Bumi Cinta 24: Tuhan Tidak Mati Habiburrahman El - TopicsExpress



          

Bumi Cinta 24: Tuhan Tidak Mati Habiburrahman El Shirazy Auditorium Fakultas Kedokteran itu penuh sesak. Sebagian orang tidak dapat kursi dan terpaksa berdiri. Pihak panitia penyelenggara menaksir peserta seminar yang terbuka untuk umum itu lebih dari seribu dua ratus orang. Penyebab membludaknya peserta seminar tak lain adalah popularitas salah satu pembicaranya, yaitu Victor Murasov, Ph.D, seorang intelektual muda yang sering menulis artikel di koran Pravda, yang sekaligus seorang bintang film yang baru saja meraih penghargaan sebagai aktor terbaik di Festival Film di Berlin, Jerman. Victor Murasov, juga dikenal sebagai penulis yang sering menyampaikan pandangan-pandangan yang kontroversial. Yang paling-kontroversial ketika ia mengatakan dalam sebuah tulisannya, bahwa Ia lebih mencintai Hitler daripada Tuhan. Hitler menurutnya ada dan nyata, dan karena Hitlerlah bangsa Yahudi menjadi dikasihani dunia dan dapat mendirikan negara Israel. Sedangkan Tuhan menurutnya tidak jelas keberadaannya. Tulisan Viktor Murasov itu memancing protes banyak kalangan di Moskwa, tetapi selalu saja Viktor Murasov bisa menghadapinya dengan gaya orasinya yang memikat. Maka diskusi tentang Tuhan Bagi Manusia di Era Modern itu pasti akan sangat menarik dan seru, karena salah satu pembicara utamanya adalah Viktor Murasov yang berkali-kali mengikrarkan diri sebagai hamba Ilmu Pengetahuan. Tuhannya adalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Agamanya adalah agama Ilmu Pengetahuan atau scientologi. Kitab sucinya adalah semua buku-buku sains dan teknologi. Selain Viktor Murasov, Ph.D, yang akan menjadi pembicara pada seminar itu adalah Prof. Dr. Lyudmila Nozdryova, Guru Besar Ilmu Bedah Jantung Fakultas Kedokteran yang juga seorang penganut Kristen Ortodoks yang taat. Kemudian Dr. Anastasia Palazzo, seorang intelektual muda, pakar sejarah yang juga penganut Katolik yang taat. Dan Muhammad Ayyas, di situ disebutkan sebagai seorang peneliti sosial dari Indonesia yang menganut Islam. Dan moderator seminar adalah seorang wartawati koran Pravda yang berwajah Asia, bernama Oktayabrina Yew. Seminar dimulai. Oktayabrina duduk di kursi paling kiri, lalu Viktor Murasov, sebelahnya Lyudmila Nozdryova, Anastasia Palazzo dan paling kanan Muhammad Ayyas. Oktayabrina memberikan pengantar seminar dengan sangat meyakinkan, tidak lupa ia memperkenalkan pembicara satu per satu. Dari biodata yang dibacakan nampak sekali, bahwa Muhammad Ayyas paling miskin prestasi akademik dan boleh dibilang paling tidak meyakinkan, sebab dialah satu-satunya pembicara yang tidak bergelar doktor. Melihat kenyataan itu, Ayyas bersiap-siap bahwa dirinya bisa jadi akan dipersilakan untuk berbicara paling depan. Karena yang paling belakang biasanya pakar yang dianggap paling mumpuni sehingga bisa mengoreksi pembicara sebelumnya. Tetapi ternyata dugaannya meleset. Oktayabrina, menginginkan diskusi yang langsung hangat. Maka ia langsung mempersilakan Viktor Murasov untuk berbicara paling depan. Oktayabrina kelihatannya berharap, Murasov akan mengeluarkan statemen yang kontroversial dan membuat suasana seminar panas. Statemen yang akan membuat pembicara berikutnya mengkritisinya dan membuat hidup