Cerpen Karya : Dwii Ghita Follow : @dwii_ghita Add : Dwii - TopicsExpress



          

Cerpen Karya : Dwii Ghita Follow : @dwii_ghita Add : Dwii Ghita Pemain : Cjr, Winxs, (nama kamu). Ceritanya masih pada SMA ya NO COPAS NO BULLY NO HAPUS !!! Maaf kalau jelek, gaje, aneh, kepanjangan atau apalah, dan maaf kalau terlalu DRAMATIS karna aku bukan penulis yg handal . Ini 100% karya aku sendiri ! Tokoh ‘AKU berperan sebagai ‘(NAMA KAMU) ‘ Terimakasih ‘ “Tetap ga bisa aku lupain (nama kamu), saat – saat indah bersamamu. Coba aja dulu aku ga salah paham dan mau dengerin penjelasan kamu, mungkin kamu masih berada disampingku. Aku terlalu egois (nama kamu), aku janji akan menjaga pemberian terakhir darimu ini” ujar seorang pria sembari memandang dirinya didepan cermin. *FlashBack On* Tet tett teet bel istirahat telah berbunyi, kini semua siswa/i SMA Tunas Bangsa telah keluar dari kelasnya masing – masing, begitupun aku. “Liat (nama kamu) ga ?” tanya Iqbaal pada Salsha ketika sampai didepan pintu kelasku. “Tadi dia udah keluar duluan,tau juga deh kayaknya si ke taman” jawab Salsha sembari tersenyum. “Taman ?” ujar Iqbaal bingung, ga biasanya (nama kamu) pergi ketaman sendirian. Biasanya selalu menunggunya. “Iya, tadi dia pergi sama Karel” sambar Bella. “Karel ?” ujar Iqbaal semakin bingung. “Mungkin selingkuh, ahahha” ketus Bella tertawa kejam. Iqbaal segera beranjak dari kelasku, entahlah mungkin menuju ke taman. “Lo apa – apaan si bell” bentak Steffy. Bella tak mengubris, dia segera beranjak pergi entahlah, mungkin ke kantin. (?) @Di Taman : “Aduh, mataku perih nih” ujarku sembari mengucak – ngucak mata sebelah kiriku. “Eh, jangan dikucek, nanti malah merah sini aku tiupin” ujar Karel sembari melepas tanganku yg sedang mengucak mataku dan segera mendekatkan wajahnya kemataku. Lebih tepatnya mulut ke mata kali ya (?). Dekat, Dekat, Dekat dan… “(nama kamu)” guman Iqbaal sedikit keras dan terdengar jelas di telingaku dan telinga Karel. “Iqbaal” ujarku setelah menoleh kearahnya dan berlari kearahnya. “Heii, kamu tau dari mana aku disini ?” tanyaku lembut ketika sembari tersenyum ketika berada di hadapannya. “Ga penting aku tau dari siapa, yg penting kenapa kamu mau dicium orang ini” jawab Iqbaal sedikit membentak dan menunjuk kearah Karel yg entah sejak kapan sudah berada di sampingku, dihadapan Iqbaal. “Cium ? kamu salah paham baal, tadi itu Karel cu..” ujarku terpotong. “Apa ?, aku tuh ngeliat jelas pake mata kepalaku sendiri (nama kamu)” bentak Iqbaal semakin lama suaranya semakin meninggi. “Ko kamu bentak aku si, dengerin penjelasan aku dulu” ujarku sedikit kecewa, karna baru kali ini Iqbaal membentakku. “Ga ada yg perlu dijelasin lagi, semuanya udah cukup jelas” ujarnya dan berlalu pergi. “Iqbaal” teriakku. “Kenapa si kamu ga bantu ngejelasin” bentakku ke Karel yg sedari tadi hanya diam mematung. “Karna gue pengen lo putus sama Iqbaal, dan lo jadi cewe gue” ujarnya ketus dengan urat – urat lehernya yg terlihat, aku hanya menatapnya ngeri dan berlalu pergi meninggalkannya, dan