Bahan Khutbah Idul fitri 1434H dari Prof. - TopicsExpress



          

Bahan Khutbah Idul fitri 1434H dari Prof. Dr.Koesmawan,M.Sc,MBA,DBA Assalamualaikum Wr.Wb. Insya Allah jika tidak ada aral melintang Esok hari tanggal 8 Agustus 2013 kita akan merayakan Hari raya Iedul Fitri. Hari Kemenangan dan kembali ke Fitrah semula. Kita merayakan kemenangan dari pertempuran melawan jeratan hawa nafsu, sebuah perang besar tak kunjung selesai. Pertempuran yang mungkin kta menangkan, tetapi juga mungkin kita mengalami kekalahan. Tak ada yang tau kecuali Allah Maha Besar, Peguasa Alam Semesta. Esok hari kemungkinan besar kita akan mengumandangkan takbir bersahut sahutan di lapangan yang luas atau di Mesjid yang besar, bersama para sahabat, tetangga handai tolan sekota atau sekampung. Islamselalu mengedepankan agar pemeluknya mengejar prestasi yang semakin meningkatsepanjang waktu. Muslim ditenpa untuk menjadi insan yang paling beermanfaat bagi sesama mahluk terlepas dari suku dan agama apa mereka, kehadirannya harus menimbulkan rasa aman dan dapat menyenangkan bagi semua orang, keberadaannya tidak menjadi beban melainkan merupakan kekuatan bagi rekan satu sekolah ,tetangga satu rt/rw dan kawan sekantornya. Itulah salah satu semangat yang mungkin lahir pada hari Iedul Fitri, semangat untuk kembali kejalan Fitrah yang dikatakan banyak ulama ketika seseorang selesai melakukan ibadah Ramadhan. Ramadhan dapat merubah kalbu seseorang yang tadinya sudah berkarat dan dipenuhi semangat berleha leha, merasa dalam zona nyaman, merasa aman dan merasa sudah sampai kepuncak pengabdian sehingga sudah tidak ada tantangan baru dan merasa jenuh dan tua. Melalui puasa dengan menahan rasa lapar dan rasa haus, menahan amarah dan godaan kerakusan nafsu selama sebulan penuh telahditransformasikan kedalam konfigurasi awal mula. Kalau istilah computer laptop genersi terbaruatau smartphone atau galaxy note atau ipad, jika seorang pemilik kebingunan dengan konfigurasi yang saling tumpah tindih ia kemudian memiliki opsi untuk memformat ulang “devices” nya menjadi kembali ke konfigurasi semula yang dirancang pabrik pembuatnya. Kembalike Fitri adalah suatu kemenangan batin para muslim yang berhasil memerdekakan batinnyadari belenggu hawa nafsu. Kini setelah Iedul Fitri seolah ia memiliki kalbu danbatin seorang bayi. Kalbu seseorang yang tak terkontaminasi dengan racunkemalasan berfikir dan racun kemalasan bertindak. Ibaratseorang bayi yang polos, kalbunya selalu diisi oleh semangat untuk ingin tau terhadap segala sesuatu. Mata batinnya selalu berada dalam “mode” , pencaharian tak kenal henti untuk mengejar kesempurnaan. Tak ada rasa takut untuk mencoba segala sesuatu yang baru. Jika jatuh pasti bangun kembali untuk terus menerusmenguasai keterampilan belajar dan berlari. Semangat pencaharian terus menerus, semangat belajar tak kenal henti, semangat untuk terus bangkit kembali jika jatuh ketika melangkah, semangat seperti bayi yang putih polos itulah yang dikedepankan dalam Iedul Fitri. Tidak peduli apakah sebelumnya ia tua atau muda, tak peduli sebelumnya apa ia bergelemang dosa atau tidak. Puasa Ramadhan adalah kawah candradimuka untuk memerdekakan semua insan dari belenggu masa lalunya. Tak berlebihan jika saya mengedepankan semangat Iedul Fitri sebagai semangat untukkembali Efisien dan Produktip. Melalui puasa Ramadhan kita bersama telah mempelajari pelajari makna pemanfaatan sumber bahan makanan dalam jumlah yang terbatas untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yaitu Ketakwaan. Kita secara bersama sama hanya diberi toleransi untuk makan di malam hari dengan