Bite by AnonymousTrick Chapter 11 BackgroundSong: Maaau - TopicsExpress



          

Bite by AnonymousTrick Chapter 11 BackgroundSong: Maaau diiibaaawa ke mana...hubungan kiitaaahhhh...*dibekep* #BITE: Chapter Eleven# Sasuke berpotensi menghianatiku? Memangnya...hubungan kami ini apa? Kenapa Sasuke bisa menghianatiku kalau hubungan kami...tidak jelas? Aku akan mati... itu... Huh? Eh, dia ini kan..., seru Gaara yang sudah kembali sambil mengendong jam pasir incarannya di lengan. Naruto segera berbalik agak terkejut. Ah, aku ingat. Kau ini peramal yang waktu itu berkata padaku kalau aku akan pendapatkan harta karun saat aku baru saja memberikan boneka beruangku pada Naruto, iya kan? sambung Gaara sambil menepuk kepalan tangannya di atas telapak tangan yang satunya –meniru gerakan yang biasa Naruto lakukan–, tetapi dengan wajah datar. EH? Bibir Gaara sedikit mengerucut, Tapi itu tidak benar. Aku sama sekali tidak pernah mendapatkan harta karun apapun sampai sekarang. Ini penipuan. Sahut Gaara nampak tidak senang di balik wajah innocent-nya itu. Ehehe, begitu, ya? sahut Naruto tertawa nerves, entah mengapa ada sedikit rasa legah bersemayam di dadanya. Peramal ini mungkin salah... Apa yang ia katakan padamu? tanya Gaara berbalik pada Naruto. Bu-Bukan hal penting. Aha-ha-haha..., 0l=======* Difficulity *=======l0 Hari itu Gaara datang hanya sekedar untuk membelikan makanan untuk Naruto. Seolah bisa tau kalau Naruto akan bangun kesiangan dan pasti lebih memilih untuk memakan apapun di dalam rumah itu ketimbang harus menggunakan gaun lagi –setelah akhirnya bisa menggunakan kemeja dan celana– untuk keluar mencari makan. Gaara bahkan rela untuk tidur di dalam kereta yang tengah membawanya ke desa untuk mengganti tidurnya yang masih sangat kurang untuk bisa sampai ke tempat Naruto tepat waktu. Naruto tidak perlu tau tentang pengorbanannya itu, lebih baik ia tidak tau sebanyak apa ia berkorban selama ini untuk si pirang itu. Lebih baik tetap seperti ini...itu akan jauh lebih membuat Gaara tenang. Sahabatnya itu adalah satu-satunya aset yang menjadi alasannya untuk tetap hidup, tidak peduli betapa pun Naruto akan marah dengan sikapnya itu, ia akan tetap berkorban untuk Naruto...sekali pun suatu saat nanti, jika Naruto akan bahagia dengan orang yang paling Gaara benci sekali pun, ia akan rela. Rela jika itu benar-benar akan membuat Naruto jauh merasa lebih baik. Hal itu perlu dicamkan baik-baik...Hanya jika Naruto merasa lebih baik dengan itu. Haahh...Gaara itu, kenapa dia tidak sekalian datang malam saja, kalau harus kembali lagi tadi siang? Merepotkan sekali harus pulang balik dua kali antara kota dan desa ini. Gerutu Naruto sambil tidur telungkup di atas sofa panjang dengan bertumpu dagu, menatap bosan pada pintu ruang tamu yang ada di depannya, tempat Gaara menghilang pergi beberapa jam yang lalu. Jendela-jendela besar yang berjejer di kedua sisi pintu utama itu mulai terlihat bewarna jingga oleh pantulan sinar matahari yang tengah beranjak dari singgasananya menuju sisi lain dari bumi ini. Kegelapan segera menyelimuti dan membuat Naruto semakin malas untuk beranjak dari tempatnya. Apa lagi yang bisa ia lakukan memangnya? Tugas selanjutnya yang harus ia lakukan adalah tinggal menunggu Gaara untuk membawakan dana yang sudah diurusnya. Naruto sudah berdandan sebaik mungkin