Fantasi LIAR tentang ALAM SEMESTA, ISLAM, dan SAINS. Yang gak - TopicsExpress



          

Fantasi LIAR tentang ALAM SEMESTA, ISLAM, dan SAINS. Yang gak kuat, jangan baca. ============================== PENEMUAN Alain Aspect bersama timnya dari Universitas Paris, tentang adanya interaksi antar partikel yang melebihi kecepatan cahaya telah melahirkan teori holografik yang mengubah pemahaman manusia modern terhadap realitas alam semesta. Ini sekaligus menjawab kelemahan teori Einstein tentang kontinum ruang dan waktu. Ternyata, teori Einstein tentang relativitas waktu hanya keren sampai film sejenis Star Wars, Star Trek, Avatar, Oblivion, dan sejenisnya. Film2 fiksi yang menggunakan teori holografik belum pernah dibuat! Memahami holografik itu seperti ini : Ada 6 buah kamera CCTV yang mengitari tubuh kita di dalam sebuah ruangan. Depan, Belakang, Kanan, Kiri, Bawah dan Atas. Semua CCTV ini terhubung via kabel ke 6 monitor. Kalau menurut Einstein, maka alam semesta itu cuma 1 monitor, misalnya monitor yang hanya bisa melihat bagian wajah kita. Ada jarak dan waktu di dalamnya. Makanya muncul rumus2 fisika dan matematika ttg relativitas waktu. 1 Km memiliki persamaan berapa milyar tahun cahaya. Linear. Namun dgn teori holografik, kebuntuan teori Einstein yang gak bisa menjawab pertanyaan kenapa antara dua benda langit yang berjarak miliaran tahun cahaya bisa ‘terikat’ oleh gravitasi secara real-time alias serentak? Apakah laju gaya gravitasi memiliki kecepatan melebihi cahaya? Sebuah fakta yang bertolak belakang dengan keyakinan para penganut teori Einstein akhirnya bisa terjawab. Seluruh alam semesta ini, termasuk kita, ternyata hanyalah proyeksi/bayangan dari sistem holografik. Kembali ke 6 kamera tadi. Ketika kita bergerak, maka masing2 monitor akan menampilkan gambar yg berbeda2! Tapi itu terjadi dalam 1 waktu yang serentak. Tanpa ada perbedaan waktu proses. Berpindahnya awan2, pergerakan angin, pergantian hari, pergerakan bulan dan bintang, dan lain2 yang kita anggap dinamis, ternyata hanyalah proyeksi dari gambar yang sama! Kitalah yang memandangnya dengan monitor yg berbeda2. Dan tugas otak kitalah yg didukung panca indera seperti mata, hidung, kulit ,dll untuk menciptakan dunia nyata tersebut. Otak kitalah yang mengatakan jarak dari 1 tempat ke tempat lain itu butuh berapa lama dan berapa Km. Otak kitalah yg mengatakan kemarin, hari ini, besok. Padahal, semuanya semu. Mirip dengan hologram. Jika ditembakkan dengan beberapa laser sekaligus dengan objek yg berbeda2, maka kita akan melihat gambar yg berbeda2 pula ketika hologram tsb kita pandang dari sudut yg berbeda2. Jika ada 2 orang melihat monitor/bayangan yg sama, maka itulah yg namanya telepati. Dalam berbagai firman-Nya, Allah telah menjelaskan bahwa kehidupan ini sebenarnya semu dan menipu. Allah mengibaratkan diri-Nya sebagai pelita, dan segala ciptaan-Nya sebagai cahaya. Yang nyata tentu saja adalah pelita, sedangkan cahaya hanyalah pancaran dari sang pelita. Itulah kenapa kita mewakili sifat2 dari Ilahi. Karena kita dan semesta alam ini, merupakan hologram atau bayangan dari Sang Kecerdasan Tertinggi. Dan tentu saja, segala bayangan akan kembali ke sumbernya. Jika di counter dengan peristiwa Isra Miraj Sang Nabi, maka relevansinya sedikit mulai terkuak. Dipandu Jibril, Sang Nabi justru menjadi observer alias si pemantau monitor-monitor alam semesta. Makanya kurang lebih seperti ini, beliau bisa melihat monitor 1 berisi dunia saat ini, monitor dua berisi dunia sebelumnya, monitor 3 berisi masa depan Bumi dan lainnya, monitor 4 tentang surga dan neraka, serta monitor2 lainnya. Berbeda2 memang, tapi monitor2 itu merupakan proyeksi dari entitas alam semesta yang sama. Dan maka dari itu juga, perkataan2 beliau tentang masa depan selalu benar2 terjadi! Lalu di manakah control room tsb? Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisha mengatakan, pada saat menerima perintah sholat, beliau hanya melihat cahaya. Hanya cahaya, bukan diri-Nya. Makanya ayat pembuka surat Al-Israa itu diawali dengan Subhanallah, Maha Suci Allah. Lebih suci dari yang paling suci, lebih dari cahaya, cahaya di atas cahaya. Nabi Musa lah yang diberi kesempatan melihat Sang Realitas Sejati, melihat Pelita, bukan melihat Cahaya. Itu sebabnya Nabi Musa gak kuat melihat Pelita tersebut. Karena pada saat itu justru si Creator inilah yang membuka salah satu monitor alam semesta untuk Nabi Musa. Pada saat itulah Nabi Musa pingsan, melihat realitas yang sesungguhnya. Bukan gunung, bukan awan, bukan hembusan angin, bukan pula pantai. Semuanya semu. So, di manakah control room tempat nabi Muhammad saw melihat berbagai macam versi alam semesta? Yang jelas, ia berada di sebuah galaksi bernama Sidratal Muntaha, di mana di dalam galaksi tsb ada sebuah planet bernama Jannah tempat Adam diciptakan. Control Room ini masih bisa dikunjungi oleh Jibril. Tapi ketika beliau menerima perintah sholat, Jibril gak bisa menemani. Di luar Control Room itu, di luar perbatasan Sidratal Muntaha, hanya ada cahaya. Sedangkan cahaya, merupakan proyeksi dari Pelita. =============== Wallahualam bissawab QS. Al Hadiid (57): 20 …Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. QS. An Nuur (24): 35 Allah mencahayai langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca. Kaca itu bagaikan bintang (yang berpendar) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya. Yaitu, pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat. Minyaknya hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ========================== Lebih baik beriman dengan sedikit pengetahuan daripada tidak sama sekali. Bcoz sains, I trust God. Dear God, I LOVE YOUR .EXE PROGRAM. FANTASTIC! ==========================
Posted on: Thu, 21 Nov 2013 02:42:26 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015