waktu yang dibatasi hanya empat jam, karena waktu lain digunakan untuk tarawih dan tadarus, maka seseorang mampu survive selama 24 jam. Dari sini dapat dipelajari pola hidup yang mengedepankan arti kualitas, bukan kuantitas. Belajar untuk hidup melalui proses Optimalisasi, melalui Efisiensi penggunaan sumber bahan baku untuk ciptakan produk terunggul. Ada kecedrungan untuk memanfaatkan gaya hidup dengan pendekatan Roadmap to Zero Waste. Sebab yang kehidupan boros yang mengumbar kesenangan diminta dijauhkan dalam bepuasa. Daripada bahan baku dibuang percuma, mengapa tidap di"share" dengan orang lain melaui suatu "cooperation", membangun upaya berjamaah dalam berbuka puasa dengan hidangan takjil bersama di mesjid mesjid. Sebuah kecendrungan efisiensi pemanfaatan "raw material" dan melalui metode penggunaan bahan makanan dan air wudhu dalam puasa secara berjemaah dimesjid mesjid , yang jika dapat dilestarikan dalam kehidupan sehari hari di kantor dan diruang kerja atau di industri industri setelah lebaran bukan tidak mungkin dapat dijadikan benih bagu upaya melahirkan Roadmap of Transformation from Toxic Environment into Green Industry dan "Low Carbon Sosiecty", sebuah jalan baru untuk menghadapi ancaman Perubahan iklim. Dalam puasa Ramadhan kita belajar bahwa Jumlah makanan tidak menentukan kekuatan. Melainkan kualitas makanan yang memberikan ketahanan badan dalam menghadapi tugas dan tantangan sehari hari.Dengan puasa selama sebulan dapat dilakukan upaya pencaharian secara seksama dan cermat untuk membuat suatu rencana tindakan yang dapat membawa kita sebagai muslim untuk hidup lebih efisien dan lebih produktip. Puasa Ramadhan adalah masa pembelajaran kembali. Sebuah kawah candradimuka yang membawa kita kembali ke jalur fitrah. Penyucian kembali. Suatu wahana Regeneratip, pembaharuan yang dapat melahirkan proses untuk kembali memicu adrenalin kita untuk terus menerus menemukan wawasan wawasan baru melalui proses evaluasi atas segala kemungkinan kelemahan yang dimiliki dan melahirkan potensi menemukan jalan baru bagi masa depan yang lebih baik. Puasa yang baik dan benar, menurut hemat saya tidak mungkin melahirkan proses "degeneratip" atau kemunduran. Puasa akan memperlembut hati bukan sebaliknya mengeraskan hati. Puasa ramadhan adalah wahana yang disediakan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang mencintai hambanya untuk mendapatkan Tata cara dan Upaya menemukan Jalan Baru, menuju kemenangan spiritual sebagai fondasi untuk memenangkan kompetisi duniawi dalam berlomba lomba melahirkan manfaat dan kebaikan bagi sesama.... Seorang ahli Manajemen Peter Senge menggunakan teori Dewey untuk mengamati sikluspertumbuhan berkesinambungan dari Deming yang terkenal dengan istilah Plan – Do– Act – Check – A (PDCA) dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan jadi Rencana – Lakukan – Periksa – Aksi (RLPA), untuk mencapai sebuah keberhasilan tindakan. Tiap proses Perencanaan pastilah dimulai dengan aktivitas penenentuan kembali sasaran yang hendak dicapai dalam satu waktu tertentu yang disusun dalam rangkaian aksi berkesinambungan. Sasaran baru memerlukan Pamahaman dan Wawasan Baru. Dengan kata lain ketika kita kembali ke fitrah maka wahana yang kita miliki seolah “direset” untuk kembali ke kilometer nol. Untuk bergerak, kita memerlukan peta jalan baru, wawasan baru dan pemahaman baru. Jika itu tidak terjadi mungkin Puasa Ramadhan kita belum berhasil mengembalikan semangat kembali ke fitrah kita. Ramadhan tak mampu melahirkan Iedul Fitri seperti yang diharapkan. Melalui Pemahaman baru (Plan), dapatlah dikembangkan pelbagai