suasananya. Viktor Murasov berbicara dengan sangat percaya diri. Baru beberapa kalimat ia lontarkan suasana ruangan sudah segar, peserta seminar dibuatnya terpingkal-pingkal dengan anekdot yang ia lontarkan. Lalu pelan-pelan ia masuk ke wilayah tema seminar. Ia menjelaskan kemajuankemajuan teknologi yang dicapai manusia saat ini. Dulu orang tidak pernah berpikir bahwa jantung yang rusak bisa diganti. Sekarang teknologi menunjukkan mukjizatnya kepada umat manusia. Jantung yang rusak bisa diganti, bisa ditransplantasi, bisa dicangkok dengan jantung lain yang sehat. Bahkan tak lama lagi saya yakin. Jantung manusia yang rusak bisa diganti dengan jantung babi atau jantung sapi. Tinggal menunggu waktu saja. Viktor Murasov terus menyihir peserta seminar dengan argumen-argumennya yang nampak begitu meyakinkan. Ia lalu mulai masuk ke propaganda, agama yang diyakininya yaitu agama yang menuhankan Ilmu Pengetahuan. Dengan sangat yakin Viktor Murasov mengatakan, Manusia modern tidak lagi memerlukan Tuhan, seperti yang dijelaskan oleh agama-agama seperti Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Budha dan sejenisnya. Manusia tidak lagi bergantung pada Tuhan. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang mereka capai mereka mampu mengatasi pelbagai macam persoalan. Mereka bisa hidup tanpa bantuan Tuhan. Di dunia modern yang serba canggih ini Tuhan telah sirna. Karena Tuhan yang sesungguhnya adalah kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terbukti banyak menyelesaikan persoalanpersoalan rumit yang dihadapi umat manusia! Viktor Murasov mengakhiri kalimatnya dengan diiringi tepuk tangan sebagian besar peserta seminar. Ayyas melirik ke arah Doktor Anastasia Palazzo. Doktor muda itu nampak menulis sesuatu di kertas dengan wajah memerah tegang. Ayyas samasekali tidak menyangka bahwa seminar ini sangat serius. Sebab yang dibicarakan adalah masalah paling serius dalam diskusi ilmu agama dan ilmu filsafat. Di dalam Islam, yang diseminarkan ini adalah masalah yang menyangkut akidah dan keyakinan. Ayyas memohon kepada Allah agar diberi pertolongan. Dulu waktu kuliah di Madinah ia pernah membahas masalah seperti ini dengan sangat detil, ia memohon kepada Allah agar ingatannya pada materi yang pernah dibahasnya itu dikembalikan. Kesempatan berikutnya diberikan kepada Prof. Dr. Lyudmila Nozdryova. Guru Besar yang sudah lebih separo baya itu berbicara dengan begitu lembut. Sangat berbeda dengan Viktor Murasov yang meledak-ledak dan bisa melucu. Prof. Dr. Lyudmila menjelaskan bukti-bukti ilmiah dari para ilmuwan dari pelbagai cabang ilmu yang menegaskan keberadaan Tuhan. Prof. Lyudmila dengan lemah lembut mengatakan, Seorang pakar fisika dan biologi, Frank Alan, membuktikan bahwa alam semesta ada Penciptanya. Ia mengatakan, Seringkali dikatakan bahwa alam material tidak memerlukan Pencipta. Akan tetapi, jika kita menerima anggapan yang menyatakan bahwa alam ada, terus bagaimana kita menjelaskan awal keberadaannya dan perkembangannya? Ada empat kemungkinan untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama, mungkin alam ini hanyalah imajinasi belaka. Ini jelas bertentangan dengan pendapat yang bisa kita terima bahwa alam ini sungguh-sungguh ada. Kedua, mungkin alam ini terjadi dengan sendirinya begitu saja dari