Hadir sebagai pendukung kesebelasan, tak ayal melahirkan kecintaan - TopicsExpress



          

Hadir sebagai pendukung kesebelasan, tak ayal melahirkan kecintaan yang luar biasa. Cinta dan fanatisme berasyik masyuk dengan loyalitas yang kerap kali berada diluar aalam pikir manusia pada umumnya ( common sense). Itulah supporter sepakbola, termasuk dalam hal ini Aremania, sebutan pendukung klub sepakbola Arema (kini berganti nama Arema Indonesia) yang bermarkas di Kota Malang, Jawa Timur. Kehdiran Arema dan aremania membawa angin segar berhawa sejuk (sekaligus panas pada musim tertentu) bagi dunia persepakbolaan tanah air. Arema menjadi simbol kebanggaan bagi setiap pendukungnya, yang tersebar di bergaai kota di Indonesia, bahkan di berbagai negara ( Aremania memiliki korwil di Korea Selatan, Jepang, Jerman,Hongkong, Belanda, Malaysia, Singapura, dan lain-lain). Hampir mencapai 200 korwil (koordinasi wilayah) “dimiliki” Aremania sebagai bentuk riil dari dukungan para penggemar berat Arema. Aremania tidak melulu berisi warga Malang Raya, namun dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan wrga negara asing. Seperti slogan yang kerap hadir di atribut suporter dan juga komentar-komentar dalam website Arema ( ongisnade.net,AREMAFC.OM)blog, milis atau jejaring sosial seperti facebook,tweeter “Arema tidak kemana- mana, tapi ada dimana-mana ”. Aremania berasal dari segala macam usia (anak-anak sampai kakek nenek), profesi (buruh, tukang becak sampai manager, pengusaha), kepangkatan (golongan 1A sampai eselon 1). Artinya, Aremania hadir sebagai simbol sekaligus alat pemersatu demi satu dukungan, Arema. Bahkan Arema seperti menjadi “agama kedua” bagi Aremania. Sebuah identitas yang sulit untuk memasuki ruang nalar manusia yang sibuk menampakkan diri menjadi manusia kritis, rasional, bahkan egois. Sulit rasanya untuk mempercayai pernyataan yang saya sampaikan mengenai fenomena Aremania. Alangkah lebih baik, mari kita bersama-sama mengamati langsung. Agar terjadi diskusi kritis perihal fenomena tersebut. Mengingat saya pun masih kesulitan menemukan dasar sesungguhnya ikatan emosional yang begitu kuat dari Aremania terhadap Arema. Ketika saya merefleksikan pertanyaan itu p [ada diri sendiri, saya pun hanya mampu menjawabnya dengan alasan sederhana, saya asli “Arek Malang” dan menyukai sepakbola. Saya membutuhkan klub yang saya dukung sebagai cara untuk semakin mendekatkan jiwa saya dengan sepakbola sebagai olahraga yang saya gemari. Namun, pertanyaan lebih lanjut, bagaimana dengan Aremania yang bukan berasal dari Malang? Apalagi sampai mereka turut berkorban menyumbangkan uang yang dimilikinya untuk membantu kesulitan yang dihadapi Aremania (mengenai fakta ini, pembaca bisa menelusurinya dari berbagai sumber). Dukungan Aremania di lapangan sudah tidak diragukan lagi. Kreativitas atraksi menjadi tontonan sekaligus hiburan bagai para pecinta bola dan entertain massal. Dalam praktek di luar lapang, Aremania mampu hadir dalam wujud persaudaraan yang tidak mengenal batas usia dan teritori. Persaudaraan yang tidak terbatas pada persoalan sosial, namun persoalan lain yang menjadi bagian kehidupan masing- masing individu aremania. Berpegang pada ungkapan, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Masalah yang yang diselesaikan dan dirembug bersama sebagai wujud persaudaraan yang sejati. Sebuah proses yang sedang dan akan terus dilalui oleh Arema dan Aremania. Together for glory -MincE-
Posted on: Wed, 03 Jul 2013 05:25:47 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015