G: Calon Ideal Bupati dan Walikota Tegal Mungkin banyak orang - TopicsExpress



          

G: Calon Ideal Bupati dan Walikota Tegal Mungkin banyak orang Tegal kini tidak mengenal tokoh pengusaha legendaris Tegal. Nama inisialnya G, cikalbakal pengusaha industri rakyat di Karanganyar hingga Pagongan. Di era Orde Baru, Menteri Penerangan Harmoko yang pernah berkunjung ke Tegal menyebut sukses sentra home industri itu dengan penanda sebutan khas Orba: Tegal sebagai Jepangnya Indonesia. Di industri rakyat ini semua peralatan bisa dibuat, dari peralatan dapur hingga pompa air mirip merk Dragon. Bahkan kini, dikabarkan bisa memproduksi alat-alat untuk kebutuhan rumahsakit. Jangan bayangkan G serupa pengusaha masakini, berjas-dasi atau paling tidak berbaju batik. Penampilan G benar-benar kerakyatan, berbaju kalong khas Tegal dan bersarung palekat yang sering digulung hingga dengkul. Tak lupa peci khas Indonesia, tapi dikenakan miring sebagai penanda kejelataan. Bahkan menurut bisik-bisik, maaf, G buta aksara. Menurut seorang kolega, di saku baju G selalu terselip tiga balpoin, untuk membuat tandatangan dalam ujud tiga coretan yang terdiri dari tiga warna: hitam, biru, merah. Pada satu saat G dan sopirnya pergi ke Jakarta, untuk membeli Fuso, merk truk yang pada saat itu menjadi gengsi satu perusahaan. Celakanya, si sopir juga hanya memakai oblong dan kolor, sambil memanggul karung menggembung. Lebih celaka, sampai di show room, mereka berdua mau diusir dikira gelandangan. Dengan kalem G bilang, bahwa ia mau membeli lima truk sekaligus. Pemilik show room tertawa, mengira mereka orang gila, dan tetap berusaha mengusir sambil memanggilkan keamanan (sekarang Satpam). Dengan tetap tenang G bertanya, “berapa harga satu truk Fuso?” Si keamanan mendelik, “ayo pergi, pergi..!” Sang juragan truk tak kurang menghardik, “keluar, kalian..!” Merasa sudah di luar batas tatakrama antara penjual sebagai pelayan dan pembeli adalah raja, G dengan tetap bersikap kalem meminta kepada sopirnya untuk membuka karungnya. Mungkin karena emosi majikannya dihina di hadapannya, si sopir segera menyuntak isi karung yang ternyata..penuh berisi uang. Tentu saja juragan truk itu terpana sambil buru-buru minta maaf, dan segera giliran dia mengusir si keamanan. G pun pulang ke Tegal, diiringi lima truk Fuso gres, yang hari itu ramai disaksikan masyarakat Tegal berdiri di pinggir jalan. Bagai menyaksikan karnawal, sekaligus kebanggaan terhadap kekondangan tokoh legendaris G yang di mata mereka: meski pun sukses mengangkat nama Tegal tapi tetap hidup dan berpenampilan sederhana. Bagi orang Tegal seangkatan Ayah saya tentu tahu, siapa tokoh di balik nama berinisial G. Silakan berkomen membenarkan kisah ini, atau menambah dan mengurangi, bahkan menyalahkan. Mengingat banyak cerita tentang G, yang di masa saya banyak didengar dari mulut ke mulut. Satu hal lagi, entah kenapa menjelang Pilkada Kabupaten dan Kota Tegal yang hampir bersamaan waktu, saya jadi ingat G. Mungkin sebab ketokohannya mirip Joko Wi atau Dahlan Iskan. Dan di tahun 1970-an Tegal sudah punya keteladanan G: sederhana, jujur, pekerja keras, taat, dan ikut andil membangun kotanya di bidangnya. Saya yakin, kalau ada calon yang mengikuti jejak G, dia akan menjadi dambaan masyarakat, dan dipastikan akan terpilih menjadi Walikota atau Bupati Tegal. Semoga
Posted on: Thu, 01 Aug 2013 17:33:03 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015