Duhai Sanak Kadangku, Ketika kita mulai berani JUJUR pada DIRI - TopicsExpress



          

Duhai Sanak Kadangku, Ketika kita mulai berani JUJUR pada DIRI SENDIRI, bahwa Kitab-kitab yg di Sucikan yg tak lain hanyalah sebuah ” KITAB GARING ” yg saat Sanak Kadang membacanya terasa ABSTRAK, ACAK dan tak terjangkau MAKNANYA. Sanak Kadang pasti akan bertanya-tanya, ketika Kitab GARING tadi memanggil ” Wahai orang-orang yg BERIMAN “ benarkah KITA termasuk di dalamnya?? Apakah yg bisa MEMBUKTIKANNYA?? Dan ketika KITA tidak merasa lagi yakin bahwa KITA tidak termasuk di dalam kelompok kaum yg disebutkan disana, ketika Kitab GARING tadi berbicara tentang golongan manusia yg TERSESAT, maka KITA mulai ramai-ramai berbondong-bondong dalam sederet ANTRIAN yg tanpa seorang komando untuk mencari-cari sosok figur PANUTAN, orang yg dapat KITA jadikan pembimbing kehidupan KITA untuk membukakan TABIR CAKRAWALA KESADARAN sang PRIBADI. Maka mulailah KITA mengikuti berbagai ritual KEAGAMAAN dalam bentuk PENGAJIAN ini dan itu…PELATIHAN SPIRITUAL ini dan itu. Memaksakan diri untuk meraih SERPIHAN MAKNA yg mungkin TERSERAK di dalamnya. Tapi ternyata, setelah sekian lama, KITA tidak juga memperolehnya. Pada suatu titik kulminasi tertinggi, mulailah timbul berupa KEJENUHAN, ada hujaman pertanyaan yg MENDOBRAK,MUNTAH SEMBURAT dan MUNCRAT begitu saja keluar dari bibir KITA. Mengapa kata ” YESUS,MUHAMMAD ” lebih banyak disebutkan dari pada ALLAH, ( Gusti kang Moho Suci,Sang Hyang Widi dll ). Mengapa demi YESUS, MUHAMMAD dan bukan demi ALLAH ( Gusti kang Moho Suci, Sang Hyang Widi dll )??. Mengapa hanya mengingat YESUS,MUHAMMAD dan seakan-akan melupakan Tuhan Pencipta Semesta Alam?? Dimanakah Sang Sumber URIP~HIDUP dari segala SUMBER itu BERSINGGASANA??. Di LANGITkah??? di Hamparan Pantai kah??? di Lembah Ngarai kah??? atau di Rumah rumah Ibadah itukah??? Dalam keterbatasan AKAL PIKIRAN kita dalam mencerna mengobrak abrik bayangan Angan angan dan Ilusi. Akhirnya mulailah KITA merindukan HAKEKAT KESUJATIAN DIRI yg terserak di sela-sela hamparan Ilalang mengering. Tanpa KITA sadari, mata ini mulai MELEK sedikit demi sedikit menatapi berbagai TINGKAH POLAH isi Alam Semesta ini. Tanpa mampu bicara sepatah katapun, dengan caranya ALAM membuat KITA paham bahwa tidak ada yg salah dalam kehidupan selama ini. Alam menjelaskan bahwa semua kegagalan dan kegelisahan ini hanyalah semata-mata sebuah panggilan sayang dari pada Tuhan Pencipta Langit dan Bumi kepada KITA. Kenapa??? Agar KITA sadar dan MELEK bahwa KITA telah melupakan HAKIKAT MAKNA kehidupan hingga tersesat menjauh dari jalan lurusnya.
Posted on: Sun, 15 Sep 2013 13:09:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015