seperti yang Gaara pesan. Dan menunggu adalah hal termenyebalkan yang bisa Naruto pikirkan, keringat gerah karena baju besar yang ia gunakan membuat Naruto agak risih. Riasan yang Naruto gunakan seadanya pun jadi agak luntur dan Naruto begitu ogah-ogahan untuk membereskannya kembali. Bisakah kau nyalakan lampunya setelah langit gelap, dobe? Mendengar sahutan itu, dahi Naruto mengerut dan memilih tetap pada posisinya. Sejak kapan kau suka terang, teme? balasnya ketus. Hoo, jadi kau suka kegelapan sekarang? Menarik sekali. Sahut si rambut raven berusaha menggoda. Naruto akhirnya memilih bangkit dan mengambil posisi duduk yang benar. Kalau di pikir-pikir lagi posisinya tadi agak sedikit mengundang, apalagi bagi seseorang yang hobi main belakang seperti si pantat ayam itu. Sasuke melangkah mendekat, duduk di saping Naruto dan membuat si pirang jadi agak kikuk, Apa-apaan riasan aneh ini, lutur semua. Apa kau tidak mandi sore? ujar Sasuke lalu mulai mengusap pipi dan kening Naruto lembut dengan jemari tangannya. A-Aku tau! Aku akan mencuci muka saja. La-Lagipula...mandi hanya akan membuatku kerepotan untuk menanggalkan dan memasang baju payung ini! tepis Naruto segera bangkit dan merentangkan pakaiannya, menunjukkan pada Sasuke betapa merepotkannya kain besar yang menjadi roknya itu. Sasuke tersenyum sambil menyipitkan mata, Hm, aku bisa membantumu menanggalkan dan memasangkan kembali gaun itu jika memang itu masalahnya. Naruto merunggut tidak senang. Naruto..., sahut Sasuke lirih kemudian, Ada yang ingin aku tanyakan padamu..., He? Apa? tanya Naruto menyipitkan matanya, bersiap-siap kalau Sasuke akan mengatakan hal-hal yang bertujuan menggodanya lagi. Tapi Sasuke menatapnya dengan serius dan lalu terlihat membuka bibirnya untuk bicara. Apa kau...mencintai Gaara, Naruto? Ada keheningan sesaat yang melingkupi kedua pria itu dalam keremangan cahaya yang tidak begitu memadai untuk menerangi semua bagian ruangan tempat mereka berada. Naruto berdiri hening di tempatnya, sementara Sasuke duduk di atas sofa empuk tanpa melepaskan tatapan matanya, seolah siap menangkap sekecil apapun gerakan yang akan Naruto buat yang akan membantunya membuat kesimpulan sendiri akan pertanyaannya. Tapi Naruto tetap mematung, menatap lurus pada onyx milik Sasuke dengan bingung. Apa maksudnya bertanya seperti itu? Oke. Baiklah, Naruto memang tidak amnesia dan ingat betul kalau Sasuke pernah berkata kalau ia jatuh hati padanya –meski pun ia mengatakan itu ketika ia masih berpikir Naruto adalah Naruko– tapi Sasuke itu kan gay, jadi otomatis pernyataannya waktu itu secara tidak langsung sebenarnya ditujukan pada Naruto, bukan Naruko. Ahh...bagaimana ini? Apa dia bertanya seperti itu karena cemburu? Cemburu pada Gaara? Tapi kalau ditanya apa Naruto cinta pada Gaara rasanya bingung juga. Ia menyukai Gaara, Gaara adalah sahabatnya sejak kecil. Tidak ada yang paling mengerti Naruto selama ini selain Gaara. Apa itu artinya Naruto mencintai Gaara...begitu? Naruto? A-Aku...Aku..., Naruto bingung, Ke-Kenapa kau harus bertanya hal seperti itu, seh? serunya kemudian, memasang wajah tidak senang. Kalau ditanya begitu dia kan juga bingung! Kenapa? Apa pertanyaan itu sebegitu sulitnya untuk kau jawab? sahut Sasuke sinis. Kalau si Gaara itu hanya dianggap sebagai teman saja, Naruto pasti tidak akan susah menjawab