tiada. Ketiga, mungkin ia eternal tak bermula. Keempat, mungkin alam ada yang menciptakan. Mengenai kemungkinan pertama, problemnya hanyalah menyangkut kesesuaian antara penginderaan dan imajinasi. Artinya, penginderaan dan pengetahuan kita terhadap alam tidak mendukung jika dikatakan, bahwa alam ini hanya sekadar bayang-bayang, tidak nyata. Jadi pendapat yang mengatakan, alam ini tidak mempunyai wujud nyata dan semata-mata ada dalam imajinasi belaka, tidak perlu didiskusikan. Pendapat yang menyatakan, bahwa alam dengan segala materi dan potensi yang dikandungnya terjadi dengan sendirinya dari ketiadaan, ternyata sama saja dengan pendapat yang pertama, absurd. Ini juga tidak perlu ditanggapi, apalagi didiskusikan. Pendapat ketiga yang menyatakan, bahwa alam adalah eternal tak bermula, ternyata mirip dengan pendapat yang mengatakan, alam ada yang menciptakan. Kemiripannya tersebut terletak pada sifat eternalitasnya. Kita harus memilih antara melekatkan sifat eternal kepada alam yang mati atau kepada Tuhan Yang Maha Hidup dan Menciptakan. Tidak ada kesulitan teoretis untuk memilih satu dari dua kemungkinan ini. Hukum-hukum termodinamika membuktikan, daya panas energi-energi alam secara perlahan akan hilang, dan secara pasti berjalan sampai pada suatu kondisi di mana bendabenda di alam ini berada di bawah titik panas yang amat rendah, yaitu nol mutlak. Pada waktu itulah, energi tidak akan ada dan kehidupan menjadi mustahil. Dan, ketika kondisi ini terjadi, tidak bisa dihindari bahwa energi menjadi musnah: Matahari yang menyala, bintang-bintang yang bercahaya, dan bumi yang penuh dengan pelbagai kehidupan, masing-masing menjadi bukti yang nyata bahwa alam bersifat temporal dan dimulai dari detik tertentu. Jadi, alam memang diciptakan, dan Penciptanya adalah Dzat Yang Eternal, Yang Wajib Adanya, Tak Bermula, Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa. Prof. Dr. Lyudmila Nozdryova dengan sangat halus sebenarnya membantah pendapat Viktor Murasov yang terang-terangan meniadakan Tuhan. Ayyas mendengarkan penjelasan Profesor Lyudmila dengan seksama. Dalil yang disampaikan sangat ilmiah dan kuat. Tapi ia merasa kurang terang dalam mengoreksi pendapat Viktor Murasov yang disampaikan dengan cara yang lugas, dan terang-terangan. Ayyas berharap Anastasia Palazzo akan mengoreksi pendapat Viktor Murasov dengan serius. Sehingga dirinya yang sebenarnya tidak penting karena sekadar jadi pembicara pengganti tidak perlu banyak bicara. Cukup beberapa kalimat saja. Dan tibalah saatnya Dr. Anastasia Palazzo menyampaikan pendapatnya. Doktor muda itu telah membagikan makalah tujuh halaman tentang bagaimana para pemikir memikirkan Tuhan. Inti dari makalah Doktor Anastasia sebenarnya bermuara pada hal yang sama, yaitu bahwa Tuhan itu ada. Dengan suara yang jernih, dan wajah yang memikat siapa pun yang memandangnya, Doktor Anastasia Palazzo mengatakan, Pemikir yang benar-benar berpijak pada teori ilmiah ilmu pengetahuan tidak akan mengingkari adanya Tuhan. Manusia modern sangat memerlukan Tuhan, sama dengan manusia kuno memerlukan Tuhan. Para filsuf modern yang cemerlang memberikan bukti-bukti dan dalil-dalil filosofis bahwa Tuhan itu ada. Contohnya Rene Descartes, Braise Pascal, dan Immanuel Kant. Mereka semua meyakini Tuhan itu ada. Rene