EDITORIAL: Edmar Garcia Buat Apa????? Edmar Garcia masuk - TopicsExpress



          

EDITORIAL: Edmar Garcia Buat Apa????? Edmar Garcia masuk skuad Arema Indonesia di putaran kedua musim 2013 ini dengan latar belakang kebutuhan pemain bertipe playmaker yang tak terpenuhi di putaran pertama. Namun alih-alih memberikan perubahan secara signifikan terhadap permainan Singo Edan, Edmar malah baru tampil dua kali dari bench. Hal ini yang memicu reaksi dari mayoritas Aremania yang kemudian mempertanyakan efektivitas perekrutan Edmar yang seolah berbanding lurus dengan kualitas si pemain. Di awal musim 2013 lalu Arema sebenarnya sempat menyeleksi beberapa pemain yang berposisi sebagai playmaker. Namun karena berbagai alasan, tak ada satu pun playmaker seleksi yang dikontrak. Alhasil skuad Rahmad Darmawan mengarungi putaran pertama tanpa seorang playmaker. Pelatih Arema itu lebih memilih memaksimalkan stok gelandang yang ada untuk diplot memerankan karakter vital di lini tengah tersebut. Hendro Siswanto, Egi Melgiansyah, Joko Sasongko, bahkan Beto Goncalves pernah dicoba bertransformasi mengisi lowongnya peran playmaker ini. Praktis permainan Arema di awal musim lebih mengandalkan operan-operan panjang langsung dari belakang ke lini depan tanpa melalui lini tengah sebagai poros vital sebuah tim. Jendela transfer paruh musim dibuka seiring berakhirnya putaran pertama. Meski finish di posisi runner up dengan 35 poin Arema tak kehilangan hasrat menambah pemain, terutama menambal kebutuhan akan sosok playmaker yang sering didengung-dengungkan para Aremania. Untuk itu tim talent scouting langsung membidik beberapa nama. Di detik-detik akhir PT. LI mengetok palu tanda ditutupnya jendela transfer, managemen Arema akhirnya menjatuhkan pilihan pada sosok Edemar Garcia Eguerreiro Vata. Mantan pemain PSIR Rembang dan PS Mojokerto Putra itu direkomendasikan oleh Rahmad Darmawan karena dianggap layak mengisi kebutuhan tim akan seorang jendral lapangan tengah. Kendati mayoritas Aremania menyangsikan kualitas pemain berpaspor Australia keturunan Angola ini, managemen Arema tetap saja mengontraknya memenuhi kuota pemain Asing. Predikat sebagai putra legenda sekelas Vata Matanu Garcia tak serta merta membuat Edmar langsung tampil reguler di tim inti Arema pasca teken kontrak. Meski Edmar rajin mengikuti latihan sejak skuad Arema transit di Gresik usai menjalani partai away di Lamongan melawan Persela, berlanjut tour ke Bangkalan kala menang 0-2 atas Persepam Pamekasan, peformanya tak langsung menarik hati sang pelatih kepala. RD juga tak menyertakan nama Edmar saat Arema kembali pulang kandang meladeni tantangan Persib (31/05). Edmar hanya jadi penonton di bangku VVIP bersama awak media sambil menikmati atraksi yang disajikan Aremania. Secara keseluruhan Edmar hanya membukukan dua kali penampilan sebagai pemain pengganti selama total 27 menit sejak mengenakan jersey nomor 5 Arema. Namanya baru muncul saat Arema menjamu Persita Tangerang (03/06), itu pun hanya duduk di bangku pemain cadangan dan baru dimasukkan RD di menit 71 untuk mengukir debut pertamanya bersama Arema. Edmar Garcia kembali menghangatkan bench di laga selanjutnya ketika Arema imbang 1-1 dengan Persegres Gresik United (14/06). Pemain 27 tahun itu sempat merumput kembali di 8 menit terakhir laga PBR vs Arema (18/06). Di laga terakhir Arema kala bertandang ke Palembang menantang Sriwijaya FC Edmar sama sekali tak mencicipi menginjak rumput lapangan. Di dua laga yang dilakoni gelandang bertinggi 178 cm ini, tak tampak perubahan berarti di lini tengah Arema. Saat dimasukkan lawan Persita, Arema memang berhasil menambah satu gol untuk menggenapi kemenangan 3-0 tiga menit setelah Edmar masuk ke lapangan. Namun secara proses terjadinya gol, tak ada peran Edmar di dalamnya. Begitupun saat lawan PBR, kala Arema sedang butuh gol tambahan, Edmar yang dimasukkan RD di sisa 8 menit babak kedua kurang bisa memaksimalkan perannya yang diplot sebagai playmaker. Arema gagal membuat gol kemenangan karena tetap bermain direct long pass, meski sosok Edmar telah ada di lapangan. Kejanggalan-kejanggalan ini mengerucutkan sebuah pertanyaan di benak para Aremania, sebenarnya untuk apa sih gelandang bernama Edmar Garcia ini dikontrak? Apakah sekedar memenuhi hasrat para suporter yang menginginkan sosok playmaker seperti saat Roman Chmelo, I Putu Gede dan Rodrigo Araya masih berkostum Arema dulu? Ataukah hanya untuk memenuhi kuota empat dari lima jatah pemain asing yang diizinkan oleh PT. LI? Melihat jarangnya dia diturunkan oleh RD, tak salah jika Aremania mempertanyakan kualitas seorang Edmar Garcia. Rekor tampil 27 menit dalam dua pertandingan itu sepertinya tak layak untuk sosok Edmar yang sebenarnya diharapkan menambal kebutuhan tim akan seorang pemain bertipe pembagi bola di lini tengah. Sebagai pemain yang sebelumnya hanya bermain di klub level Divisi Utama, tentunya dibutuhkan adaptasi saat naik kasta berduel dengan para pemain di Indonesia Super League. Setidaknya itulah pembelaan yang disampaikan oleh RD, sosok yang telah merekomendasikan namanya untuk memperkuat klub sebesar Arema Indonesia. Tanggapannya lurd..?? SAKJIWO"aremanita"
Posted on: Wed, 26 Jun 2013 11:03:54 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015