Bahaya Makan Daging Anjing 6 September 2013 at 09:29 Akhir-akhir - TopicsExpress



          

Bahaya Makan Daging Anjing 6 September 2013 at 09:29 Akhir-akhir ini banyak pertanyaan tentang pengaruh makan daging anjing melalui facebook dan email kami. Seperti yang dilontarkan Helena Yuri S Njoto via messages on Facebook. “Apa bahayanya makan daging anjing? Apakah bisa menularkan penyakit yang berbahaya?”, begitu persisnya. Kami pun merasa perlu untuk mengulasnya secara khusus dalam kolom mingguan kami di Harian Bali Tribune. Berikut ulasannya. DAGING anjing biasanya dikonsumsi karena anggapan salah bahwa daging anjing bergizi dan bisa digunakan sebagai obat. Mereka yang mengalami masalah impotensi berasumsi, daging anjing akan memberikan kehidupan seksual yang lebih baik. Tak satupun dari kepercayaan ini benar. Adalah hal yang kejam dan berbahaya untuk memakan daging anjing. Dan juga bertentangan dengan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan dan kesehatan manusia. Ada banyak bukti bahwa jual/beli daging anjing dan mengkonsumsinya sangatlah beresiko pada kesehatan manusia seperti penularan rabies, kolera, dan trichinelossis (radang saluran tenggorokan). Banyak penelitian di Asia dan Africa yang mendokumentasikan beberapa kasus bahwa rabies - penyakit yang 100% fatal - dan penyakit lain seperti kolera dan tricheanilosis dapat menular dari proses pembuatan,penyembelihan dan konsumsi. Rabies bisa menular melalui kontak langsung dengan daging hewan yang telah terinfeksi virus. Begitu juga dengan penyembelihan hewan tak tervaksin yang berkategori III (terekspos parah), memerlukan perawatan lanjut. Banyak penelitian di Vietnam, China, dan Filipina, menyimpulkan bahwa rabies memang bisa ditularkan melalui penyembelihan dan proses masak. Penelitian lain juga menunjukan bukti positif tentang anjing yang terinfeksi rabies dijual di restoran, tempat penyembelihan, atau pasar di Cina, Vietnam dan Indonesia. 2 penelitian dilakukan di Indonesia untuk mencari tahu persentase penjualan anjing untuk konsumsi yg terinfeksi rabies. Penelitian dilakukan di 3 tempat berbeda di Sulawesi Utara. Penelitian pertama dari 103 sampel, 7.8% anjing ternyata positif rabies; penelitian kedua dengan 47 sampel menyatakan 10.6% anjing positif terinfeksi. Bukti ini dengan jelas menyatakan bahwa anjing yang dikonsumsi dan mereka yang terlibat dalam setiap prosesnya beresiko tinggi tertular rabies. Selain itu, jika memang isu kesehatan yang ditimbulkan tidak dianggap parah, kekejaman yang dilakukan saat menangkap dan menyembelih anjing seharusnya sudah cukup untuk menyusun undang undang yang melarang RW dan jual/beli daging anjing. Maka dari itu, marilah bersama membela hak mereka yang tidak bisa bersuara, menghentikan kegiatan barbar menyiksa makhluk Tuhan yang tidak berdosa. Setiap tahunnya di Bali, kira-kira 100.000 ekor anjing dibunuh untuk dikonsumsi. Ada sekitar 65 warung RW yang sudah kami ketahui. Banyak dari penangkap anjing untuk RW ini menerapkan teknik yang kejam untuk menangkap dan mentransportasikan anjing-anjing tersebut. Biasanya anjing dilaso, kemudian mulut mereka di ikat, lengan dan kakinya diikat erat bersamaan dan terkadang bagian tengah anjing tersebut juga diikat. Anjing dilemparkan secara bersamaan keatas atap bis, ke dalam truk atau bahkan diseret dibelakang sepeda motor dari Denpasar atau Gianyar ke Singaraja. Anjing-anjing ini sangatlah menderita. Terkadang anjing diletakkan di karung beras dan dipukuli sampai mati. Kadang juga anjing diracun atau ditembak dengan senapan angin oleh penembak amatir. Kadang anjing juga diikat di pohon dan bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong. Banyak dari penangkap anjing RW ini melakukan praktiknya pada malam hari. Banyak anjing yang ditransportasikan jarak jauh. Dan banyak aturan-aturan hukum yang dilanggar. Undang-undang Anti Kekejaman terhadap Binatang 302 KUHP, Undang-undang Anti Pencurian 362 dan 363 KUHP dan peraturan daerah yang melarang transportasi hewan di Bali. #BAWA Pojok Peduli Satwa Kolom ini adalah tempat untuk berbagi informasi dan kepedulian mengenai Kesejahteraan Hewan. Sampaikan pertanyaan melalui Fanpage Bali Tribune atau ke email balitribune1@gmail. Juga melalui fanpage yayasan_bawa dan twitter @ bawa_bali serta email info@bawabali
Posted on: Wed, 18 Sep 2013 04:26:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015