mengejar Iqbaal. @Kelas Iqbaal : “Baal” panggilku begitu lirih nan lembut. Iqbaal tak mengubris. Aku segera masuk kedalam kelasnya namun sialnya tet teet tett bel usai istirahat berbunyi, mungkin nanti pulang sekolah. DIPERCEPAT Pulang Sekolah : “Baal, aku mau jel..” ujarku terpotong lagi, ketika ia beeranjak pergi. Namun saat ia ingin menyebrang.. breeass Iqbaal tertabrak oleh sebuah moge berwarna merah mengilap dan jatuh, persis seperti tengkurap dan kepalanya tebentur oleh batu yg lumayan besar dan keras. *emang ada yg lembek ?*. Aku dan yg lain segera menuju kearahnya. Kini kepala Iqbaal telah berada di pangkuanku. “Baal, bangun” ujarku lirih ditemani oleh isak tangisku. “Kita harus cepat – cepat bawa Iqbaal ke RS” ujar Kiki cemas. “Yaudah, gue telfon dulu” ujar Cassie dan sedikit menjauh dari arena itu (?). DIPERCEPAT @Rumah Sakit : Dokter sudah keluar dari ruang UGD setelah memeriksa keadaan Iqbaal. “Bagaimana keadaannya dok ?” tanyaku cemas. Semua yg berada disitu juga menampakkan wajah cemas. Bunda dan ayahnya telah datang setelah dihubungi oleh Kiki. Teh Ody ? dia sedang kuliah di Paris *impian gua banget*. “Iya dok, bagaimana keadaan anak saya ?” tanya Bunda Iqbaal cemas, tampak pipinya telah dibanjiri oleh air mata. “Keadaan anak ibu cukup parah, akibat benturan di kepalanya yg sangat keras menyebabkan kerusakan pada salah satu organ penglihatannya, yg menyebabkan dia buta” jawab dan jelas sang dokter panjang lebar. “BUTA ??” kaget semua orang disini, dan menampakkan wajah mereka yg sedih termasuk aku. “Boleh saya masuk ?” tanya Bunda Iqbaal. “Silakan, saya permisi dulu” jawab sang dokter tersenyum ramah dan beranjak pergi. @Kamar UGD 012 “Iqbaal” ucap Bunda Rike. “Bunda, aku dimana ? kenapa semuanya gelap bun ?” tanya Iqbaal sedikit takut. “Kamu yg sabar ya baal, kamu, kamu..” jawab Bunda Rike menggantung. “Kamu buta” lanjutnya lagi dan meneteslah cairan bening dari mata indahnya. “Apa ?? ga mungkin bun” ujar Iqbaal sedih. “Iqbaal” ucapku lirih. “(nama kamu), kamu ngapain disini. Keluar !!” pinta Iqbaal membentak. “Baal, maaf aku bisa jelasin” ujarku masih meneteskan air mata. “KELUAR !!” bentak Iqbaal sedikit keras. Akupun hanya keluar, mengikuti arah kaki ini yg akan membawaku menuju kesesuatu tempat. ---- “Hhhh..” aku membuang asal nafasku sejenak. Sesampainya di gang kecil : “Cewe sendirian aja nih” goda salah satu preman berwajah sangar dengan tindik dibawah bibir dan rambutnya yg gondrong, aku hanya menatapnya ngeri dan segera mempercepat langkahku. “Eitts, jangan buru – buru dong, mau kita temenin ga ?” goda lagi dengan preman disebelahnya yg melebihi sangarnya. “Minggir” pintaku. Namun, preman itu ternyata segera memegangi kedua tanganku. “Lepasin !!” pintaku sedikit keras. “No no no” jawab preman itu. “Tolong tolong” teriakku meminta tolong dengan sangat keras, namun hasilnya nihil gang ini terlalu sepi. Brakk aku segera menendang kearah selangkangannya, dan segera berlari. “Woii tunggu” teriak preman itu mengejarku. aku segera menyebrang