CERPEN : TLATAH BUMI BENGKAH Oleh: St. Sri Emyan (Asli Wong - TopicsExpress



          

CERPEN : TLATAH BUMI BENGKAH Oleh: St. Sri Emyan (Asli Wong Nggalek) Semalaman bu lurah muda Endang Roro Vaginah dibuat marah. Karena merasa diremehkan bahkan dilecehkan oleh bangsa Tikus. Gimana tidak. Nasi gegog kas Bendungan yang di beli malam tadi dan mau dibuat santapan pagi e e eallah dinjak-injak. Malahan, ada yang dikencingi segala. Namanya ini kan penghinaan. Apalagi, yang dikerjain istri lurah Wirog, parogo sakti dari Tlatah bumi Bengkah. “Kalau begitu tingkahnya, emang sudah keterlaluan bu. Mereka-mereka itu sudah menancapkan panji ngajak berdondi. Ngibarkan bendera merah, ngajak dredah” “ Sebenarnya setelah kita berlayar ria di lautan madu terbang di langit biru tadi malam, aku kebelakang. Masih melihat kelebatnya para pemberontak itu lho pak. Saya kejar-kejar binatang menjijikan itu sampai ke kolong sampah. Tetapi, si Tikus yang berkumis melintang, sepertinya malah menghunus pedang nantang perang. Bangsat benar. Ketika salah satu dari grombolan mau saya pukul punggungnya, waduh malah nungging mamerkan pantatnya yang botak. Lalu, “Duuttt…!!!!” Kentut dan sangat bau banget. Karena berani meremahkan, aku lempar dengan gelas mini yang biasa untuk buat kita minum bier, arak dan tuak dulu.Tidak kena, malah ‘crut… crut… crut’… Salah satu dari rombongan itu mengencingi aku. Dan sial nian, pas mengenai bibir mungi kesayangan panjenengan. Gilanya lagi, byurrr…semuanya lari dengan kompak Seperti ada komandonya sambil memamerkan runcing gigi-giginya yang masih ada sisa makanan. Mereka ngentit, mencuri dari almari. Siapa yang tidak marah, melihat para Tikus berani bertingkah. Siapa yang tidak jengkel, melihat mereka ngajak duel”. “Tenang, tenang jangan gusarlah sayang. Sepulang dari kantor kelurahan nanti, bangsat- bangsat yang sudah membuat sakit hatimu itu akan saya binasakan”.Setelah berkata begitu,’mak singuk’ demang play boy itu ngesun pipi Endang Roro Vaginah istri yang ke sepuluh, kemudian diulangi dengan “cup” mencium bibirnya. “Tapi si Tikus bengal itu jangan di racun, aku kawatir nanti malah mengenai makanan kita”. “ Tidak, tidak aku racun. Aku rasa yang pas, dibelikan perangkap, Dikasih umpan makan yang enak-enak, nanti kalau bangsat itu lengah lehernya atau kakinya kan kena perangkap. Mampuslah dikau nanti. Akan beresalah bu. Lurah Wirog pun berangkat ke kantor. Sebelum jadi lurah , beliau sudah punya sembilan istri. Tokoh yang masih berdarah keturunan bangsa Nipon ini, telah dinobatkan jadi lurah dengan aklamasi oleh masyarakat.Lantaran lurah Prawiro Dipo sebelumnya meninggal dinia akibat terserang kolera. Setelah jadi lurah, tokoh kita ini pun menikah lagi dengan Endang Roro Vaginah. Putri dari Wagiyem yang ketika jaman penjajahan Belanda dibawa ke Suriname dan dikawin tanpa nikah oleh Van Lorent Hock dari negeri kincir angin. Kalau priyayi jawa mengatakan bongso Walondo. Kemudian putri semata wayangnya itu dinikahi oleh Lurah dalam cerita ini. Sebelum manjadi lurah, Wirog muda merupakan sosok tampan yang disayangi dan diidolakan oleh masarakat Bumi Tlatah Bengkah. Disamping terlihat jujur, juga sosialnya yang tinggi. Anehnya, setelah menjadi orang nomer satu di kelurahan terbalik ’grembyang’.Yang mulanya murah senyum, menjadi: Sombong, tamak bahkan juga serakah. Untuk melanjutkan membaca Cerpen Ini klik beritatrenggalek/2013/08/cerpen-tlatah-bumi-bengkah.html
Posted on: Fri, 23 Aug 2013 14:11:24 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015