Belakangan ini saya amati banyak teman-teman mengidolakan tokoh untuk menjadi RI 1 pada tahun 2014 nanti. Untuk itu akan saya buat satu ilustrasi yang saya kutip dari filem James Bond berjudul “Quantum of Solace”, dialog antara Dominic Green (DG) dengan Jendral Medrano (JM). DG: Sejak hari ini perusahaanku memiliki lebih dari 60 persen persediaan Bolivia. Kontrak ini menyatakan bahwa pemerintahan barumu akan menggunakan kami sebagai penyedia peralatan. JM: Itu dua kali lipat dari bayaran kami. DG: Kalau begitu jangan ditandatangani. Tapi kau harus tahu sesuatu tentang diriku dan orang-orang yang berurusan denganku. Kami berurusan dengan pihak kiri atau kanan, diktator atau yang sudah diberhentikan. Jika presiden saat itu lebih mudah diajak kerjasama, aku tak perlu berbicara denganmu. Jadi, jika kau memutuskan untuk tidak tandatangani, kau akan terbangun dengan buah zakar dimulutmu dan kau segera digantikan. Jika kau meragukannya, maka tembaklah aku, ambil uangmu, dan semoga tidurmu nyenyak. Dari dialog di atas dapat kita simpulkan betapa para penguasa di Negara berkembang (mungkin juga di Negara maju) sebenarnya telah didikte oleh bandit-bandit politik pemilik perusahaan bersekala dunia, yang menghalalkan segala cara. Mereka ini tak perduli apapun paham (komunis, kapitalis, sosialis) dari calon penguasa yang akan diangkatnya melalui rekayasa canggih yang mereka rancang. (Ingat, saya sudah pernah mempertanyakan: Apa beda didikte oleh politikus dan Mafioso dari dalam dan luar negeri?) Pertanyaannya: Sudah siapkah para Tim Sukses calon presiden (sejati) menghadapi tantangan (permainan busuk) seperti digambarkan di filem “Quantum of Solace” tersebut, termasuk menghadapi kekejaman bandit-bandit politik? Kalau belum, lebih bagus mundur daripada buang uang dan waktu. Prestasi seorang calon pemimpin bukan segalanya, masih ada factor X yang harus dihadapi oleh calon-calon Pemimpin Sejati.
Posted on: Fri, 05 Jul 2013 03:24:28 +0000