kearah jalan raya. Bresss sebuah mobil sedan berwarna hitam tiba – tiba saja menabrakku, aku terpental sangat jauh, dan tak sadarkan diri. “Aku dimana ?” ujarku setelah bangun dan memegangi kepalaku yg sedikit pusing. “Kamu dirumah sakit (nama kamu)” jawab seorang gadis yg tak begitu asing suaranya ditelingaku. “Salsha ?” ternyata gadis itu adalah Salsha, “Kamu ko bisa disini ?” tanyaku bingung. “Iya, tadi ada orang yg telpon aku, dan bilang kamu dirumah sakit ini, ko bisa si ?” jawab sekaligus tanya Salsha kembali. “Jadi gini *nyeritain yg barusan*” jelasku. “Oh, gitu” jawab Salsha. “Em, sha, boleh ga aku minta kertas selembar sama pulpen dong ?” pintaku mencoba tersenyum. “Boleh, buat apa ?” tanya Salsha. “Ada deh” ujarku memasang wajah sok imut *emang gue imut kali #plakk*. Setelah Salsha memberikan selembar kertas dan sebuah pulpen, aku segera menulis sesuatu di kertas putih bersih itu. “Oke, udah. Besok kamu kasih Iqbaal ya ? tapi besok inget loh !” pintaku tegas. “Okeh okeh” jawab Salsha santé. “Aku mau keluar dulu ya” ujarku beranjak pergi. --- “Dok, bolehkan ?” tanyaku memelas. “Maaf, tapi itu sulit” jawab dokter. “Saya mohon dok” ujarku meyakinkan. “Tapi, itu harus dilakukan pada orang yg sudah tak bernyawa, atau meninggal” jelas dokter. “Hhh, baiklah” aku beranjak meninggalkan ruangan itu segera berlari keluar, dan sesampainya dijalan raya, aku merentangkan kedua tanganku dan memejamkan mataku berharap sebuah mobil segera menabrak tubuhku hingga tak bernyawa, dan breess.. sebuah mobil angkutan umum yg sedang ugal – ugalan menabrak tubuhku, setelah itu.. aku tak tahu apa – apa lagi (?). -- “Selamat pak, bu anak ibu mendapatkan donor mata, dan bisa dilaksanakan sekarang juga” ujar dokter tersenyum ramah. “Terimakasih Tuhan” syukur Iqbaal tersenyum manis. D I P E R C E P A T @Setelah selesai operasi donor mata dilakukan dengan lancar.. “Enggh” desah Iqbaal ketika membuka matanya, pandangannya masih belum jelas, dan akhirnya telah sangat jelas. “Bunda, Ayah” ujar Iqbaal tersenyum. “Iqbaal” ujar Bunda Iqbaal tersenyum. “Syukur lo bisa lihat lagi baal” ujar Bang Kiki tersenyum manis. “Iya bang” seru Iqbaal senyum tak kalah manis (?). “Dok, siapa yg mendonorkan mata ini untuk saya ?” tanya Iqbaal penasaran. “Dia, tidak mau memberitahukan siapa – siapa, karena menurut dia kamu akan tahu sendiri” jawab sang dokter tersenyum ramah. “Siapapun yg mendonorkan matanya untukku, terimakasih banyak” ujar Iqbaal mendangakan wajahnya keatas dan tersenyum manis. “Eh, tapi (nama kamu) mana ya ?” tanya Steffy bingung. “Iya nih, (nama kamu) kemana sha ?” lanjut dan tanya Aldi kebingungan. “Tadi si dia bilang mau keluar sebentar, tapi ko lama ya ?” jawab Salsha makin bingung. “Ngapain si kalian pada ngomongin (nama kamu). Ga ada orang lain apa ?” ketus Iqbaal keras. “Hus, baal ga boleh gitu” ujar Ayah Iqbaal lembut namun tegas. “Terus gimana keadaan (nama kamu) ?” tanya Bastian. “Dia..” jawab Salsha terpotong. “Keadaan, emang (nama kamu) kenapa ?” potong dan tanya Iqbaal cemas dan