Hwayoung mengelus puncak kepala Shilla. Tersenyum lembut pada - TopicsExpress



          

Hwayoung mengelus puncak kepala Shilla. Tersenyum lembut pada anak bungsunya itu sembari menyeka keringat yang mula menetes dari pelipis sang anak. Ia lantas memberikan segelas air putih untuk Shilla. “Kau sangat ingin segera berjalan normal lagi, hm?” tanya sang ibu lembut. Shilla menganggukkan kepalanya. Kurang lebih sudah sejam Shilla menghabiskan waktu di taman belakang rumah orang tuanya itu untuk berlatih berjalan lagi. Ia memang sudah mulai sedikit demi sedikit bisa berjalan. Tapi itu juga ia masih harus sesekali menggunakan tongkat karena memang sendi dan otot Shilla belum sepenuhnya pulih. Oleh karena itu ia ingin segera bisa sembuh. “Ne Eoma. Beberapa hari lagi kan Siwon Oppa ulang tahun jadi aku ingin setidaknya saat ulang tahunya aku sudah bisa berjalan normal” ungkap Shilla. Hwayoung tersenyum lembut mendengarnya. “Appa pastikan saat ulang tahun Siwon kau sudah bisa berjalan normal Shilla-ya” ucapan itu sontak membuat Shilla dan Hwayoung menolehkan kepalanya. Yunbin berjalan mendekati mereka. “Appa..!” yunbin mengelus puncak kepala Shilla. “Yang Appa lihat tadi kau sudah banyak perkembangan. Kau sudah mulai stabil hanya saja kau masih terlalu hati-hati dalam melangkah, Nak” ucapnya. Shilla tercengang mendengarnya. “Appa…melihatku?” “Keureom. Appa melihat dengan jelas bagaimana kau latihan sedari tadi. Hanya saja Appa tak ingin mengganggumu. Appa tahu kau pasti ingin berlatih sendiri tanpa bantuan siapapun, kan?” ucap sang Ayah. Shilla tentu saja terharu mendengarnya. Semenjak kecelakaan yang menimpa Shilla, Yunbin memang tak sungkan lagi menunjukkan perhatiannya. Membuat hubungan ayah dan anak itu sudah tak lagi buruk. “Jangan terlalu berhati-hati untuk melangkah, Nak! Kita harus berani mengambil resiko. Buang jauh rasa takutmu! Jangan takut kalau kau akan terjatuh karena Appa yakin ketika kau terjatuh dalam terapimu ini maka itu akan menjadi cambuk tersendiri untukmu. Membuatmu akan lebih termotivasi untuk sembuh” tutur Yunbin. Shilla hanya bisa terkagum mendengar ucapan Yunbin. “Ne Appa” Yunbin tersenyum hangat kearahnya. “Sekarang masuk, ya? Kau tetap harus istirahat. Mandilah lalu kita makan malam bersama” ujar Yunbin. Shilla menganggukkan kepalanya. Shilla bangkit dari duduknya. perlahan ia berdiri namun belum sempat ia melangkahkan kakinya ia hampir saja terjatuh. Beruntung Yunbin segera menangkap tubuh Shilla. “Omo! Shila-ya gwenchana?” khawatir Hwayoung. Shilla tersenyum tipis. “Gwenchana Eoma. Kurasa…aku hanya kelelahan?” lirih Shilla. Menyembunyikan kenyataan bahwa kepalanya sedikit pusing. Tak ingin membuat ibunya khawatir. Karena semenjak kecelakaan itu Hwayoung menjadi sangat protektif pada Shilla. Shilla mengeluh pusing sedikit saja maka Hwayoung akan memaksa Shilla untuk ke dokter. “Maka dari itu tadi Appa bilang. Istirahatlah! Lanjutkan latihanmu besok, hm” “ne Appa” =The Precious One Epilogue (Birthday Edition)= “Yunnie!” pekik Shilla. Yunho dengan stelan tuxedo putihnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Kau tampak senang sekali, hm? Waeyo?” tanyanya. Shilla hanya menunjukkan senyuman riangnya. “Dangyunhaji! Kau pada akhirnya menikah jadi apa ada alasan untukku untuk tidak senang?” Yunho hanya menggelengkan kepalanya. Detik berikutnya ia meraih Shilla dalam dekapannya. “Gomawo Shilla-ya” ucapnya tulus. Shilla menganggukkan kepalanya dan mengelus punggung Yunho lembut. “kau sudah punya istri sekarang. Jadi lepaskan! Aku tak ingin Jina eoni membunuhku setelah ini” canda Shilla. Yunho terkekeh mendengarnya. Jina yang sedari tadi berdiri disamping pengantin pria itu hanya bisa tertawa kecil. Ia tak mungkin cemburu pada Shilla. Karena ia tahu bagaimana perasaan suaminya dan Shilla. “Kau tenang saja Shilla-ya. Aku tak mau repot-repot ceburu padamu” canda Jina. Shilla memberengut singkat. “Ngomong-ngomong dimana suamimu?” Tanya Yunho. Shilla menghela napasnya lagi. “Pesawatnya delay. Jadi ia akan terlambat datang kesini” terang Shilla. Yunho hanya menganggukkan kepalanya paham. CUP Shilla sontak terlonjak ketika ia merasakan pipinya dikecup tiba-tiba. Siapa orang yang berani menciumnya tiba-tiba. Baru saja ia ingin protes ia sudah dihadiahi kecupan lain di bibirnya ketika ia membalikkan badannya. “Hya!” pekiknya. Pihak yang menciumnya hanya tersenyum tanpa dosa. “Jangan marah begitu, wifey! Aku kan sudah menunjukkan permintaan maafku karena datang terlambat” ucap Siwon. Ia mengecup pipi Shilla lagi. “Dan ini…” ucapnya kemudian mengecup bibir Shilla singkat. “…karena aku merindukanmu” tambahnya. Shilla tak lagi bisa marah karena pada dasarnya semuanya terkalahkan dengan rasa malu yang memuncak. Rona merah di pipinya juga tak bisa ia tutupi. “Aish! Kalian ini!” pekik Yunho tak terima. