BANDA ACEH -Apes benar nasib Amiruddin Ali (35). Petani kakao asal - TopicsExpress



          

BANDA ACEH -Apes benar nasib Amiruddin Ali (35). Petani kakao asal Paya Bilie, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireun, Aceh itu kritis diduga ditembak aparat Kepolisian yang sedang mencari keberadaan bandar ganja. "Padahal barang (ganja) yang dituduh pada saya itu tidak ada dan tidak pernah memilikinya," kata Amiruddin dengan suara terbata-bata saat ditemui di ruangrawat inap Jeumpa 3 RSU Zainal Abidin, Banda Aceh, Kamis (25/7/2013). Dia menjelaskan, peristiwa terjadi pada Sabtu, 20 Juli dini hari. Saat itu sejumlah polisi berpakaian preman menyambangi rumahnya."Pintu rumah tidak terkunci waktu itu, karena anak saya yang pertama sedang tadarus di meunasah (surau-red)," ujar ayah dua anak ini. Kedatangan polisi dari jajaran Polres Bireun terkait penangkapanseorang penumpang bus yang diduga membawa 10 kilogram ganja, dalam sebuah razia di Peusangan, Bireun, beberapa waktu lalu. Pria itu mengaku membeli ganja pada Amiruddin. Polisi, lanjut dia, langsung masuk kemudian menanyakan mana Amiruddin. "Saya kemudian keluardari kamar, mereka langsung bentak-bentak saya. Jangan lari kau," tutur Amiruddin meniru ucapan patugas yang mengincarnya. "Karena saya kira mereka perampok, saya masuk lagi ke dalam kamar. Terus saya naik ke jendela mau lari. Apa nggak lari, saya kira mereka perampok. Mereka nggak bilang mereka polisi. Pas saya mau keluar jendela, langsung ditembak," lanjut pria yang mengaku sehari-hari hanya sebagai petani kakao dan sawit. Amiruddin kemudian tersungkur ditanah. "Kaki saya ditembak lagi sampai begini," sebutnya sambil menunjuk tulang kering kaki kanannya yang sudah dibalut perban karena patah terkena tembakan. Setelah ditembak, dirinya juga sempat dipukul oleh petugas."Setelah ditembak saya dipukul lagi di sini (menunjuk dada) kemudian diseret ke mobil seperti binatang saya diperlakukan," tuturnya. Muhammad Ali (62), ayah kandungAmiruddin menambahkan, isteri korban sempat berupaya melindungi Amir dengan memeluknya, "Tapi dia ditarik paksa sama polisi, kemudian dia (Amir) diseret ke mobil dan dibawa polisi," katanya. Menurutnya, Amiruddin sempat dibawa ke rumah sakit di Bireun sebelum dirujuk ke Banda Aceh."Karena di sana tidak sanggup ditangani, dia dibawa ke sini. Polisi yang bawa, kami belakangan baru dikasih tahu," ujarnya. Korban mengalami luka tembak dibagian dada kiri, perut, pantat dankaki kanan. Ali mengaku tak bisa menerima sikap aparat Kepolisian yang semena-mena terhadap anaknya."Sekalipun dia bersalah, jangan lahdiperlakukan seperti binatang begini," sebutnya. Ali hari ini resmi melaporkan kasus yang menimpa anaknya itu ke Divisi Provost dan Keamanan Polda Aceh. Dia meminta aparat yang sudah bertindak brutal terhadap Amiruddin dihukum dengan adil dan sidangnya harus terbuka. "Kalau Polda Aceh tidak memproses laporan, kami akan melaporkan ke Mabes Polri," tambah adik ipar Amiruddin. Sementara itu seorang dokter bedah yang menangani korban di RSU Zainal Abidin, Fachrul Razi, mengatakan, kondisi Amiruddin kini mulai stabil setelah menjalanioperasi, pengangkatan dua proyektil peluru dari tubuhnya."Kondisinya sudah mulai stabil," ujarnya. Menurutnya peluru yang menembus dada korban ikut mengenai para-parunya, serta usus. Ada enam titik usus korban luka terkena proyektil. "Usus ini sudah diangkat sementara," katanya.
Posted on: Thu, 08 Aug 2013 01:21:05 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015