kembali 8 – 10 tahun kemudian. Terapi Invasit Minimal (Capita Selecta) BAB II 1.2. Pengkajian 1. Dasar Data Pengkajian Pasien Keluhan utama Riwayat kesehatan sekarang Riwayat kesehatan masa lalu Tanda: Peninggian TD (efek pembesaran ginjal). Eliminasi Gejala: Penurunan kekuatan/dorongan aliran urine, tetesan Keragu-raguan pada berkemih awal Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap, dorongan dan frekuensi berkemih Nokturia untuk berkemih Duduk untuk berkemih Konstipasi (protusi prostat ke dalam rektum) Tanda: Masa padat di bawah abdomen bawah (distensi kandung kemih), nyeri tekan kandung kemih. Hernia inguinalis, hemoroid (mengakibatkan peningkatan tekanan abdominal yang memerlukan pengosongan kandung kemih mengatasi tahanan). Makanan/Cairan Gejala: Anoreksia: mual, muntah, penurunan berat badan. Nyeri/Kenyamanan Gejala: Nyeri suprapubis, panggul, atau punggung, tajam, kuat (pada prostatis akut), nyeri punggung bawah. Keamanan Gejala: Demam Seksualitas Gejala: Masalah tentang asek kondisi/terapi pada kemampuan seksual Akut inkontinensia/menetes selama hubungan intim Penurunan Tanda: Pembesaran, nyeri tekanan prostat. 2. Prioritas Keperawatan Menghilangkan retensi urin akut Meningkatkan kenyamanan Mencegah komplikasi Membantu px untuk menerima masalah psikososial Memberikan informasi tentang penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan 3. Diagnosa Keperawatan DX 1 Retensi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik ditandai dengan ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih, inkontinensia/menetes. Tujuan: Berkemih dengan jumlah yang cukup tak teraba distesisil kandung kemih Menunjukkan residu pasca berkemih kurang dari 50 ml: dengan tidak adanya tetesan/kelebihan aliran. Intervensi Rasonalisasi Dorong px untuk jumlah yang cukup tak teraba distensi kandung kemih Memungkinkan retensi urine distensi urine berlebihan pada kandung kemih Observasi aliran urine, perhatikan ukuran dan kekuatan Berguna untuk mengevakuasi obstruksi dan pilihan intervensi Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih, perhatikan penurunan keluaran urine dan perubahan berat jenis Referensi urine meningkatkan tekanan dalam mempengaruhi fungsi ginjal. Adanya defisit aliran darah ke ginjal mengganggu kemampuan untuk memfilter dan mengkonsentrasi subtansi DX 2 Nyeri akut berhubungan dengan distensi kandung kemih ditandai dengan gelisah. Tujuan: Nyeri bilang/terkontrol Mampu untuk tidur istirahat dengan cepat Intervensi Rasonalisasi Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 – 10) lamanya Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan/keefektifan intervensi Plester selang drainase pada paha dan pada abdomen bila traksi tidak diperlukan Mencegah penarikan kandung kemih dan erasi pertemuan penis-scrotal Berikan tindakan kenyamanan, contoh pijat punggung, membantu pasien melakukan posisi yang nyaman Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatikan dan dapat meningkatkan kemampuan koping DX 3 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit. Tujuan: Mempertahankan adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer terasa pengisian kapiler baik dan membran mukosa lembab. Intervensi Rasonalisasi Awasi dengan hati-hati tiap jam bila diindikasikan. Perhatikan keluaran-keluaran 100 – 200 ml /jam Diuresif cepat dapat menyebabkan kekurangan volume total cairan, karena tidak kecukupan natrium diabsorbsi dalam tubulur ginjal Dorong peningkatan pemasukan oral berdasarkan kebutuhan individu Px dibatasi pemasukan oral dalam upaya mengontrol gejala urinoria, hemeostatis, pengurangan cadangan dan peningkatan resiko dehidrasi lp hipovolemia DX 4 Ketakutan/ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan ketakutan. Tujuan: Tampak rileks Pengetahuan yang akurat tentang situasi Menunjukkan tentang tempat, tentang perasaan dan penurunan rasa takut. Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat dipahami Intervensi Rasonalisasi .Selalu ada buat pasien, buat hubungan saling percaya dengan pasien atau orang terdekat Menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu dalam diskusi tentang subjek sensitif Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan prosedur/menerima pasien lindungi privasi pasien Menyatakan penerimaan dan menghilangkan rasa malu pasien DX 5 Kurang pengetahuan/kebutuhan belajar tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat salah informasi. Tujuan: Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala proses penyakit Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu Berpartisipasi dalam program pengobatan Intervensi Rasonalisasi Kaji ulang proses penyakit, pengalaman pasien Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi terapi Dorong menyatakan rasa takut/perasaan dan perhatian Membantu pasien mengalami perasaan dapat merupakan rehabilitasi vital Memberikan informasi bahwa kondisi tidak dikeluarkan secara seksual Mungkin merupakan kekuatan yang dibicarakan Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi, alkohol, mengemudi mobil lama, pemasukan cairan cepat (terutama alkohol) Dapat menyebabkan iritasi prostat dengan masalah kongesti. Peningkatan tiba-tiba pada aliran untuk dapat menyebabkan distensi kandung kemih dengan kehilangan konus kandung kemih, mengakibatkan episode reverensi urinaria akut DAFTAR PUSTAKA Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 3, Jakarta, 1999. Drs. H. Syaifuddin, B.Ac, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat, Edisi ke 2, Jakarta, 1997. Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ke 3, Jakarta, 2000. Sabiston, Buku Ajar Bedah, Jakarta, 1994.
Posted on: Tue, 16 Jul 2013 16:05:09 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015