Descartes misalnya, perkataannya yang paling terkenal adalah: Je pense donc je suisl Atau, Cogito ergo sum! I think hence I am! Artinya: Aku berpikir maka aku ada! Perkataannya itu, merupakan titik awal pembuktiannya bahwa Tuhan itu ada. Setelah mengatakan, aku berpikir maka aku ada, dia lantas berkata: Aku ini ada. Maka siapakah yang mengadakan aku dan menciptakan aku? Aku tidak menciptakan diriku sendiri. Oleh karena itu harus ada Dzat yang menjadikan aku. Dzat yang menjadikan itu haruslah Dzat yang Wajib Wujud. Yaitu Dzat yang pasti adanya. Dzat yang tidak mungkin tidak ada. Dzat yang ada dengan sendirinya, dan tidak membutuhkan Dzat lain untuk mengadakan-Nya, atau yang memelihara wujud-Nya. Dzat itu juga harus selamanya ada, tidak berkesudahan. Dan Dia harus pula memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Sungguh indah caranya membuktikan adanya Tuhan! Kemudian Braise Pascal, kecerdasannya mengantarkan pada kesimpulan bahwa Tuhan itu ada. Ia mengatakan, Pengetahuan kita tentang Tuhan termasuk salah satu pengetahuan pertama, yang tidak memerlukan perdebatan dalil-dalil pikiran. Karena aku bisa tidak ada, kalau ibuku meninggal dunia terlebih dahulu sebelum aku dilahirkan hidup. Jadi, aku bukan dzat yang wajib wujud, dan aku bukan selamanya ada. Aku bukan tidak berkesudahan. Karena itu harus ada dzat yang wajib wujud, yang ada selamanya, dan yang tidak berkesudahan, di mana wujudku bersandar kepadanya. Yaitu Tuhan. Yang kita ketahui wujud-Nya dengan pengetahuan pertama, tanpa merepotkan diri dalam perdebatan bukti-bukti alam pikiran! Pengetahuan pertama yang dimaksud Pascal adalah fitrah murni dalam diri manusia. Yaitu pikiran-pikiran fitri yang terdapat dalam akal manusia yang dapat dilihat dengan jelas dan terang benderang tanpa membutuhkan pembuktian. Ialah pikiran yang secara otomatis dapat membedakan baik dan buruk, gelap dan terang, kebenaran dan kebatilan. Sedangkan Immanuel Kant, setelah dia membeberkan teorinya yang panjang, dia menyimpulkan bahwa, kebenaran adanya Tuhan adalah kebenaran postulat. Yaitu kebenaran tertinggi dalam tingkatan kebenaran. Kebenaran tak terbantahkan. Kebenaran yang berada di luar jangkauan indera, akal dan ilmu pengetahuan. Itulah yang disebut postulat, yaitu dalil teoretis yang berada di luar jangkauan pembuktian teoretis, yang oleh karenanya dapat disebut dalil kepercayaan! Penjelasan Dr. Anastasia Palazzo cukup tajam mengoreksi pendapat Viktor Murasov. Hanya saja menurut Ayyas, belum benar-benar membantah propaganda Viktor Murasov, bahwa di dunia modern yang serba canggih ini Tuhan telah sirna digantikan oleh Ilmu Pengetahuan. . Ayyas menyebut asma Allah. Moderator masih berbicara memuji Doktor Anastasia Palazzo yang begitu rapi menyampaikan pendapatnya. Sesaat kemudian sang moderator Oktayabrina mempersilakan dirinya untuk angkat bicara. Ayyas langsung berdiri dari tempat duduk. Ia berdiri dengan tenang, kedua matanya memandang seluruh ruangan bagaikan seorang raja memandang rakyatnya. Lalu ia berkata, Kalian ingat puisi Paulson yang dikutip Leo Totstoy dalam cerpennya yang berjudul Tuhan dan Manusia? Terdengarlah gemuruh dari seluruh peserta bahwa mereka tidak ingat. Kalian mau aku bacakan puisi itu? Serentak mereka menjawab, Ya bacakanlah! Ayyas langsung