Hai...hai... :) Nah, yang di foto cover sama foto profil sekarang - TopicsExpress



          

Hai...hai... :) Nah, yang di foto cover sama foto profil sekarang adalah Roberto Benigni, aktor, penulis skenario, sekaligus sutrada pada beberapa film. Satu film Benigni yang paling saya suka dan masih jadi the greatest movie I ever seen adalah Life is Beautiful. Keren banget, menurut saya :) Ini dia sinopsisnya...cekidot.. Romantis dari Kamp Rasis “Buongiorno, principessa! La scorsa notte, ho sognato di te tutta la notte! Siamo andati al cinema. Stai indossando una rosa ...che mi piace molto. Penso che tu, principessa. Penso sempre a te. E ora.” Selamat pagi, Tuan Putri! Semalam, aku memimpikanmu sepanjang tidurku! Dalam mimpi itu, kita berdua pergi nonton film. Kau mengenakan baju merah muda....Kau tahu, itu kesukaanku. Kau yang kupikirkan, Tuan Putri. Aku selalu memikirkanmu. Sampai saat ini. (Bahasa Itali, red) Begitu dalam rindu Guido pada sang kekasih, Dora, hingga sebait ungkapan rasa indah itu perlu diucapkannya di depan corong mikrofon dari sebuah ruangan yang harusnya terlarang bagi tahanan kamp seperti dirinya. Demi itu, Guido tak lagi peduli resiko yang mengancam bahkan ketika nyawa menjadi taruhan. Sementara, melihat sang ayah begitu bersemangat mengungkapkan rasa hatinya, menjadikan Joshua kecil, 5 tahun, sangat ingin pula menyampaikan kisahnya pada sang bunda. Sambil berdiri di atas kursi berusaha menyamai tinggi mik, Joshua mengambil alih orasi. Teriaknya dengan menggebu-gebu, “Ibu...Ibu... Ayah meletakkan saya di gerobak dan mendorongnya. Tapi gerobak itu tidak jalan. Ayah tidak tahu bagaimana menjalankannya. Kami terbahak-bahak berdua. Berapa poin kita sekarang, Ayah?” Guido, lagi, “Jalankan gerobaknya! Musuh menemukan kita. Mereka berteriak-teriak di belakang. Ayo cepat pergi...lewat sini...lewat sini..!” Dari kejauhan terdengar teriakan tentara-tentara penjaga kamp menghalau Guido dan Joshua. Mereka baru sadar telah kecolongan, setelah dari pengeras suara dan menyebar ke seluruh kamp, terdengar suara Guido dan Joshua menyampaikan entah apa dalam Bahasa Itali yang tak mereka fahami. Para penjaga adalah tentara Jerman Nazi. Bahasa Itali tak mereka mengerti. Guido terbirit-birit membawa lari anaknya menjauhi ruang siaran. Guido was-was, takut tertangkap penjaga-penjaga kamp yang mengejar di belakangnya, namun, sekaligus bahagia karena rindunya pada pujaan hati belahan jiwa telah tercurah meski tak yakin sampai. Guido memang ragu Dora ada dalam kamp itu. Sejak ia, berdua dengan anaknya, Joshua, dijemput paksa tentara Nazi di toko buku, Guido tak pernah lagi memandang wajah istrinya. Mendengar kabarnya pun tidak. Hanya keyakinan dalam hati dan rasa cinta mendalam yang membawanya terus berharap Dora akan mendengar semua isi hatinya. Guido membungkus kalut dengan cinta besar dan mimpi. Lalu, itu ditanamkan juga pada anaknya. Joshua tidak mengerti benar apa yang sedang terjadi. Lebih tepatnya, salah mengerti. Bagi Joshua, ia sedang berada dalam sebuah permainan perang-perangan besar yang melibatkan banyak orang. Dia, semua anak-anak di tempat ini, ayahnya, dan orang-orang dengan seragam garis-garis putih biru (seragam bagi para tahanan kamp) adalah satu tim. Tim mereka melawan orang-orang dengan seragam tentara, memakai helm, dan senapan-senapan. Dua tim saling beradu cepat mengumpulkan poin. Yang terlebih dulu mencapai poin seratus, itu pemenangnya. Hadiahnya adalah sebuah