pertanyaannya kan? Kecuali kalau dia memang... Naruto tertegun, Gaara itu sahabatku! Aku menyukainya, dia adalah satu-satunya orang yang paling mengerti seperti apa aku ini bahkan melebihi orang tuaku sendiri...bahkan lebih dari Naruko sendiri..., gumam Naruto terlihat berpikir. Dia benar-benar menganggap Gaara spesial untuknya...begitukah? La-Lagipula itu tidak ada hubungannya denganmu, teme! Bukan urusanmu jika aku mencintai atau menyukai Gaara atau tidak! bentak Naruto, tidak senang urusannya diganggu lebih dari ini. Tidak suka jika si pantat ayam ini membuatnya kebingungan. Dia masih ingin marah pada Sasuke yang selalu mengganggunya. Tidak peduli walaupun sekarang ia sudah tau kalau dirinya bukan Naruko, si vampire menyebalkan ini masih saja suka seenaknya. Sasuke bangkit dari sofa dan menyambar tubuh Naruto, mendorongnya dan membenturkan tubuh yang lebih kecil darinya itu ke tembok yang ada di belakang si pirang. UGH! pekik Naruto saat punggungnya berbenturan dengan tembok beton yang keras. Di bukanya mata biru miliknya perlahan untuk menatap onyx yang tengah melemparkan deathglare mentah padanya itu. Tubuhnya diangkat sedikit dari tanah oleh kedua tangan Sasuke yang menahan pinggulnya hingga kedua kakinya menggantung di udara. Tu-Turunkan aku, teme! gerutu Naruto sambil berusaha seberani mungkin untuk menatap langsung kedua iris mata Sasuke yang masih memandangnya tajam. Apa mau kutunjukkan sekali lagi alasan kenapa hal itu ada hubungannya denganku? gumam Sasuke. Naruto membelalak, apa yang ia bicarakan? Sasuke mendekatkankan wajahnya dan langsung mencium kasar Naruto. Memanggut bibir si pemilik iris shappire itu dengan paksa. Naruto tidak punya cukup pilihan untuk melawan. Posisinya yang menggantung membuatnya tidak bisa leluasa untuk menggunakan kedua tangannya dan hanya bisa melengguh tertahan dengan serangan Sasuke yang memabukkan itu. Tiap kali Naruto menghirup nafas yang Sasuke hembuskan, ia semakin tidak bisa berpikir jernih. Tidak peduli Sasuke memanggutnya dengan kasar dan penuh paksaan, Naruto tetap merasa nikmat dengan sentuhan itu, betapa pun hal itu sangat bertentangan dengan harga dirinya. Membuat Naruto semakin kebingungan. Tidak butuh waktu lama untuk Naruto membuka mulutnya agar disambut oleh Sasuke. Tapi baru saja Sasuke akan mengeksplorasi salah satu bagian terfavoritnya itu ketukan pintu yang tepat berada di samping mereka segera menginterupsi dengan menyebalkannya. Sasuke ingin sekali membawa Naruto pergi ke ruang bawah tanah saat itu juga atau mungkin ke kamar Naruto dan lalu menguncinya dari dalam untuk melanjutkan serangannya. Tapi bagaimana pun juga ia tidak bisa seenaknya merusak rencana si pirang ini untuk menyelesaikan urusannya dengan pihak asuransi. Mau tidak mau, Sasuke harus menundanya dulu. Naruto pun ia turunkan dan segera menjauh. Sebelum Naruto membuka pintu, ia sempat mengelap bibirnya yang basah terlebih dahulu dengan wajah memerah dan menghindari untuk bertatapan dengan Sasuke, Teme brengsek! gerutunya dalam hati. Sambil membenahi wignya, Naruto lalu menggenggam kenop bulat dari pintu depan yang akan dibukanya. Ia berbalik sebentar untuk melihat apa Sasuke sebaiknya tetap di sini atau tidak saat ia menerima tamu dari pihak asuransi ini, tapi ternyata Sasuke sudah menghilang dari ruangan itu, membuat Naruto pun segera