mendeklamasikan puisi itu dengan lantang, Topan yang menyembunyikan langit, Angin pusar membawa salju Sekarang ia mengaum bagai hewan buas Sebentar kemudian bagai anak kecil Ia merengut kelu Seketika ruangan seminar itu bergetar oleh gemuruh tepuk tangan ketika Ayyas selesai membacakan sajak Paulson dan menunduk hormat kepada mereka. Ayyas lalu duduk dan mulai bicara. Panggung sepenuhnya dalam kendalinya. Di dunia ini, Tuhan menyayangi orang-orang yang mengimaninya juga menyayangi orang-orang yang mengingkarinya. Sangat dahsyat kasih sayang Tuhan, sehingga seorang manusia yang lemah yang kalau sakit gigi sedikit saja mengaduh siang malam, yang sedemikian lemahnya manusia itu tapi berani menyatakan bahwa Tuhan telah sirna karena ilmu pengetahuan. Orang yang seperti itu pun di dunia ini tetap disayang Tuhan. Diberi makan, diberi pakaian, diberi penghasilan cukup, bahkan diberi ketenaran yang luar biasa. Kita tadi mendengar bersama bagaimana canggihnya Viktor Murasov menunjukkan kehebatannya. Ia mengaum bagai hewan buas yang begitu bernafsu mencabik-cabik Tuhan dan membinasakan Tuhan dengan sebinasa-binasanya. Meskipun begitu Tuhan tetap masih sayang padanya. Tuhan tidak memerintahkan kepada jantung yang ada di dalamnya untuk berhenti berdetak. Tidak. Tuhan tidak memerintahkan hati yang ada di dalamnya berhenti menyaring racun. Tidak. Tuhan masih memberinya kesempatan hidup. Tuhan tidak juga mengirimkan topan dan badai kemarahan kepadanya. Tidak. Kenapa? Sebab Tuhan tahu kata-kata Viktor Murasov itu tak lebih berharga dari sampah belaka. Tidak ada bobot dan nilainya samasekali. Kata-katanya samasekali tidak menggoyah sedikit pun keberadaan Tuhan. Baiklah mari kita buktikan bersama bahwa kata-kata Viktor Murasov tadi tak ada nilainya sama-sekali. Itu hanya bagian dari cara dia agar ditulis di koran-koran dan tetap terkenal saja. Bagi orang yang cermat dan paham filsafat. Sebenarnya Viktor Murasov hanyalah burung beo. Dia hanya ikut-ikutan saja. Apa yang dikatakannya sebenarnya adalah apa yang pernah dikatakan oleh Nietzsche. Siapa Nietzsche itu? Dia adalah seorang pemikir dari Jerman yang mengatakan Tuhan telah mati. Nietzsche adalah seorang atheis. Dia mengingkari adanya Tuhan. Dia pengusung paham athéisme optimisme. Jadi, apa yang dikatakan Viktor Murasov adalah apa yang ditulis Nietzsche yang pernah menggegerkan Jerman, bahkan Eropa pada abad ke-19 yang silam. Pembual itu hanya menyambung lidah Nietzsche. Dia tak ubahnya seekor burung beo yang mengoceh dan menirukan pemikiran Nietzsche. Jujur, saya lebih salut pada anak-anak kecil yang kreatif berpikir daripada seorang yang mengaku intelektual tapi sejatinya hanya seorang pengekor. Ayyas berkata dengan ceplas-ceplos dengan bahasa yang terus terang dan terkesan kasar. Ruangan seminar hening dan tegang. Ketika Ayyas hendak melanjutkan pembicaraannya, moderator menyela, Maaf, Tuan Ayyas, Anda sudah terlalu panjang. Tiba-tiba seorang peserta seminar, seorang gadis berambut jagung berdiri dan bersuara lantang, Nyichego! Interesnor Tidak apa! Menarik! Ratusan orang kemudian menyampaikan hal yang sama. Mereka ingin agar Ayyas diberi kesempatan melanjutkan pendapat yang ingin disampaikannya. Moderator tidak bisa berbuat apa-apa kecuali memberi kesempatan lagi kepada Ayyas untuk