Elizabeth Murray, Merajut Kesuksesan dari Jalanan Ke - TopicsExpress



          

Elizabeth Murray, Merajut Kesuksesan dari Jalanan Ke Harvard Banyak anak-anak dan remaja mengeluh tentang masakan orang tuanya. Tidak enak, katanya. Tapi setidaknya, mereka tidak perlu kuatir di mana mereka akan makan setelah itu. Setidaknya mereka hidup jauh lebih beruntung dari Elizabeth Murray, anak yang tumbuh dibesarkan oleh orang tuanya yang pecandu alkohol dan narkotika. Elizabeth sering kali kedinginan saat malam, dan sering tidak makan dalam sehari. “Kalau saya ke dapur mencari makanan, saya sering mendapati orang tua saya sedang menyuntikkan narkotika di tanganya. Dia mabuk dan bukannya mempersiapkan makanan. Itu sudah biasa,” katanya. Saat Elizabeth berusia 10 tahun, ibunya divonis terkena AIDS. Sejak saat itu, saat anak-anak sebayanya sedang menjalani hari-harinya secara normal, ia harus mengurusi ibunya, yang terus digerogoti AIDS, dan kemudian diperparah dengan tubercolosis. Ibunya lalu meninggal pada usia 41, di tahun 1996. Pada usia 15, Elizabeth tidak punya tempat tinggal lagi. Ibunya meninggal, dan ayahnya jadi gelandangan. Setelah kematian ibunya, ia menyadari bahwa sesuatu harus diubah, berubah, dan semua tergantung dari dirinya sendiri. “Aku hidup di lingkungan dengan gaya hidup yang membawa kematian pada ibuku. Jika aku tidak melakukan perubahan apa-apa, maka keburukan itu pun akan menyeretku. Maka aku pun memutuskan untuk kembali bersekolah. Satu-satunya masalah adalah aku tidak punya tempat tinggal”, jelasnya. Jika aku tidak melakukan perubahan apa-apa, maka keburukan itu pun akan menyeretku. Elizabeth kemudian masuk ke SMU, namun sekolahnya tidak pernah mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak punya tempat tinggal. Elizabeth pun tidak bilang-bilang, karena ia juga tidak peduli. Yang penting ia bisa sekolah. Elizabeth belajar lebih giat dari teman-temannya. Ia belajar di tangga sekolah saat jam istirahat, dan lulus dengan nilai yang sangat tinggi. Saat mendapat informasi mengenai beasiswa dari The New York Times, ia segera mendaftarkan diri, dan ternyata ia memenangkan beasiswa itu. Ia menerima beasiswa kuliah sebesar $12.000 per tahun. Atas prestasinya, ia diterima kuliah di Harvard, salah satu universitas terbaik di dunia. Saat ini Elizabeth tinggal dengan saudara perempuannya di New York. Ia akan mengambil jurusan Teater, Film, dan Literatur. Saat musim panas, ia akan bekerja sambilan di New York Times, salah satu koran dengan oplah terbesar di dunia. Itulah Elizabeth Murray, merajut kesuksesan dari jalanan ke Harvard. ( Semoga bisa menginspirasi. :)
Posted on: Fri, 26 Jul 2013 13:03:03 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015