menarik daun pintu rumahnya untuk menyambut tamu penentu dari berakhirnya perannya sebagai Naruko palsu itu, dan juga yang akan menentukan apa ia akan tetap berada di rumah ini atau tidak. Semuanya tergantung dari sejauh mana ia bisa berperan baik sebagai Naruko di hadapan tamunya kali ini. Selamat malam Namikaze Naruko san, sambut pria cantik berambut merah saat Naruto membuka pintu. Gaara hadir sebagai pihak asuransi yang mengantarkan uang kepada Naruto dan lalu pria di belakangnya itu... Perkenalkan, ini tuan Chouji, beliau adalah inspektur yang bertugas menemaniku ke tempat ini dan juga yang menjagaku selama transaksi berlangsung. Sambung si rambut merah sopan, kembali bersikap layaknya sedang berhadapan dengan Naruko. Pria bertubuh subur dengan gambar pusaran di kedua pipinya yang tembem itu memberikan senyuman ramah pada Naruto. Entah bagaimana cara polisi gendut ini melindungi Gaara jika sampai ada yang merampoknya dalam perjalan kemari. Apa dia bisa lari? Ataukah...dia seorang penembak jitu sebagai ganti ketidakmampuannya dalam berlari dengan perut tambun itu? Rumah ini tidak banyak berubah dari terakhir kali aku mengunjunginya, Nona Namikaze. Sahut suara lain dari belakang si inspektur bertubuh gemuk di hadapan Naruto ini. Seorang pria berseragam lainnya tapi dengan tubuh yang lebih kurus segera mengambil tempat untuk berdiri di samping inspektur Chouji sambil menyelipkan kedua tangannya ke dalam kantong celana. Halo, sapanya kemudian. Dahi Naruto berkerut memandangi pria berambut nanas di hadapannya itu. Dia belum pernah melihat orang itu, tapi sepertinya dia pernah datang ke tempat ini sebelumnya dan itu bukan pertanda bagus untuk Naruto, apalagi orang ini sepertinya mengenal Naruko. Oh tidak! Ah, benarkan? sahut Naruto berusaha menghidari kalimat dimana ia harus menyebut nama orang ini, yang jelas-jelas tidak ia tau sama sekali. Gawat, mana orang ini kelihatannya bukan orang bodoh seperti teman gendutnya itu lagi. Nara Shikamaru, ujar Gaara berusaha membantu Naruto secara samar. Tentu...Shikamaru-san, Chouji-san, Gaara, silahkan masuk. Gaara dan Shikamaru segera masuk berurutan, disusul Chouji yang menenteng dua koper besar di tangannya belakangan. Biar kubuatkan teh dulu, kata Naruto sambil tersenyum manis dan beranjak ke dapur. Sungguh menyusahakan. Apa yang harus kulakukan sekarang? Si rambut nanas itu bisa saja mengenaliku sebagai bukan Naruko tapi...um, mungkin masih bisa aku atasi. Ahhh, jadi gugup begini...! Naruto menuangkan gula pada keempat gelas yang ada di depannya, mengaduknya, kemudian membawanya menggunakan nampan ke ruang tamu. Sempat ia melirik ke sudut dapur –tepatnya di lantai tempat pintu masuk ke ruang bawah tanah berada– sebelum ia meninggalkan dapur. Balok kayunya tertutup rapat. Sasuke diam di bawah sana, memasang alat pendengarnya sebaik mungkin pada situasi di atasnya. Berjaga-jaga jika ia harus ikut turun tangan untuk membantu Naruto jika si rambut merah tidak mampu melakukannya. Silahkan! tawar Naruto setelah meletakkan semua gelas di atas meja lalu segera mendaratkan pantatnya di atas kursi. Ketiga tamunya –Chouji, Shikamaru dan Gaara– duduk di satu sofa panjang sementara Naruto berada di seberang meja, duduk sendirian di sofa yang sama panjangnya dengan yang digunakan oleh ketiga tamunya itu. Membuat suasana terlihat sedang