tank (kendaraan perang lapis baja). Bagi bocah lelaki seumuran Joshua, bayangan memenangkan tank, akan membuat mereka selalu bersemangat menjalani hari-hari bahkan dalam situasi yang sebenarnya terpuruk seperti di kamp konsentrasi. Ada empat hal yang terus diingat Joshua untuk tidak dilanggarnya, yaitu menangis, meminta susu, rindu pada bunda, dan menginginkan pulang. Itu tidak boleh dilakukan agar poin tim selalu utuh. Berkat sang ayah, pemahaman Joshua boleh jadi salah bahkan berbanding seratus delapan puluh derajat dengan kenyataan, tapi nyatanya Joshua bahagia. Guido sengaja berbohong pada buah hatinya hanya agar jiwa Joshua tidak tergoncang. Guido terpaksa melakukannya. Perih dan tak terbayangkan bagi Guido jika harus mengatakan apa yang sebenarnya harus mereka alami, di kamp konsentrasi, pada bocah kecil apalagi putranya sendiri. Film berjudul asli La Vita è Bella (Life is Beautiful) ini memang mengangkat kamp konsentrasi Nazi yang identik dengan kamar gas atau aslinya disebut Holocaust, dua kata Bahasa Yunani, ‘holos’ berarti keseluruhan dan kata ‘caust’ atau ‘kaustos’ yang artinya terbakar. Awal film, berkisah tentang Guido muda dan sahabatnya, Ferruccio, yang bekerja di sebuah restoran milik paman Guido di kota Arezzo, Itali, berkisar tahun 1939. Guido digambarkan sebagai pribadi pintar, kocak, periang, sekaligus usil, dan menyebalkan hingga berkali terlibat masalah. Suatu ketika, Guido digambarkan lari pontang-panting menyelamatkan diri dari kejaran seseorang yang terganggu dengan tingkahnya. Dalam pelarian yang tak tentu arah itu, Guido menabrak seorang gadis bernama Dora. Percintaan dimulai. Dora dan Guido saling jatuh cinta. Dora, saat itu, sebenarnya telah bertunangan dengan seorang pria bernama Rudolfo. Tapi hati Dora tertawan sosok Guido yang cair, rileks, dan spontan bertolak belakang dengan Rudolfo yang kaku dan formal. Puncak kisah cinta Guido dan Dora adalah saat pesta pernikahan Dora. Demi mewujudkan rasa yang sangat, Guido nekat menculik Dora. Karena merasa telah mengenal Guido, meskipun lupa kapan dan dimana, Rudolfo membiarkan Dora dibawa pergi Guido karena mengira ini bagian dari hiburan acara pernikahannya. Belakangan diketahui, lelaki yang mengejar Guido, di awal film, adalah Rudolfo. Setelah menikah, Guido membuka toko buku yang terpisah dengan rumah mereka. Setiap pagi, Guido, Dora, dan putra mereka, Joshua, menaiki sepeda menempuh perjalanan mengantar Dora ke tempatnya bekerja, lalu berdua Guido dan Joshua menuju toko buku. Sampai suatu hari, Nazi Jerman berhasil memasuki Itali. Guido, yang tengah berdua dengan Joshua di toko buku mereka, dijemput paksa tentara Nazi. Seperti kaum Yahudi lainnya, bapak dan anak itu diangkut menuju stasiun dan berlanjut dengan perjalanan kereta menuju kamp konsentrasi. Dora sendiri, sebenarnya bukan Yahudi, tapi ia bersikeras menumpang kereta api pembawa tahanan ke kamp konsentrasi dengan harapan dapat menemui anak dan suaminya setelah mendapati toko buku porak-poranda dan sepi. Cinta Dora yang sangat pada Guido dan Joshua membawanya rela menjadi tahanan kamp konsentrasi hanya demi kembali bersama orang-orang terkasih. Adegan sedih di film ini mungkin hanya ketika Guido ditembak mati. Ini klimaks dari usaha seorang lelaki, seorang ayah, mencintai dan melindungi keluarga yang dikasihinya. Guido tertangkap karena berkeliaran di tempat dan waktu yang salah ketika Guido berusaha menyelinap ke ruang khusus perempuan demi