Hopeless Part 22 Berhenti dan berbalik!!! Teriakan Iqbaal - TopicsExpress



          

Hopeless Part 22 Berhenti dan berbalik!!! Teriakan Iqbaal kini sungguh terdengar sangat kasar dan mengerikan. Ya Tuhan, apa sekarang Iqbaal akan menenggelamkan ku di kolam renang untuk membunuhku? Batin (namakamu) sungguh ngeri membayangkannya. Kini langkah (namakamu) terhenti dan membalikan tubuhnya. Cling...Cling...Cling...Cling...Cling Iqbaal melemparkan sebuah benda kecil dan bundar ke arah (namakamu) membuat benda itu berputar menghampiri ujung kaki (namakamu). (Namakamu) terdiam sejenak. Memandangi benda kecil itu di dekat kakinya. Ia lalu membungkukkan badannya, meraih benda tersebut. Suka gak? Tanya Iqbaal keluar dari dalam air dan beranjak dari dalam kolam renang. Ini apa? Tanya (namakamu) tangannya gemetar memegangi benda yang Iqbaal lemparkan tadi. Kamu ga tahu itu apa? Iqbaal meraih handuknya yang tergeletak di bawah akibat di lempar (namakamu) tadi. Aku tahu ini CINCIN. Tapi untuk apa? Tanya (namakamu) lagi masih tidak mangerti. Untuk dipakai. Ucap Iqbaal cuek menggosok-gosok rambutnya yang basah. Sama siapa? Tanya (Namakamu) hati-hati tak mau terjebak dalam kebahagiaan yang Iqbaal ciptakan dan seketika menghempaskan (namakamu) jauh lebih hancur dari sebelumnya. Ssshhhh... Iqbaal kembali dibuat geram oleh (namakamu), kini Iqbaal menyelempangkan handuk di bahunya, melangkah menghampiri (namakamu) yang masih mematung tertunduk memegangi cincin itu. Cincin itu aku beli buat cleaning service itu tuh! Iqbaal menunjuk seorang wanita yang sibuk sedang mengepel di area samping kolam renang. (Namakamu) mendongakan wajahnya memandang laki-laki yang ada di hadapannya ini. Iqbaal mendekatkan jaraknya dengan (namakamu). Kali ini aku harus melanggar janjiku sendiri. Aku sudah berjanji hanya akan menunggu kamu datang untuk menerimaku kan? Tapi ternyata sudah bertahun-tahun lamanya aku menunggu, kamu tidak kunjung datang. Iqbaal menarik nafas panjangnya sejenak. Aku takut nanti kiamat segera datang sebelum aku mendapatkan cinta kamu. Kuat sekali kamu menahan semua ini. Aku saja sudah hampir gila dengan keadaan seperti ini. Kenapa kamu tak kunjung menerimaku?!! Iqbaal meluapkan semua kekesalan yang ada dibenaknya. Aku pikir kamu udah gak nunggu aku lagi, aku pikir kamu udah benci sama aku. Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kamu udah lupain aku? (Namakamu) tertunduk, entah bagaimana perasaannya saat ini. Air matanya malah turun lebih deras dari sebelumnya. Aku ngomong kayak gitu supaya kamu tertekan dan bilang kamu masih sayang sama aku. Ternyata tekanan-tekanan yang aku gencarkan selama ini gak bikin kamu sadar!!! Iqbaal kembali menarik nafas panjangnya. Udahlah gak usah banyak basa basi. Iqbaal meraih cincin itu dari tangan (namakamu) lalu hendak memasukkannya pada jari (namakamu), tapi tiba-tiba (namakamu) menepiskan tangannya. Gimana dengan Celine? Ucap (namakamu) masih sibuk dengan air matanya. Ayolah...dia gak ada arti apa-apa dalam hidup aku. Terus pacar kamu! (Namakamu) masih ingat, sangat ingat bahwa Iqbaal bilang dia sudah memiliki seorang kekasih. Apa kamu percaya aku punya pacar? Aku udah janji sama kamu, untuk nunggu kamu, tiba-tiba aku datang dengan berstatus kekasih orang. Apa kamu percaya? Semuanya cuma akal-akalan aku aja untuk membuat kamu semakin tertekan. Iqbaal tersenyum ringan. Seketika tangis (namakamu) meledak, seperti ada sesuatu yang bocor di dalam dadanya dan menggelontorkan semua beban yang selama ini menyesakkan dadanya. Iqbaal hanya tersenyum melihat tangis (namakamu) kian menjadi. Iqbaal mendekap erat (namakamu). Jangan nangis. Ucap Iqbaal, sementara tangis (namakamu) semakin bertambah parah dalam dekapan Iqbaal. Seolah ia ingin meluapkan semua tekanan dan kekesalan karena ulah Iqbaal selama ini. Would You like to be my girl friend? Tanya Iqbaal di sela dekapannya pada (namakamu). Bukan jawaban yang Iqbaal dapatkan. Tapi tangisan (namakamu) yang semakin meledak, dan semakin tersedu-sedu. Hks...hks.. Iqbaaaal..