Diving dan aksi tak terpuji lainnya kerap dilakukan para pesepak - TopicsExpress



          

Diving dan aksi tak terpuji lainnya kerap dilakukan para pesepak bola dunia. Namun diantara mereka, ada para pemain yang tetap berusaha menjaga sportifitas, yang menjadi jiwa olahraga. Di awal terbentuknya permainan sepak bola yang terorganisir, sejumlah pemain tanpa pikir panjang menolak hadiah penalti ataupun dengan sengaja memelencengkan tendangan penalti yang menurut mereka tidak layak mereka dapatkan karena sepak bola saat itu murni sebagai permainan untuk mempererat hubungan. Namun kini di era modern dan sepak bola sebagai industri, kemenangan punya dampak yang besar bagi sebuah tim. Menjadi penentu nasib, popularitas dan bahkan pemasukan finansial. Karena itu, tak heran segala upaya dilakukan untuk menghadirkan kemenangan. Ada yang melakukan diving untuk mendapatkan penalti atau menghasilkan kartu kuning maupun merah bagi lawannya, ada pula yang melakukan provokasi, memancing emosi pemain agar sang lawan mendapat kartu, memudahkan upaya mereka meraih kemenangan. Meski demikian, masih ada pemain-pemain yang berusaha menjunjung tinggi sportifitas dan fair play dalam sepak bola. Siapa saja? Berikut diantaranya: 1. Robbie Fowler Penyerang legendaris Liverpool ini mendapat penghargaan UEFA Fair Play pada tahun 1997 untuk aksinya pada musim sebelumnya. Saat menghadapi Arsenal di Highbury, Fowler terjatuh di kotak penalti dan mendapat hadiah penalti. Merasa tak layak mendapatkannya, Fowler berusaha meyakinkan wasit untuk tidak memberikan hadiah penalti, namun gagal. Penalti tetap diberikan dan tendangan Fowler, yang menjadi algojo, berhasil ditepis kiper David Seaman. Gol tetap tercipta karena bola muntah berhasil disambar Jason McAteer menjadi gol. Banyak yang menganggap Fowler sengaja menendang penalti ke arah Seaman, namun ia membantahnya karena sebagai pemain profesional, tugasnya adalah mencetak gol. “Saya tak pernah dengan sengaja gagal menendang penalti. Itu terjadi begitu saja, itu tendangan penalti yang buruk,” katanya seperti dinukil dariThe Daily Telegraph. 2. Paolo Di Canio Penyerang asal Italia ini terkenal bengal. Ia pernah mendapat hukuman berat karena mendorong wasit hingga jatuh terjengkang saat pertandingan. Namun ia berhasil menghiasi penghujung karirnya dengan tinta emas. Momen tersebut terjadi saat West Ham United, yang diperkuatnya, menghadapi Everton pada 16 Desember 2000. Kala itu, saat Di Canio mendapat umpan silang matang di depan gawang yang terbuka, penjaga gawang Everton, Paul Gerrard, tengah terkapar di tengah lapangan namun wasit tak menghentikan jalannya laga. Alih-alih melesakkan bola ke dalam gawang, ia justru menangkapnya dengan tangan dan meminta wasit serta tim medis memberikan perawatan kepada Gerrard. Padahal, sebuah gol bisa menghasilkan kemenangan 2-1 bagi ‘The Hammers’. Atas aksinya ini, Di Canio mendapat penghargaan FIFA Fair Play 2001. 3. Sergio Aguero Tidak seperti penyerang Liverpool saat ini, Luis Suarez, yang menjatuhkan diri di kotak penalti dalam kesempatan sekecil apapun, bahkan meski tidak benar-benar tersenggol pemain lawan, penyerang Manchester City, Sergio Aguero, justru memilih tetap tegak di saat tekel meluncur ke arahnya di kotak penalti. Kegigihannya membuahkan sebuah gelar Liga Primer Inggris bagi City. Aksinya yang paling krusial adalah pada laga terakhir musim 2011-12 melawan Queens Park Rangers. Waktu memasuki menit injury time keempat, hanya beberapa detik lagi wasit mengakhiri laga dengan skor 2-2. Jika ini yang terjadi, gelar akan jatuh ke tangan Manchester United. Saat itu pula, Aguero mendapat terobosan dari Balotelli di kotak penalti. Pemain QPR mencoba mencegahnya menerima bola dengan meluncurkan tekel, namun alih-alih menjatuhkan diri, Aguero tetap berdiri dan mempertahankan bola, melepaskan tendangan yang bersarang ke gawang lawan. Skor 3-2 dan City meraih gelar pertamanya dalam 44 tahun terakhir. 4. Costin Lazar Seperti Robbie Fowler, gelandang klub Rumania, Steaua Bucharest ini menolak hadiah penalti yang diberikan wasit kepadanya karena ia merasa tidak dilanggar oleh pemain lawan. Berbeda dengan Fowler, Lazar berhasil meyakinkan wasit untuk mengubah keputusannya. “Saya tak perlu penghargaan untuk hal ini. Kami tidak suka dibantu dan seharusnya seperti inilah kami bereaksi,” katanya seperti dilansir Metro.co.uk. 5. Miroslav Klose Seluruh insan sepak bola pasti tahu gol paling terkenal sepanjang sejarah, yakni gol Tangan Tuhan, yang dicetak Diego Maradona, di perempatfinal Piala Dunia 1986 ke gawang Inggris. Gol tersebut adalah satu dari dua gol yang dicetak Argentina saat mengalahkan Inggris dengan skor 2-1. Miroslav Klose melakukan hal yang sama saat memperkuat Lazio melawan Napoli pada laga Seri A 2012/13. Bedanya, setelah bola bergulir ke gawang, penyerang veteran asal Jerman itu langsung mendatangi wasit dan mengaku menyentuh bola dengan tangannya. Gol yang sebenarnya bisa membawa Lazio unggul 1-0 itu akhirnya dianulir. Laga sendiri berakhir 0-3 untuk Napoli. Meski demikian, tak ada penyesalan dari Klose. Hebat! Miroslav Klose dan yang lainnya membuktikan bahwa Fair Play belum mati dalam sepak boa
Posted on: Sun, 25 Aug 2013 03:06:52 +0000

Trending Topics



div>

Recently Viewed Topics




© 2015