bingung. “(nama kamu) kecelakaan baal” jawab Salsha tertunduk lesu. “Terus gimana keadaannya ?” tanya Iqbaal sekali lagi benar – benar cemas. “Entahlah” jawab Salsha memang tak tahu menahu. “Gue mau kerumahnya” ujar Iqbaal beranjak pergi. -- @Rumah (nama kamu) : “Bendera kuning, siapa yg meninggal ?” batin Iqbaal bertanya – tanya. “Assalamu’alaikum” salam Iqbaal ketika pintu telah dibuka oleh wanita paruh baya diambang pintu dengan baju serba berwarna hitam, begitupun jilbabnya. “Wa’alaikumsalam, eh nak Iqbaal ada apa nak ?” tanya wanita itu ramah yg tak lain adalah bundanya (nama kamu). “(nama kamu) ada tante ?” tanya Iqbaal ramah, seketika itu pula bundaku menjadi sedih. “Ko tante sedih si tan, kenapa ?” tanya Iqbaal bingung. “Kamu ga tau ?” tanya balik bundaku. Iqbaal hanya menggeleng karna tak tahu apa – apa. “Kamu tanya teman mu saja ya” lanjut bundaku beranjak pergi. Drrt drtt drrtt Iphone milik Iqbaal bergetar pertanda ada sms masuk. “Baal, sekarang juga lo harus ke pemakaman *sensor*” isi sms dari teman dekatnya Aldi. “Ada apaan si sebenarnya” ujar Iqbaal bingung sedikit pelan. @Pemakaman : Dilihatnya sudah ada Bunda Rike, Ayah Heri, Bang Kiki, Aldi, Bastian, Salsha, Steffy, dan Cassie. Bella Karel ? dia sudah pergi ditendang semut kelobang semut (?). “Siapa yg meninggal ?” tanya Iqbaal bingung ketika sampai tanpa menoleh kearah batu nisan tersebut. “Hikks hikss” hanya itu isak tangis yg terdengar dari orang – orang yg berada disekitar sini. Iqbaal segera memalingkan wajahnya kearah batu nisan tersebut dan tertulislah (nama lengkapmu) binti (siapa ?). “(NAMA KAMU)” jerit Iqbaal histeris. “Kenapa kamu tinggalin aku ?” ujar Iqbaal sedih. “Baal, ini ada surat dan bingkisan dari (nama kamu) buat lo, dibaca ya” ujar Salsha memberikan surat dan sebuah bingkisan dengan kado berwarna putih dan pita berwarna ungu. Iqbaalpun membuka surat tersebut yg isinya.. To : - Prince CoolBoy. Haii baal, gimana keadaanmu ? pasti kamu senengkan bisa lihat indahnya dunia ini kembali ? iyakan, iya dong. Maaf ya aku ga ada disaat kamu melihat kembali aku harus pergi, pergi jauh, jauh banget. Kamu jangan sedih, nangis atau apalah, kan kamu cowo harus kuat dong . Oh iya, jaga juga ya salah satu barang berhargaku, aku tau pasti kamu sedih banget kan harus kehilangan mata indahmu itu ? tapi kamu ga perlu sedih lagi, soalnya mataku sudah berada dimatamu . Aku minta maaf sewaktu ditaman itu cuman salah paham, Karel hanya ingin meniup mataku yg sedikit perih. Semoga kamu mendapatkan yg lebih baik dari aku ya, dan,, jaga juga matamu itu karena MATAMU ADALAH MATAKU . - Princess SweetyGirl :* (nama kamu). *FlashBack Off* “Hhh..” pria ini membuang nafasnya asal, ketika selesai membaca sepucuk surat, entah sudah berjuta – juta kali ia membacanya, dia tak menghitungnya. “I LOVE YOU AND I MISS YOU SO MUCH MY PRINCESS SWEETYGIRL” teriak Iqbaal sekencang – kencangnya. TAMAT ~ - Adm_Ghita Follow @dwii_ghita
Posted on: Sun, 25 Aug 2013 05:20:35 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015