Furnitur Jati Berukir makin Potensial di Pasar Ekspor Denpasar - TopicsExpress



          

Furnitur Jati Berukir makin Potensial di Pasar Ekspor Denpasar (Bisnis Bali) - Permintaan ekspor untuk kerajinan furnitur jenis kursi/sofa jati dengan ukiran khas, rupanya makin diminati pasar ekspor. Penyedia kerajinan tersebut mengaku produk mereka rutin dikapalkan tiap bulan ke negara tujuan ekspor seperti Thailand, Zew Zaeland, Prancis dan Australia. Beberapa penyedia sofa jati berukir di Jalan By Pass Ngurah Rai yang ditemui Bisnis Bali, Senin (30/9) mengaku, meski bahan baku jati makin mahal, namun produk mereka tetap laris dibeli buyer asing. Bahkan tiap bulan order cukup lancar silih berganti dari negara-negara tujuan ekspor. “Saat ini produk olahan kayu jati yang paling digemari adalah sofa berukir atau yang biasa disebut sofa beton khas Probolinggo. Tiap bulan order datang bergantian dari langganan di pasar ekspor,” ujar Budiartha dari Galeri Valentino di jalur tersebut. Budiartha mengaku, paling tidak mampu mengirimkan satu kontainer dengan jumlah 25 – 30 unit sofa ukir dalam satu kali pemesanan. Harga untuk satu unit sofa tersebut berkisar Rp 1,5 – Rp 1,7 juta untuk ukuran besar sekitar 2,30 cm dan Rp 1,3 – Rp 1,5 juta untuk ukuran sedang dengan ukuran rata-rata 1,20 cm. Ia mengaku sebagian besar produknya terbuat dari kayu jati kelas A2 dengan kualitas yang hampir menyamai jati kelas A1, dimana harga jati kelas A1 per meter kubik saat ini berada dikisaran Rp 14 juta, kelas A2 dikisaran Rp 7,5 juta dan kelas A3 berada di harga Rp 5 juta per meter kubik. Larisnya permintaan sofa jati berukir juga dibenarkan Julianto, pemilik toko furniture dan patung batu vulkanik di jalur serupa. Di tempatnya, sofa jati tersebut dikirim ke sejumlah negara di Eropa. Satu unit sofa jati dibanderol di kisaran Rp 1,5 – Rp 2,5 juta. “Permintaan cukup lancar dari langganan di luar negeri. Sebagian besar sofa ukir tersebut didatangkan langsung dari daerah Probolinggo kemudian difinishing di bengkel kami,” ujarnya. Baik Budiartha maupun Julianto rupanya sama-sama mendatangkan sofa berukir khas Probolinggo tersebut langsung dari daerah asalnya Probolinggo. Dikatakan, daerah Probolinggo cukup banyak memasok kerajinan ukir untuk dipasarkan di Bali. Beberapa produknya antara lain pintu Rampetan, kursi/sofa jati berukir, tempat tidur ukir, meja, rak dan sebagainya. Berdasarkan angka yang ditunjukan data realisasi ekspor Diserindag Bali periode Januari – Mei 2013, terjadi kenaikan signifikan dibandingkan tahun lalu khusus untuk produk furniture. Tahun lalu di periode yang sama Bali mampu mengekspor furniture ke sejumlah negara dengan volume 3,100,256.00 dengan nilai 37,340,217.00 dolar AS, sedangkan tahun ini volume ekspor naik 34,208,367,00 denga nilai 50,475,114.04 dolar AS, atau masing-masing mengalami kenaikan 63.95 persen untuk volume dan 25.18 persen untuk nilai. *ade
Posted on: Mon, 30 Sep 2013 16:31:00 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015