melanjutkan pembicaraannya. Silakan dilanjutkan Tuan Ayyas! Kata Oktayabrina Yew. Ayyas tersenyum lembut dan kembali melanjutkan perkataannya yang sempat putus, Nietzsche termasuk pemikir yang terjebak dalam athéisme, yaitu pemikiran yang mengingkari adanya Tuhan. Sebelum masuk pemikiran Nietzsche, kita harus tahu bahwa athéisme ini banyak jenisnya. Namun intinya satu, yaitu tidak mengakui keberadaan Tuhan. Ada yang disebut athéisme materialisme. Ini adalah jenis athéisme yang paling tua. Ada athéisme psikologi, athéisme marxisme, athéisme eksistensialisme, juga athéisme neo positivisme. Tapi mohon maaf, saya tidak bisa menjelaskan detil jenisjenis athéisme itu di forum ini karena waktu yang terbatas. Kita akan sama-sama menguliti pemikiran Nietzsche yang dibawa Viktor Murasov ke tengah-tengah kita. Nietzsche menggegerkan Eropa karena menurutnya Tuhan telah mati. Dalam bahasa Viktor Murasov Tuhan telah sirna. Bagaimana runtutan cara berpikir Nietzsche sampai dia meniadakan Tuhan? Begini, menurut dia, manusia mengakui adanya Tuhan karena tingkat ilmu dan teknologi yang rendah. Manakala manusia telah mencapai ilmu dan teknologi yang tinggi niscaya percaya pada Tuhan tidak diperlukan lagi. Dahulu ketika ilmu dan teknologi manusia masih rendah, hidupnya masih tergantung pada belas kasihan alam. Semua kekuatan alam didewakan. Ketika manusia melihat banjir besar melanda pertanian dan pemukimannya yang membawa penderitaan luar biasa, ia merasa tidak mampu mengatasinya. Ketika banjir reda dan sungai kembali jernih manusia dapat memanfaatkan kebaikannya sebagai sumber penghidupan. Ikan-ikannya yang gemuk dan manfaat lainnya yang banyak. Agar sungai tidak mengamuk dan tetap memberikan berkah lalu disucikannya. Dianggap mempunyai kekuatan raksasa yang gaib. Lalu diberi sesaji, dihormati, dituhankan. Dalam masyarakat primitif muncul dewa, sungai, dewa langit, dewa laut, dewa hujan, dewa pertanian dan lain sebagainya yang itu semua merupakan kekuatan alam. Tetapi ketika manusia tidak lagi tergantung pada alam, dengan ilmu dan teknologinya dapat mengendalikan banjir, dengan ilmu pertanian melipatgandakan hasil panen, dewa atau Tuhan sungai tidak ada lagi. Kekuatan alam yang berupa banjir yang dulu diagungkan dan disucikan diberi sesaji kini harus sujud menyembah di telapak kaki manusia. Dalam sejarah bangsa Yunani dikenal banyak dewa-dewa yang diketuai oleh Tuhan Zeus. Kini manusia telah menguasai ilmu dan Tuhan ataupun dewa-dewa yang dianggap sebagai Tuhan, tinggal hanya dalam buku-buku di perpustakaan. Nietzsche bertanya, ke mana Tuhan-Tuhan itu pergi? Apakah dia lari atau bersembunyi ataukah dia hilang seperti anak kecil? Tidak! Tuhan itu telah mati! Kita yang membunuhnya, demikian Nietzsche mengejek bahwa Tuhan ditikam jantungnya dengan belati ilmu pengetahuan. Ia sangat optimis bila manusia telah mencapai kemajuan, sehingga ilmu pengetahuan membebaskan manusia dari ketergantungannya pada alam, maka Tuhan telah sempurna matinya. Ia membutuhkan waktu sebagaimana kilat pun membutuhkan waktu. Ia menganjurkan agar manusia terus maju mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia, sendiri menjadi pengatur alam, bukan tergantung pada alam. Manusia dengan ilmu pengetahuannya harus menggantikan dewa-dewa orang primitif, menjadi