Dibalik Kesuksesan Industri Kecil Kreatif Sukabumi - TopicsExpress



          

Dibalik Kesuksesan Industri Kecil Kreatif Sukabumi Komentar Dimatikan FOTO: WIDI/RADARSUKABUMI KREATIF:Banyak orang tidak tahu bahwa sederet kemoceng ini berasal dari limbah kerah jaket. Manfaatkan Limbah, Kerah Jaket Disulap Kemoceng Kain limbah kerah jaket yang dibuang oleh perusahaan garmen, ternyata memiliki maanfaat yang lebih. Memanfaatkan bahan dari sisa-sisa limbah menjadi produk baru inilah yang digeluti warga Sukabumi. Karena kain limbah yang biasa berbentuk potongan kecil kain dan memiliki warna yang beragam ini, bisa dijadikan sebagai sebuah produk baru seperti kemoceng. Berikut cerita dari salah satu warga asal Cipelang Gede Kp. Tanjungsari Karang Tengah Kabupaten Sukabumi , yang terbilang cukup sukses memanfaatkan limbah kain menjadi produk yang memiliki nilai jual kreatif. Laporan : Widi Fitria Rachman- Sukabumi Proses daur ulang adalah satu cara atau strategi pengelolaan sampah padat, yang menurut sebagian orang tidak memiliki nilai ekonomis tinggi. Serta memiliki kualitas yang lebih rendah, sebab sudah kehilangan sebagian karakteristik bahannya. Namun, tidak menurut Dedi Darmadi. Pemiliki home industri kerajinan alat rumah tangga seperti keset dan kemoceng ini memanfaatkan sisa bahan-bahan dari garmen untuk ia jual kepasaran. Dedi alias Ade ini sudah satu tahun lebih menggeluti usaha barunya, membuat kerajinan alat rumah tangga yang berbahan dasar sisa kerah jaket. Limbah tersebut disulapnya menjadi sebuah alat pembersih rumah, seperti kemoceng. Ide awal membuat kemoceng ini, didapatnya ketika sang ayah membawa limbah kain buat keset. Memang saat itu, ayahnya juga seorang pengrajin keset, membawa satu lembar limbah jaket yaitu bulu dari kerah jaket tersebut. “Pada waktu ayah saya membawa selembar bulu bekas jaket, beliau menyuruh saya untuk memikirkan bekas bulu itu untuk dibikin apa,”kata Dedi kepada Radar Sukabumi. Dari situlah, dirinya sempat bertanya-tanya kenapa bulu tersebut dibikin kemoceng. “Setelah dicoba-coba bikin, alhamdulilah banyak suka dan akhirnya diteruskan sampai sekarang,”ujarnya . Untuk kualitas produknya, Dedi menjamin produk tersebut sangat berkualitas. Pasalnya, ada beberapa kelebihan dari produk yang ia buat. “Kelebihannya sih, kalau kemoceng dari bulu kerah jaket ini lebih awet tidak mudah rontok,”terangnya. Bulu-bulunya, lanjut Dedi, sangat halus. Jadi gampang untuk dibersihkan dan tidak menghasilkan debu. “Tidak seperti kemoceng dari bulu ayam,”ulasnya. Dalam proses pembuatannya, Dedi mengaku terbilang cukup praktis. “Proses awal kita hanya memotong-motong kain dan dirapihkan. Lalu dijahit supaya lebih terbentuk,”imbuhnya. Tidak hanya kemoceng, Dedi juga memproduksi alat pembersih rumah tangga lainnya, salah satunya keset yang terbuat dari bahan limbah juga. Untuk pemasarannya sendiri, ia mengaku hanya memasarkan produknya ke penampung-penampung di Kota Sukabumi. “Pengennya bisa tembus luar Kota Sukabumi, mudah- mudahan nanti produk yang saya hasilkan ini bisa tembus pasar Jakarta,”harapnya. Bagaimana dengan harga. Konsumen tidak usah khawatir. Sebab, harganya terjangkau. Untuk satu kemoceng, dijual Rp5 ribu. Sedangkan harga perkodinya Rp60 ribu. Untuk lebih menarik perhatian konsumen, Dedi yang juga dibantu seorang temannya, membuat kemoceng dengan berbagai pilhan warna. “Ada yang polos, yang tiga warna juga ada. Tapi biasanya, kita bikin dengan warna-warna cerah, seperti kuning, ungu, merah muda, hijau dan juga ungu,”bebernya. Dari modal awal Rp1 juta, kini Dedi bisa menghasilkan omset sekitar Rp180 ribu/ minggu. Menurutnya, penjualan hasilkaryanya tersebut mengalami peningkatan 10 persen, sejak lebaran. Dalam sehari, mampu menghasilkan 1-3 kodi kemoceng. “Alhamdulilah sejak lebaran sampai sekarang, kita sudah menjual 9 kodi,”imbuhnya. Saat ini, Dedi cukup kesulitan untuk mendapatkan bahan baku. Karena, bahan jaket sulit didapat. Untuk pembelian bahan dasarnya, dirinya mengambil dari industri garmen Sukabumi dan Bandung. “Tergantung, kadang kalau Sukabumi lagi susah belinya di Bandung atau sebaliknya,”ujarnya. Pihaknya berharap, usaha pembuatan kemoceng berbahan dasar limbah bisa diminati masyarakat banyak dan maju terus. (*) Powered by Radar Sukabum | Designed by Radar Sukabumi
Posted on: Mon, 05 Aug 2013 17:30:03 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015