kemungkinan jalan baru untuk mencapainya (Do). Jalan baru itu memerlukan ukuran keberhasilan, jika menyimpang diperlukan upaya untuk mengkaji ulang, Check and Rechek agar penyimpangan yang terjadi yang membawa kita tersesat kejalan lain akan dapat dikembalikan melalui tindak diperlukan untuk kembali ke"track" yang benar (Check - Periksa) dan setelah itu akan ada Aksi untuk mndelivery produk yang diinginkan ke sasaran yang telah ditetapkan. Jika ada konsekwensi akan kembali digunakan sebagai feedback bagi perbaikan rencana yang semula.Begitu seterusnya. Dengan kata lain jika siklus PDCA atau RLPA dilakukan dalam puasa Ramadhan upaya kita untuk melakukan "resetting" pada seluruh perangkat pancaindera dan kalbu kita akan berhasil menciptakan suatu suasana kefitrian dalam diri kita, Insya Allah. Bagi siapapun yang menjalankan ritual puasa mengikuti jejak Nabi Muhammad yang memperbanyak waktu untuk mendekatkan diri pada Al Khaliq melalui ritual menahan hawa nafsu disiang hari, mendekatkan diri pada fakir miskin dan dhuafa melalui upaya memperbanyak sedekah dan infak, serta upaya mempelajari setiap makna ayat Al Quran dalam shalat tarawih berjamaah dan tadarus di Mesjid atau disurau atau dimeunasah, pastilah ini merupakan wahana terbaik untuk melakukan proses pengulangan dan peninjauan kembali atas semua kinerja amal yang pernah dilakukan selama satu tahun. Evaluasi kinerja yang menyangkut posisi dimana kita berada pada saat ini dibandingkan dengan rekan sekerja, dengan rekan sekampung, rekan segenerasi. Saya ada dikuadran yang mana, jika kita membuat sebuah sumbu vertical yang menyataakan Nilai Manfaat dan Posisi Kegunaan anda pada sekitar dan sumbu horizontal yang menyatakan effort atau daya upaya yang telah dilakukan selama ini (sebagaifungsi waktu yang dihabiskan untuk bersedekah, bersilaturahmi, berjuangmembesarkan pertumbuhan perusahaan dan lain sebagainya). Kesadaran menegenai posisi kita dan apa yang dimiliki saat ini akan menentukan posisi daya saing kita, dalam mempersembahkan potensi terbaik yang dianugerahi Allah pada kita untuk kemashlahatan sesama, kemashlatan bagi istri/suami dan anak anak kita, orang tua kita, saudara saudara sebangsa setanah air. BruceHenderson dalam sebuah tulisannya di Harvard Business Revie menyebutnya sebuah evaluasi potensi yang digunakan sebagai titik tolak definisi Strategi dalam artian operasional. Yakni : Strategi adalahupaya pencaharian secara seksama untuk mendapatkan tindakan yang akanmengembangkan keunggulan kompetitif. Dan keunggulan kompetitif hanya mungkin dicapai jika kita berhasil hidup lebih efisien tidak boros dan menghasilkan produk jauh lebih banyak dengan kualitas yang semakin meningkat. Daya Kompetitif yang akan melahikan Cost Leadership dan Differentiation sebagai buah dari daya kreativitas yang semakin meninngkat dan Daya Inovasi yang semakin menguat. Insya Allah dengan semangat itu pula kita menyambut Perayaan Hari Kemerdekaan ke 68 tanggal 17 Agustus 2013 yang akan datang seminggu setelah Hari Raya Iedul Fitri. Apaakahbenar begitu makna Iedul Fitri , dan apakah kita menemukannya ? Wallahu alam. Disadur sepenuhnyaq dari Tulisan Harnawan Hatadji Oleh ; Prof.Dr.Ir. Koesmawan.M.Sc,MBA,DBA Guru Besar Bidang Manajemen STIE Ahmad Dahlan Jakarta INILAH SEBUAH BAHAN KHUTBAH YANG TIDAK DIKHUTBAH IDUL FITRIKAN, AKAN TETAPI DISiMPAN SEBAGAI KENANGAN-KENANGAN. HEBATNYA, INI BAHAN DIBUAT OLEH ORANG LAIN. KOK BISA MENEBAK , KIRA2 PAS DIBACAKAN KOESMAWAN, SUNGGUH HEBAT SAHABAT INI. INI BAHASA KOESMAWAN
Posted on: Wed, 14 Aug 2013 09:16:34 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015