mencari tahu keberadaan sang istri. Mungkin karena terlampau sering tertangkap basah menyelinap, seorang tentara penjaga langsung menodongkan senapan pada Guido bermaksud menembak mati. Tapi tertunda karena seorang perwira datang mengingatkan penjaga untuk tidak menembak mati tahanan di keramaian. Semuanya diucapkan dalam bahasa Jerman yang tak dipahami Guido. Jadinya, meski digiring menuju kematiannya, Guido tetap melucu karena ia yakin sepasang mata Joshua tengah mengawasi. Guido bergaya bak militer berbaris tegap di depan sang penjaga kamp dengan senapan siap menyalak. Setelah berbelok di tikungan, di tempat tersembunyi dan sepi, Guido di tembak mati. Sebelumnya, Guido sempat berusaha menyembunyikan Joshua ketika ia mendengar anak-anak Yahudi mulai dibunuh. Guido meminta Joshua bersembunyi di sebuah kotak besar dengan lubang kecil yang cukup untuk mengintip. Pesan Guido, masih dengan cerita khayalan agar tak membuat takut anaknya, adalah bahwa tim mereka hampir memenangkan pertandingan dan perlu sedikit poin lagi. Joshua harus bersembunyi agar tak tertangkap lawan karena Joshua harus berlari menuju tank ketika semua orang telah sepi dan tank itu nampak di lapangan, tanda tim mereka keluar sebagai jawara. Guido tidak pernah menyangka jika akhirnya cerita karangannya itu benar menjadi nyata. Di ujung film, diceritakan Nazi berhasil ditundukkan. Kamp konsentrasi berhasil diambil alih dan bersih dari kekuatan tentara Jerman. Sebuah tank milik tentara pembebasan melintas di tanah lapang. Joshua yang telah semalaman menunggu, melonjak girang menyaksikan itu. Dia dan timnya menang. Seperti pesan sang ayah, Joshua segera keluar dari persembunyian lalu berlari sekencang-kencangnya menuju tank dan menaikinya. Keseluruhan kisah ini adalah penuturan Joshua ketika mencapai usia dewasa. Joshua mengenang sang ayah yang penuh cinta, pengorbanan, dan tanggung jawab melindungi keluarga dalam segala suasana. Beberapa kritikus menyoroti kisah film Life is Beautiful yang dianggap tidak masuk akal bahkan melukai perasaan korban kamp konsentrasi Nazi. Banyak catatan sejarah mengungkap bahwa anak-anak dibunuh dalam kamar gas, bahkan pada hari pertamanya tiba di kamp konsentrasi, sementara Joshua kecil dalam Life is Beautiful dapat bertahan hingga pembebasan dengan begitu riang berkat imajinasi sang ayah. Jika banyak korban kamp konsentrasi Nazi dari kehidupan nyata berakhir traumatis, maka film ini justru menonjolkan drama keluarga dibalut romantis. Namun demikian, pujian juga banyak didapat dari sisi cerita. Life is Beautiful dianggap berani dan mampu atau berhasil mengemas serta menciptakan sudut pandang baru dari sebuah tragedi kemanusian kaliber dunia. Kisahnya begitu inspiratif meski dibangun dalam latar sejarah yang sangat kontra humanis. Life is Beautiful membangun megah arti manusia dari sisi sukma. Intinya, jiwa adalah segala. Ketika roh manusia tempat bersemayamnya segala rasa mampu menguasai diri, maka segala sakit raga dan kepenatan badan tak lagi punya arti. La Vita è Bella (Life is Beautiful) memenangkan banyak penghargaan di banyak negara. Diantaranya Cannes Grand Prize, French Syndicate of Cinema Critics Award, juga Australian Film Institute Award. Puncaknya, Life is Beautiful menyabet oscar untuk anugerah aktor terbaik, musik terbaik, dan film berbahasa asing terbaik pada Akademi Award ke-71.
Posted on: Tue, 03 Dec 2013 07:22:46 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015