tidak berpihak pada Naruto. Bak seorang yang hendak diintrogasi saja. Kau lebih kurus ya, nona Namikaze? tanya Shikamaru sambil tersenyum penuh makna. Naruto diam, tidak tau harus menjawab apa. Memangnya berat badannya terlihat begitu berbeda dengan Naruko? Sama saja rasanya...orang ini terlalu mendetail. Membuat Naruto jengkel saja. Dan warna kulitmu itu...lebih tan dari sebelumnya, kalau tidak salah, perkerjaanmu adalah sebagai seorang guru yang mengajar di rumahmu sendiri kan? Bagaimana bisa kulitmu jadi lebih gelap begitu? Sambung Shikamaru lagi. Apa-apaan sih orang menyebalkan ini? Ngajak berantem apa?! pekik Naruto geram membatin. Naruto mengelus punggung tangannya pelan, Benarkan? Ah, aku belakangan ini sering makan siang di kedai desa dan ada festival baru-baru ini diadakan di sana, kau tau sendiri bagaimana jarak rumah ini dengan desa. Aku rasa karena itulah kulitku jadi..., ujar Naruto Sayang sekali, padahal sebagai wanita seharusnya hal itu tidak bisa dipandang sepele bukan? Apa Anda tidak punya payung untuk menghindari kulit Anda agar tidak terbakar sinar matahari? tepis Shikamaru seenaknya. Cukup sudah. Naruto yakin si rambut nanas menyebalkan ini pasti tidak dengan tanpa sengaja menciptakan percakapan menjebak seperti ini. Dia pasti sudah merencanakannya. Apa ini? Apa sekarang pihak asuransi mencurigai kalau dia adalah Naruko palsu? Bagaimana bisa? Dia tidak boleh gagal di saat genting seperti ini. Inilah hari final dimana pengorbanannya selama ini –menyamar menjadi wanita yang membuat serangkaian kejadian yang tidak pernah Naruto duga sebelumnya harus terjadi, seperti dimana ia harus bertemu dengan Sasuke, menahan diri agar tidak ketahuan olehnya yang akhirnya gagal dan berlanjut menjadi lebih rumit setelah malam itu, kemudian disusul dengan sebuah kenyataan mengerikan tentang sahabat terbaiknya, Gaara– semua itu...tidak akan Naruto biarkan sia-sia hanya karena penyamarannya harus ketahuan di saat-saat terakhir! Akhirnya Naruto menundukkan wajahnya, menggeliat tidak nyaman di tempat duduknya. Terlihat begitu kurang senang dengan apa yang dikatakan Shikamaru. Dahinya berkerut dan bibirnya menekuk kecil ke atas. Ia pun lalu mendongkakkan wajahnya sambil memasang mata berkaca-kaca dengan ekspresi memelas yang sangat manis plus jari telunjuk yang ia sodorkan di belahan bibir ranumnya, begitu moe. Tampang yang author yakin akan membuat Sasuke menahan mimisannya jika ia sampai melihat ekspresi itu. Sh-Shikamaru-san, apa perubahan warna kulitku ini benar-benar begitu nampak jelas ya? Ra-Rasanya malu sekali...kalau sampai benar-benar terlihat ka-kalau kulitku menghitam karena terbakar metahari..., ujar Naruto dengan suara bergetar, melirik ke arah lain dengan wajah yang dipeuhi semburat pink. (Pura-pura) Malu. Gaara sendiri sampai tercekat meihat Naruto membuat ekspresi dan mimik wajah yang super duper girly begitu, hal yang Gaara yakin tidak akan pernah si pirang serampangan itu lakukan sekalipun ia harus menjual jiwanya pada dewa Jashin. Sementara Chouji dan Shikamaru pun ikut terhenyak dari kursinya dan akhirnya memilih untuk tidak mengatakan apapun yang bisa mebuat nona di hadapan mereka ini tersinggung lagi. Dengan begitu transaksi pun berjalan dengan mulus. TBC
Posted on: Sat, 23 Nov 2013 10:34:30 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015