Berhentilah Menangis, Dan Mulailah Melawan! Posted by M. Fachryin - TopicsExpress



          

Berhentilah Menangis, Dan Mulailah Melawan! Posted by M. Fachryin untuk Al Mustaqbal.net Sudah pasti, tidak mungkin kita mendapatkan kekuasaan untuk menerapkan syariat Islam dengan meminta kepada penguasa dzolim, meski dengan menangis di depan istananya. Kesalahan fatal semacam ini (memohon kekuasaan kepada penguasa dengan menangis di depan istananya) pernah dilakukan oleh Syekh Abu Bakar Al Jazairi. Syekh Abu Qotadah menjelaskan bahwa Syekh Abu Bakar Al Jazairi ini mempunyai thariqah baru, layak masuk dalam kategori penemuan-penemuan baru. Dia mengatakan lewat thariqahnya yang mengagumkan : “Sesungguhnya metode terbaik untuk memperbaiki para penguasa kita ialah: “Kita mengumpulkan massa sebanyak-banyaknya, yang menuntut perubahan. Kemudian kita berangkat menuju istana Waliyul Amri (baca : Presiden atau Raja) dan berhenti di rumahnya—maaf istananya–, kemudian kita meratap dan menangis. Jika Waliyul Amri keluar menemui kita dengan penampilan simpatik dan roman muka berseri-seri, lalu dia menanyakan kepada kita kenapa kita menangis, lantas kita jawab : “Demi Allah, kami tidak akan meninggalkan halaman istana tuan sampai tuan bersedia memberantas berbagai kemungkaran dan memerintah dengan syari’at Al-Qur’an…” Maka tak ada kesangsian lagi, bahwa Waliyul Amri berhati lembut dan penyayang, bahkan dia adalah orang yang tidak sampai hati apabila rakyatnya terus menangis (Syekh berkata dengan kata-kata “Apakah hati penguasa itu terbuat dari batu?”) Akhirnya, penguasa yang adilakan menerima tuntutan-tuntutan kita dan akan memenuhi permintaan kita karena tidak tahan mendengar tangisan kita. Saat itu juga dia akan memerintah dengan Al-Qur’an. Di masa modern kini lain lagi. Ikhwanul Muslimin Mesir berbondong-bondong memenuhi Tahrir Square, berkemah di depan istana thoghut fir’aun Mesir, meminta mantan presiden Mursi dari partainya, dikembalikan ke kursi kekuasaan, dari militer keji dan dzolim seantero dunia. Apa yang mereka terima,muntahan peluru tajam, sniper, pembakaran, dan siksa sadis takterperi lainnya, hingga air mata Muslim sedunia menetes melihatnya, sementara Jenderal Sisi dan militer Mesir, sedikit pun tidak mengeluarkan tangisa pilu untuk rakyatnya. Ironis! Hakikat Perjuangan, Melawan! Semudah itukah perjuangan untuk menegakkan syariat Islam secarakaffah(sempurna) ? Al Imam Asy Syafi’i pernah ditanya“Mana yang lebih utama bagi seseorang, diberi kekuasaan ataudiuji?” Maka beliau menjawab : “Tidak diberi kekuasaan hingga diuji lebih dahulu.” Syekh Abdullah Azzam,rahimahullah, pelopor jihad di abad modern, pernah berwasiat sebagai berikut : “Sesungguhnya orang-orang yang beranggapan bahwa agama Allah akan jaya tanpa jihad dan perang, tanpa tetesan darah dan luka-luka tubuh mereka adalah para pemimpi yang tidak tahu tabiat agama ini. Jihad adalah tulang punggung dakwah kalian, benteng agama kalian dan perisai syariat kalian….” Tentu Syekh Abdullah Azzam tidak sekedar berwasiat. Beliau sebagai “Syaikhul Jihad” telah membuktikan sendiri ucapannya tersebut dalam membawa umat menghidupkan kembali sunnah Rasulullah SAW., dalam menyatukanmadrasah(tempat menuntut ilmu) denganmu`askar(tempat latihan perang). Menyatukan masjid dengan medan tempur. Dan menyatukan ucapan dengan perbuatan, hingga bumi jihad Afghanistan dipenuhi oleh para Mujahidin manca negara dan akhirnya berhasil mengusir penjajah kafir komunis, Uni Soviet, dan syariat Islam pun ditegakkan sempurna di bumi para lelaki tersebut. Mullah Muhammad Umar Mujahid, Amirul Mukminin Imarah Islam Afghanistan, pun pernah berkata tentang hakikat perjuangan menegakkan Islam. “Agar sejarah tertulis dan kaum Muslimin bersaksi untuk kami bahwa kami terbunuh untuk mencari ridla Allah, atas dasar Islam dan tauhid kami. Lebih baik kami bersama Allah daripada sejarah ditulis tetapi kaum Muslimin bersaksi melawan kami bahwa kami telah hidup sehat dan sejahtera setelah kami menukar asas kami dan kesucian panji jihad. Barangsiapa berpikir bahwa negeri kaum Muslimin akan diberkati dengan kekuasaan tanpa ujian dan cobaan, maka dia orang yang bodoh yang tidak mengetahui biografi Rasulullah SAW.” Begitu pula Syekh Usamah bin Ladinrahimahullahdalam “Rambu-Rambu Perjuangan 1” pernah mengungkapkan bahwa “Orang-orang yang mengira bahwa mereka sanggup mengembalikan manusia kepada agama ini dan menegakkan Daulah Islam setelah naungan Islam melemah dari permukaan bumi, mereka tidak faham akan manhaj Allah SWT.” Akhirnya, sebagaimana disampaikan oleh Asy Syahid, Sayyid Quthb dalam tafsir Azh Zhilaal, bahwa “Agama ini tidak mungkin dapat difahami kecuali dalam kancah perjuangan, dan dia tidak diambil dari seorang ‘faqih qaa’id’ atau orang alim yang tak berjuang, tatkala perjuangan itu menjadi satu keharusan. Mereka yang duduk menekuni kitab-kitab dan lembar-lembar tulisan di zaman sekarang, guna mengeluarkan hukum-hukum fiqh daripadanya, mencoba melakukan pembaharuan terhadap fiqh Islam atau mengembangkannya, namun mereka jauh dari kancah perjuangan yang bertujuan membebaskan manusia dari perbudakan sesama manusia, dan mengembalikan mereka kepada ubudiyatullah (penghambaan kepada Allah) saja, dengan jalan menjadikan syariat Allah sebagai hukum yang berkuasa dan melenyapkan undang-undanghukum buatan toghut, maka sesungguhnya mereka tidak faham terhadap tabiat agama ini. Maka dari itu tidak bagus pula pola pemahaman mereka terhadap agama ini. Maka berhentilah menangis dan mulailah melawan! Allahu Akbar! Wallahu’alam bis showab! M Fachry
Posted on: Fri, 16 Aug 2013 05:40:27 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015