Duet Perusahaan Asia Tenggara dan Klub Sepakbola Korporasi Asia - TopicsExpress



          

Duet Perusahaan Asia Tenggara dan Klub Sepakbola Korporasi Asia Tenggara semakin bersemangat menjadi sponsor bagi klub-klub sepakbola terbesar dunia. Tren tersebut menunjukkan pentingnya kawasan ini bagi industri olahraga sepakbola. Tahun ini, setidaknya empat perusahaan Indonesia menandatangani kerja sama komersial dengan klub-klub ternama. PT Multistrada Arah Sarana dengan Manchester United, Extra Joss dengan Manchester City, Telkomsel dengan Arsenal, dan Indosat dengan Barcelona. Juga tahun ini, dua bank asal Vietnam menggandeng sepak bola Inggris. Vietinbank menjalin kerjasama dengan Chelsea, sedangkan Bank for Investment and Development of Vietnam merapat ke Manchester United. Raksasa sepakbola Inggris ini juga memiliki hubungan dengan Telekom Malaysia, produsen bir Singha dari Thailand, dan perusahaan telekomunikasi Beeline dari Vietnam. Myanmar, negara yang sempat terisolasi dari dunia luar, bahkan sudah memiliki transaksi serupa dengan perjanjian antara Chelsea dan Grand Royal Whiskey, merek utama perusahaan International Beverage Trading Co. “Dengan semakin bertumbuhnya Asia, perusahaan-perusahaan Asia saat ini mencoba mengembangkan bisnis mereka di pasar-pasar baru,” kata Andrew Georgiou, CEO World Sport Group, perusahaan pemasaran olahraga berbasis Singapura. Kemitraan komersial seperti ini memberikan peluang bagi perusahaan Asia Tenggara untuk memanfaatkan daya tarik global klub-klub papan atas. Tujuannya adalah memperkuat merek dan pasar mereka di dalam dan luar negeri. Pada saat yang bersamaan, klub-klub asing tersebut tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial. Mereka berkesempatan membangun nama di Asia Tenggara dengan menumpang kampanye pemasaran lokal yang dijalankan oleh mitra-mitranya. Tapi menurut Georgiou, kerja sama semacam ini memiliki sejumlah tantangan. Izin resmi untuk memanfaatkan popularitas dari klub ternama belum tentu membuahkan hasil sesuai harapan. Perusahaan-perusahaan mitra klub tidak memiliki akses langsung atas pertandingan atau pemain klub-klub tersebut, kata Georgiou. Dengan demikian, sulit bagi merek-merek tersebut untuk menonjolkan diri dan membangun loyalitas dari target konsumen mereka. Sementara itu, banyak penggemar bola di Asia lebih setia mendukung tim lokal. Ini artinya perusahaan-perusahaan Asia Tenggara bisa lebih mudah membangun loyalitas konsumen jika anggaran pemasaran mereka disalurkan ke tim-tim setempat. Toh, para fans tim lokal sudah lebih familier dengan produk-produk mereka. Bagaimanapun, banyak perusahaan Asia Tenggara melihat ekspansi ke pasar-pasar baru bisa membawa keuntungan. Nilai sponsor semacam ini bervariasi, tergantung dari klub dan cakupan kerja sama. Liverpool mengatakan kesepakatan sponsor bisa bernilai antara $1 juta sampai $30 juta. Arsenal, tim berbasis di London, mengatakan kerja sama di Asia Tenggara nilainya “ratusan ribu pound sterling, belum sampai jutaan.” Beberapa perusahaan Asia Tenggara telah menandatangani transaksi dengan nilai yang jauh lebih besar, namun dengan klub yang relatif lebih kecil. Pada tahun 2011, CEO AirAsia Tony Fernandes mengakuisisi 66% saham klub Inggris, Queens Park Rangers. Dua klub Inggris lain pun terkait erat dengan Asia Tenggara. Kasino Malaysia, Genting, menjadi mitra utama klub Aston Villa pada tahun yang sama. Bir Thailand, Chang, sejak 2004 telah menjadi sponsor utama Everton. Kerja sama seperti ini memberikan kesempatan bagi para sponsor untuk memasarkan produk mereka secara global, melalui bermacam-macam properti milik klub tersebut. Bir Singha, misalnya, dijual di