FPI: Jangan Di Bubarkan, Masih Dibutuhkan Oleh: Jack Soetopo | 21 - TopicsExpress



          

FPI: Jangan Di Bubarkan, Masih Dibutuhkan Oleh: Jack Soetopo | 21 July 2013 | 10:00 WIB Denpasar, July 20, 2013 Setelah ramainya kembali organisasi angkatan ke 5, milik para pemegang status quo Indonesia, maka sangat dibutuhkan sekali FPI tetap ada. Mungkin tulisan saya kali ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok dengan banyak pihak, bahkan cendrung kontroversi. Mengapa? Karena, menurut saya, sudah terlihat pihak mana yang Ingin FPI tetap ada. Dan Pihak mana yang ingin FPI dibubarkan. Apalagi sekarang ini diberlakukan nya UU Ormas, dimana jika Ormas melanggar Hukum, ormas tersebut bisa di bubarkan. Oleh sebab itu selagi UU Ormas yang sudah siahkan oleh DPR, di uji materikan ke MK, FPI dalam menjunjung tinggi niat untuk menjadi ormas yang harus tampil beda, berusaha untuk terus menarik perhatian publik. Sangat penting FPI harus mengeluarkan kekuatannya, karena sudah berjuta juta investasi yang dilakukan banyak pihak kepada FPI. Mereka tentunya tidak ingin FPI tidur_tiduran saja makan Gaji Buta. Jangan salah, FPI itu sangat dibutuhkan sekali. 1. Membantu Poliisi, dan aparat keamanan untuk bisa terus bekerja dengan baik. 2. Menjadi salah satu gerakan pebersihan daerah-daerah yang diinginkan oleh pihak pemegang status quo. 3. Pemegang status quo, adalah Majikan dari FPI. Mereka bukan pejabat sebarangan, mereka memiliki kekuatan yang harus diperhitungkan dengan baik. Tidakah heran, mereka diam- diam diri selama kepemimpinan Jokowi dan Ahok di Jakarta, karena mereka menunggu, saat yang tepat untuk melakukan perjuangan Mulia mereka. Ramainya kasus-korupsi yang setiap tahun terus terjadi, membuat KPK, semakin repot saja, sedangkan pihak Kepolisian sibuk membantu Presiden dalam iringan dari Cikeas, ke Istana Merdeka, setiap harinya. Masalah sosial, sudah ditangani oleh FPI. Tidaklah heran Perjuangan FPI itu menunggu Dana yang turun. Selama Dana Atribut, Literan, Nasi Bungkus sedang di tutup untuk semetara oleh para pemegang status Quo, FPI tidak bisa bergerak. Apalagi APBD daerah sedang di audit oleh pihak BPK. Dan KPK yang dipimpin oleh Sherriff Abram Samad yang sekarang sedang gencar-gencarnya mencari dan merekam setiap pembicaraan para pemegang status quo ini. Seperti dilangsir oleh Kompas, bahwa Abraham Samad: 3 Sektor Penting yang Jadi Fokus KPK. yaitu 1. Sektor ketahanan pangan. 2. Sektor energi dan lingkungan. 3. Sektor regulasi. Jadi untuk FPI, memang belum masuk dalam bidik dari KPK. Karena menurut KPK, FPI masih termasuk ormas yang sangat tidak mempengaruhi keadaan yang kacau selama ini. Dalam arti, menurut saya, FPI masih kelas teri. Suaranya saja yang besar, dan kita membutuhkan suara besar seperti ini, sehingga kehidupan Indonesia semakin Marak, dan penuh Drama, seperti sinetron ala Mexico. Perlu diingat dalam kehidupan, kata seorang ahli kemanusiaan, dibutuhkan kelompok atau manusia yang berbeda dengan kita. Ibarat Ying dan Yang. Kalau semua Ying, berarti kita tidak balance dalam hidup. Kita perlu Yang. Jika dikaitakn dalam politik perlu ada Politik gaya pemerintahan Jokowi, ada Politik gaya pemerintahan Soekarno, Politik gaya pemerintahan Soeharto, Politik gaya pemerintah Gus Dur, Politik Gaya Pemerintahan Megawati, dan yang terkahir Politik gaya Pemerintahan SBY yang sangat memuaskan di muka dunia. Dalam ormas, perlu adanya Ormas Marhenis, Ormas FPI, Pemuda Pancasila, Ormas lainnya. Karena apa? Tidak semua orang akan saling bersependapat, perlu nya saling menghormati. Ibarat nya kehidupan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap mengakui diri mereka sebagai Orang Indonesia. Kecuali ada beberapa orang atau kelompok yang sudah tidak mau lagi menjadi warga negara Indonesia. Sudah banyak contoh, mereka yang tidak ingin menjadi warga negara lagi. Entah alasan keuangan, alasan idiologi, alasan kemakmuran, alasan syawat, atau alasan alasan lainnya. Inilah kehebatan Indonesia, yaitu mencoba mengakomodasikan semua pihak. Ibaratnya seperti Jokowi, dan Ahok yang mencoba mengatur Jakarta yang semrawut selama lebih dari 30 tahun, tentunya Jokowi dan Ahok tidak bisa sendirian, mereka butuh partisipasi semua pihak. Apalagi Jakarta dalam waktu 5 tahun yang akan datang menjadi Lautan Kendaraan. Kendaraan akan stand still. Artinya Orang akan menghabiskan waktu dalam hidupnya di kendaraan, daripada menghabiskan waktunya dengan keluarganya. Untuk FPI masih perlu keberadaan nya, karena suatu waktu bisa dipakai sebagai, tukang becak, tanpa becak. Maksudnya para nggota FPI akan diajarkan menjadi Ojek Manusia. Kok bisa begitu? Iya, karena jalan sudah penuh mobil, motor, dan gerobak, serta pedagang kaki laima yang menutup jalan. Diperlukan Ojek Otot Manusia. Jadi kalau anda mau ke pasar, tidak lagi panggil tukang Bajaj, atau Ojek lagi, panggil anggota FPI untuk jadi Ojek Panggul, seperti kalau bajir datang, menutup jalanan, diperlukan jasa Ojek Panggul alias tukang becak tanpa becak nya. Sehingga seragam yang dibiayai begitu mahalnya oleh para pemegang usaha patungan FPI, bisa merasakan betapa hebat nya kegiatan bisnis atau sedekahan untuk FPI terlaksana dengan baik. Tidaklah sia sia investasi atau sedekahan yang digembar gemborkan oleh Ustadz Yusuf Mansur itu. Lebih hebat lagi dalam 10 tahun ini, jika Jokowi dan Ahok tidak berhasil, maka Jakarta akan tenggelam, kalau hujan sedikit semua jalanan akan terendam air. Disini Peran FPI sangat krusial sekali. Demikianlah alasan saya, mengapa FPI masih dibutuhkan, demi masa depan Jakarta khususnya yang akan menjadi danau. Di mana orang kalau mau ke Mal, atau ke Kantor menggunakan jasa Becak Panggul gaya FPI, atau perahu karet gaya FPI. Bagaimanapun juga FPI adalah saudara kita, perlu memberikan nafkah kepada keluarganya. Salam Satire di Bulan Puasa Jack Soetopo
Posted on: Sun, 21 Jul 2013 04:02:05 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015