(Namakamu) tak berhenti menangis. Aku bertanya (namakamu)! Iqbaal sulit memberhentikan tangis (namakamu). Aku ga sayang sama kamu Baal...udah ga sayang. Ucapnya terbata-bata masih dalam tangisnya. Iya kamu udah ga sayang sama aku, tapi kamu udah tergila-gila sama aku. Iqbaal tersenyum meregangkan pelukannya. Iqbaal menepis air mata (namakamu) yang membasahi pipinya. Lalu memasukan cincin pada jari manis (namakamu). Kamu milik aku sekarang! Ucap Iqbaal pada (namakamu) yang masih sibuk sesegukan. Iqbaal mencium lembut kening (namakamu). SLUP Sentuhan hangat itu kini bergeser turun mendarat pada bibir (namakamu) yang masih memerah akibat tangisannya yang berlebihan tadi. Tangan Iqbaal melingkar indah pada pinggang (namakamu) tanpa melepaskan pagutannya. Cukup lama adegan itu berlangsung. Iqbaal tak melepasnya seakan tak mau kehilangan (namakamu) lagi. Karena terlalu terbuai dengan suasana yang romantis dan dramatis ini sehingga mereka tak sadar ada seorang cleaning service yang memperhatikan mereka sedari tadi. *** Love u. Ucap Iqbaal ketika (namakamu) akan turun dari mobilnya. Ya. Balas (namakamu) tersenyum. Iqbaal menarik lengan (namakamu) yang akan membuka pintu. Love u too. (Namakamu) tersenyum mengerti apa yang Iqbaal inginkan. Bukan itu, tapi ini. Iqbaal menunjuk pipinya. (Namakamu) mendekatkan wajahnya pada Iqbaal. Sambil tak lepas menatap laki-laki yang sangat ia cintai ini. Ngutang dulu ya. Ucapnya seraya membuka pintu mobil dan segera turun. Iqbaal mendengus sebal, lalu tersenyum. Melihat (namakamu) yang semakin menjauh dan menghilang dalam pagar rumahnya. *** Tiiin...Tiiin...Tiiin... Suara deruan motor terdengar di depan rumah (namakamu). Dengan cepat (namakamu) keluar dari rumahnya. Karel? (Namakamu) kaget melihat Karel yang sudah bersiap di depan rumahnya untuk berangkat bersama ke kantor. Ayo. Karel menaiki motornya dan menunggu (namakamu) menghampirinya. Kok gak SMS dulu Rel? (Namakamu) masih mematung di tempatnya. Tiba-tiba sebuah mobil bergerak lambat dari arah kanan (namakamu), berhenti tepat di hadapan Karel dan (namakamu). Udah siap? Tanya Iqbaal pada (namakamu) yang wajahnya seketika memucat. Karel masih mematung dalam posisinya yang masih terduduk di atas motornya. Pagi Rel. Sapa Iqbaal pada (namakamu). P...pagi Pak. Karel berusaha menghargai Iqbaal walaupun di luar kantor. Yuk, sayang. Ucap Iqbaal menggenggam tangan (namakamu). Karel, aku duluan. Ucap (namakamu) menatap karel merasa bersalah. Sayang? Karel heran, kaget. kenapa Iqbaal memanggil (namakamu) sayang? *** Iqbaal dan (namakamu) turun dari mobil, Iqbaal meraih tangan (namakamu) berjalan berdampingan. Baal. (Namakamu) menatap Iqbaal. Iyaaa.Iqbaal mendengus, mengerti apa yang (namakamu) inginkan, kini ia berjalan mendahului (namakamu) memasuki pelataran gedung kantornya. (Namakamu) berjalan membuntuti Iqbaal dari belakang, berjarak sekitar 4 meter. (Namakamu) tidak mau jika orang kantor tahu tentang hubungannya dengan Iqbaal. Bisa-bisa heboh dunia perkantoran. *** Haaaa...(Namakamu) jadi lo udh resmi jadian sama Iq... Teriakan Stefie mampu membuat karyawan seantero kantin yang sedang melakukan istirahatnya saat ini menoleh heran. Berisik fie!!! (Namakamu) membungkam mulut Stefie. Isshhh... Stefie menepis tangan (namakamu). Congratulation (namakamu). Stefie kembali bergembira memeluk erat (namakamu). Iyaaa..makasih ya fie. (Namakamu) tersenyum. Peluk-pelukan aja kayak film drama. Ucap Iqbaal mengagetkan (namakamu) dan Stefie. Udah makan? Tanya Iqbaal duduk di samping (namakamu). Belum sempat (namakamu) menjawab tiba-tiba... Hai Faraaa! Stefie memanggil rekannya dan melambai-lambaikan tangannya. Saya tinggal dulu ya Pak. Stefie beranjak pergi meninggalkan mereka berdua. (Namakamu) tahu itu hanya akal-akalan Stefie agar ia tidak menjadi obat nyamuk yang tidak diperdulikan keberadaannya. Iqbaal menggenggam tangan (namakamu) dan secepatnya di tepis oleh (namakamu). Baal. (Namakamu) kembali menatap Iqbaal kesal. Ini kan di luar jam kantor, waktunya istirahat. Kenapa masih gak boleh? Iqbaal kesal dengan tingkah (namakamu). Tapi baal... Kenapa? Takut dilihat Karel? Takut Karel sakit hati? Iqbaal kembali dengan sikapnya yang menyebalkan. Cukup Baal. Aku gak mau berantem. Sergah (namakamu). Aku ngerti (namakamu), kamu masih memperhatikan perasaan Karel. Ucap Iqbaal lagi dengan cueknya. Kalau kamu masih mau debat. Aku pergi sekarang juga. (Namakamu) mengambil ancang-ancang. Silahkan. Ucap Iqbaal santai. (Namakamu) beranjak meninggalkan Iqbaal sendiri. Benar-benar kesal dengan sikap Iqbaal yang tidak berubah sama sekali. Iqbaal mendengus sebal, ingin rasanya Ia menggebrak meja di hadapannya sekencang-kencangnya. Kenapa selalu ada konflik di antara mereka walau sudah bersatu seperti ini. ~Bersambungdengankonflik~ @citranovy
Posted on: Fri, 22 Nov 2013 07:15:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015