stadion Stamford Bridge milik Chelsea dan stadion Old Trafford yang menjadi kandang Manchester United. Namun, kebanyakan perusahaan justru menggunakan daya tarik global sebuah klub untuk memperkuat keberadaan mereka di pasar dalam negeri. Perusahaan-perusahaan ini diperbolehkan untuk menggunakan gambar logo klub atau pemain dalam kampanye pemasaran mereka. Beberapa iklan TV menampilkan para pemain klub atau kartu debit bertemakan klub-klub ternama. Perusahaan telekomunikasi Indosat, misalnya, telah menandatangani kesepakatan sponsor dengan raksasa Spanyol Barcelona. Saat ini Indosat menawarkan konten mobile berisikan gambar, berita, serta informasi terkait klub tersebut dan para pemainnya. “Ini lebih tentang membawa brand global ke dalam komunitas kami,” kata Alexander Rusli, CEO dari Indosat. ” Sementara itu, klub-klub ini juga mendapatkan keuntungan dari kampanye pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan mitra di Asia Tenggara. Liverpool tahun lalu meresmikan kerja sama dengan Garuda Indonesia. Kemitraan ini menghasilkan sebuah toko yang menjual produk resmi klub tersebut serta sejumlah aktivitas lainnya. Olly Dale, direktur penjualan Liverpool, mengatakan kerja sama tersebut membantu klubnya “berinteraksi dengan para pendukung kami, bahkan ketika tim kami sedang tidak berada di negara tersebut.” Klub-klub Eropa sejak lama telah membangun keberadaan mereka di Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Namun Asia Tenggara saat ini menjadi bagian penting dari tur musim panas klub-klub tersebut. Pertengahan tahun ini, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam bergantian menjadi tuan rumah klub sepak bola dunia. Tim-tim yang melawat di antaranya empat klub Inggris: Arsenal, Chelsea, Liverpool dan Manchester United, serta Barcelona dari Spanyol. Mereka semua memiliki kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara. “Asia Tenggara adalah pasar penting bagi kami, dan mewakili salah satu ekonomi dengan laju pertumbuhan terpesat di dunia,” kata Tom Fox, direktur komersial Arsenal, yang akan bertanding di Gelora Bung Karno dan Stadion Nasional My Dinh di Hanoi, Vietnam. Tim-tim ini pun berupaya mengukuhkan keberadaan mereka di luar tur musim panas dengan cara seperti menawarkan program TV klub tersebut ke stasiun lokal dan membuka sekolah sepakbola. Liverpool, misalnya, pada bulan Mei meluncurkan situs resmi berbahasa Indonesia, menjadikannya situs pertama klub tersebut di luar Inggris. Selain berbahasa lokal, situs tersebut akan memuat konten dan program yang khusus didedikasikan kepada fans Liverpool di Indonesia. Selain di Indonesia, Liverpool juga akan meluncurkan situs serupa di Thailand. “Thailand dan Indonesia menjadi pilihan kami untuk dua situs pertama berbahasa lokal berdasarkan besarnya basis pendukung di masing-masing negara,” kata Paul Rogers, Kepala Pengembangan Digital Internasional Liverpool. Klub tersebut mengklaim bahwa Indonesia memiliki sekitar 65 juta fans klub bermarkas di kota Merseyside itu. Sementara berdasarkan Facebook, Indonesia berada diurutan pertama dengan sekitar 1,2 juta pendukung, sementara Thailand di tempat ketiga dengan 415.000, kata Rogers. Selain sebagai alat komunikasi dengan pendukungnya di luar Inggris, Rogers mengatakan ia berharap situs-situs ini pada akhirnya bisa menjadi “sumber pendapatan baru yang bisa menguntungkan” Liverpool. “Seperti perusahaan multinasional atau merek global lainnya, klub-klub Eropa mulai melihat Asia sebagai tempat pertumbuhan mereka di masa mendatang,” kata Georgiou dari World Sport Group.
Posted on: Sat, 07 Sep 2013 08:12:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015