BISAKAH INDONESIA MENJADI SEPERTI CHINA Merdeka - Dengan jumlah - TopicsExpress



          

BISAKAH INDONESIA MENJADI SEPERTI CHINA Merdeka - Dengan jumlah penduduk yang hampir mencapai 250 juta orang dan penetrasi internet yang terus bertumbuh, banyak pengamat yang memprediksikan bahwa Indonesia akan menjadi lahan subur untuk perusahaan teknologi besar dan startup di Asia. Tapi entrepreneur di Indonesia ini menghadapi tantangan yang unik seiring upaya mereka memajukan dunia teknologi di negara ini. Di Startup Asia Jakarta 2013, Tom Clayton dari Bubby, aplikasi sosial asal Singapura dengan lebih dari 30 juta pengguna terdaftar, hadir di atas panggung untuk berbincang dengan Jixun Foo dari GGV Capital untuk membahas pelajaran yang bisa diambil Indonesia dari pasar China. Portfolio investasi Foo antara lain nama-nama besar seperti Youku-Tudou, UCWeb, dan Qunar. Foo besar di Singapura dan memulai karirnya di HP. Ia kemudian bergabung dengan perusahaan VC pertamanya pada tahun 2000. Dan sebagai satu-satunya orang yang berbicara mandarin di timnya, Foo sering pergi ke China yang akhirnya membuatnya berkarir di sana. Setelah berinvestasi di Baidu pada tahun 2005, Foo mulai menetap di China. Ketika ditanya tentang pasar di Indonesia, Foo mengaku tertarik tentang apa yang terjadi di negara yang mempunyai populasi dan pasar besar yang potensial ini. Seiring dengan bertumbuhnya teknologi, kebutuhan akan konten, game dan hiburan sangatlah tinggi. Ia melihat begitu banyak kesempatan di negara ini, khususnya dalam ranah hiburan. Seperti China, Indonesia mempunyai pasar besar yang belum tersentuh, sehingga internet bisa membuat media, hiburan, dan game menjangkau pasar yang tidak mempunyai akses ke hal-hal tersebut. Terkait bisnis model, Foo menyebut Qunar, mesin pembanding travel, sebagai contoh yang bisa diterapkan di Indonesia. Foo berinvestasi di Qunar pada tahun 2008 karena melihat perusahaan ini dapat tumbuh dengan baik di pasar. Jika Anda ingin sukses, Anda harus berada pada kultur yang tepat. Ketika Qunar bergabung dengan Baidu, kulturnya cocok. Qunar baru saja mengumumkan IPO dan Foo melihat perusahaan ini berpotensi menjadi Priceline-nya China dengan nilai USD 5 miliar hingga USD 10 miliar. Perusahaan ini tidak hanya menjadi pembanding harga hotel dan pesawat, Qunar mulai membantu hotel yang mempunyai sistem IT yang buruk. Perusahaan ini membantu hotel untuk mengatur inventori-nya, sehingga hotel bisa melihat trafik dan lebih terhubung pada pelanggan. Ketika ditanya apakah GGV akan merambah Asia Tenggara, Foo mengatakan bahwa perusahaannya akan tetap selektif, tapi mereka sangat tertarik pada kawasan ini. Ia menjelaskan bahwa mereka masih dalam tahap awal, sehingga perlu untuk memahami pasar terlebih dahulu. Foo menilai bahwa Qunar dan YY bisa merambah ke kawasan ini. Banyak perusahaan China mencoba berekspansi, dan Asia Tenggara kemungkinan besar menjadi bagian dari strategi ini. Dengan memiliki pasar yang besar dan ekosistem startup yang mulai bertumbuh, Indonesia mungkin bisa mengikuti langkah China, dengan catatan harus terlebih dahulu memahami kultur dan kondisi pasar yang sedang terjadi.
Posted on: Thu, 21 Nov 2013 12:53:11 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015