penentu dan pengatur alam, ia harus menjadi manusia atas atau manusia super. Jadi Viktor Murasov hanyalah pembeo pemikiran Nietzsche. Dan tentu saja pemikiran Nietzsche samasekali tidak benar. Bagaimana membuktikan pemikiran Nietzsche samasekali tidak benar? Mudah saja, begini, Nietzsche begitu optimis akan mukjizat ilmu pengetahuan yang dengan kekuatannya manusia dapat menguasai alam, dan bila demikian, maka Tuhan tidak diperlukan lagi. Benarkah ilmu pengetahuan dapat menjanjikan optimisme yang diyakininya bahwa manusia akan dapat menguasai alam? Tidak diragukan lagi, manusia dengan ilmu dan teknologinya telah mencapai kemajuan yang luar biasa. Sekali peristiwa terjadi di ujung dunia, pada saat yang sama dapat dimonitor pada ujung dunia yang lain. Sekali gagang telpon diangkat, komunikasi antarbenua dapat terlaksana. Manusia telah berhasil melakukan cangkok ginjal, cangkok jantung dan bahkan mampu menggandakan makhluk hidup dengan cara cloning. Berbagai penyakit berbahaya seperti TBC, infeksi, raja singa bisa diatasi. Manusia merasa semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologinya, semakin kecil masalah yang tidak bisa diatasinya, sehingga pada suatu saat akan sampai pada batas di mana semua masalah akan dapat diatasi. Tetapi apa yang terjadi tidaklah demikian. Batas di mana manusia ingin mencapainya ternyata selalu mundur sejalan dengan kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan. Suatu masalah dapat ditangani, masalah lain muncul. Demikianlah! Maka selamanya manusia tidak akan dapat mencapai batas itu. Ilmu pengetahuan tidak dapat mendeteksi kapan persisnya gempa terjadi. Kalau pun bisa mendeteksi, tetap saja ilmu pengetahuan tidak dapat menolak terjadinya gempa. Demikian pula untuk selamanya manusia tidak akan melepaskan diri dari ketuaan dan kematian. Kenyataan ini menyadarkan dia sebagai makhluk lemah. Membawa dia kepada keyakinan akan adanya suatu Dzat yang kuasa sepenuhnya, yang dapat mengobati segala penyakit. Yang dapat menghidupkan dan mematikan. Yang tidak terbatas kekuasaannya. Tidak terpengaruh oleh waktu. Yang kekal abadi tidak terkalahkan oleh kematian, sebab Dialah pencipta kematian. Dialah Tuhan! Dialah Allah,Tuhan seru sekalian alam. Jadi hanya orang gila yang mengatakan Tuhan telah mati atau telah sirna. Sebagaimana sejarah mencatat Nietzsche pada akhirnya adalah gila. Dia mati mengenaskan dalam keadaan gila! Tak ada yang membantah kenyataan ini. Maka agar kalian tidak gila, kalian jangan mengikuti Nietzsche! Mendengar penjelasan Ayyas, peserta seminar terpana. Semuanya disihir suara Ayyas yang runtut dan lantang. Dan camkanlah wahai hadirin sekalian yang saya hormati, Ayyas melanjutkan penjelasannya sebelum menutup kalimatnya,camkanlah baik-baik, dan ini yang terpenting untuk kita renungkan bersama. Camkanlah! Benar bahwa beberapa waktu yang lampau, si Gila Nietzsche mengatakan, TUHAN TELAH MATI. Sekali 1 agi dia mengatakan, TUHAN TELAH MATI. Saat berkata, TUHAN TELAH MATI, NIETZSCHE MASIH HIDUP. Tapi hari ini, saat kita seminar di sini, bukti ilmiah telah kita saksikan, ketahui dan rasakan sendiri, bahwa hari ini, NIETZSCHE TELAH MATI, SEDANGKAN TUHAN MASIH HIDUP DAN MELIHAT KITA SEMUA. Bahkan Tuhan masih melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kita semua di sini, tak terkecuali kepada Victor Murasov yang terang-terangan menghina dan mengingkari-Nya! Tepuk tangan hadirin semakin bergemuruh. Para panelis ikut bertepuk tangan, tanda setuju, kagum dan terpana pada kalimat Ayyas yang begitu menukik, lugas, tegas, dan... garang! Doktor Anastasia Palazzo paling keras tepuk tangannya. Pakai berdiri segala. Dan tanpa dikomando, seluruh peserta seminar ikut bertepuk tangan dan berdiri mengikuti Doktor Anastasia Palazzo. Standing aplous yang panjang! Hanya Victor Murasov yang tidak bertepuk tangan. Ia nampak salah tingkah, akhirnya ia ikut berdiri dan bertepuk tangan juga, meski itu pelan dan terpaksa. Sementara Ayyas semakin bersemangat mendapat apresiasi luar biasa seperti itu. Ia samasekali tak menduganya. Ia tak mau menyianyiakan momentum yang dahsyat itu. Ia segera menutup kalimatnya dengan ujung puisi yang dibaca dengan lantang dan bertenaga. Persis, seperti saat ia membaca puisi di ajang pengucapan puisi tingkat dunia atau worldpoetryreading, yang pernah diikutinya di Kuala Lumpur, Australia, Belanda dan Jerman, Sekarang ia mengaum bagai hewan buas Sebentar kemudian bagai anak kecil Ia merengut kelu. Begitu Ayyas menyelesaikan huruf terakhirnya. Hadirin semakin bergemuruh. Ruangan itu bergetar. Forum itu sepenuhnya milik Ayyas. Ia telah menaklukkannya dengan sempurna. Standing aplous semakin panjang. Hati Anastasia Palazzo bergetar hebat. Doktor muda itu sampai berkaca-kaca. Yang paling merasa kerdil dan ditelanjangi saat itu adalah Viktor Murasov. Hatinya sangat marah pada makhluk yang bernama Ayyas, yang entah datang dari mana tiba-tiba membuatnya bagai anak kecil yang merengut kelu. Seminar berjalan hangat-hangat panas, namun lancar, dan hidup. Banyak pertanyaan ditujukan kepada Ayyas, dan Ayyas menjawab satu per satu pertanyaan yang diajukan padanya dengan baik. Viktor Murasov tidak lagi berani mengaum penuh percaya diri. Ia penuh perhitungan menyampaikan kata-katanya. Mentalnya telah habis dibabat Ayyas yang datang sebagai pembicara dengan tanpa beban apa pun. Ketika seminar selesai. Ayyas berdiri hendak meninggalkan tempat duduknya. Dan tanpa ia duga samasekali. Doktor Anastasia Palazzo, memeluk dan mencium pipi kiri dan pipi kanannya dengan sangat cepat. Kejadian itu terjadi begitu saja dengan sangat cepat. Kecepatannya, bisa jadi melebihi kecepatan kereta api paling cepat di dunia. Ayyas samasekali tidak punya kesempatan menghindar apalagi mencegahnya. Tahu-tahu, bibir Anastasia sudah mendarat di pipinya. Beberapa orang mengabadikan kejadian itu. Ia sangat malu dan marah. Ia ingin marah sejadi-jadinya pada Doktor Anastasia, tapi ratusan orang yang masih ada di situ sedang memerhatikannya. Setelah menciumnya, dengan sesungging senyum penuh arti, Doktor Anastasia mengeloyor pergi begitu saja. Sementara itu, Prof. Dr. Lyudmila juga mencium pipi kanan dan pipi kiri Viktor Murasov. Bagi orang Rusia, itu ciuman yang biasa saja, tidak ada istimewanya. Tapi bagi Ayyas, itu sungguh suatu petaka yang tidak diinginkannya. Petaka yang akan terbawa hingga ke akhirat sana. Sebab, Anastasia samasekali tidak halal baginya. Anastasia bukan istrinya, juga bukan mahramnya. *** BERSAMBUNG Ais
Posted on: Wed, 23 Oct 2013 05:04:27 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015