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya pada pasangan itu. Siwon membalikkan badannya menatap Yunho. “Chukae Yunho-ya! Now you’re a real man” ucapnya. Sontak Yunho mendaratkan pukulan kecil di pundak Siwon. “Kau pikir selama ini aku bukan pria? Dan aish kalian ini. Hya! ini pernikahanku tapi kenapa malah kalian yang mengumbar kemesraan?” protes Yunho. Siwon hanya terkekeh kecil. Ia menaikkan bahunya singkat. “Can’t help it. I missed my wife so much” “Tck! Kalian ini!” Yunho dan Jina hanya menggelengkan kepalanya. “Just don’t mind these stupid falling in love couple, Yun!” ucap suara menginterupsi. Jaejoong berjalan berdampingan dengan tangannya menggandeng erat lengan Soohwa. Ia lantas mengucap selamat pada pasangan yang baru menikah itu. “Ayahmu tadi mencari kalian. Kesanalah! Kurasa ada tamu yang ingin ia kenalkan padamu” ucap Jaejoong. Yunho menganggukkan kepalanya dan menarik tangan Jina bersamanya. “And you two, stop doing PDA here, ckck” ucap Soohwa pada Shilla dan Siwon. Keduanya hanya terkekeh kecil. “Blame on him!” tunjuk Shilla pada suaminya. Bukannya marah Siwon justru tersenyum jahil kearah istrinya. “But you like it, didn’t you?” godanya. Shilla melotot padanya. Membuahkan kekehan kecil dari bibir Siwon. =The Precious One Epilogue (Birthday Edition)= Shilla memakai flat shoes miliknya hati-hati. Warna sepatu itu senada dengan dress yang ia kenakan kini. Ia tersenyum tipis mengingat sekarang adalah hari special untuk suaminya. Hari ulang tahun sang suami. Sejujurnya sejak hari pernikahan Yunho, Shilla sudah bisa berjalan normal. Hanya saja ia sengaja menyembunyikannya dari Siwon karena pada dasarnya ia ingin kesembuhannya menjadi kado tersendiri untuk Siwon. Meski sejujurnya ia juga sudah menyiapkan kado lain yang tak kalah special. Tapi…apa dia akan menyukai kado yang satu ini? Sejujurnya Shilla masih ragu. Karena pada dasarnya ia tak tahu apakah Siwon akan menyukai kadonya yang satu lagi. Tapi lebih baik dicoba daripada ia tak memberikan kado sama sekali, kan? Shilla menghela napasnya panjang. Merapikan tatanan rambutnya dan setelah ia yakin kalau penampilannya sudah sempurna dengan dress warna peach pemberian Siwon saat ulang tahunnya, Shilla berjalan menuju ruang makan. Bersiap menunggu Siwon pulang. Tak butuh waktu lama untuknya menunggu karena baru saja ia lima menit duduk ia bisa mendengar bunyi pintu rumahnya terbuka. Dan ia bisa langsung tahu kalau suaminya itu memasuki rumah. “Shilla-ya!” panggil sang suami. Shilla tersenyum dari ruang makan. “Disini Oppa!” balasnya berteriak. Siwon langsung tahu dari arah mana asal suara Shilla itu. Siwon meletakkan tas kerjanya di sofa ruang tamu kemudian berjalan menuju ruang makan. “Shilla-ya..kau…” ucapan Siwon terhenti jetika ia melihat ruang makannya disulap oleh Shilla sehingga nuansanya terlihat lebih romantis. Ada beberapa buah lilin di tengah-tengah meja makan itu. Belum lagi alunan musik klasik yang terdengar sayup. Dan sebuah kue tart kecil yang juga ada lilin di atasnya. “Shilla-ya…” Shilla tersenyum hangat pada sang suami. Perlahan ia menarik kursinya kemudian berdiri. Hal berikutnya yang ia lakukan membuat Siwon tercengang. Shilla, istrinya, berjalan anggun kearahnya. Tanpa tertatih tanpa bantuan apapun. Berjalan layaknya orang normal. Berjalan seperti sebelum ia mengalami kecelakaan itu. “Kau…” “Ne. Aku sembuh Oppa” potong Shilla ketika ia tepat berdiri di depan Siwon. Tersenyum hangat pada suaminya yang masih terkejut itu. Shilla mengalungkan tangannya di leher sang suami. “Saengil chukae Oppa” bisiknya lembut kemudian mendaratkan kecupan hangat di bibir sang suami. Siwon terpaku. Tapi bibirnya mengulas senyum dan sebuncah rasa haru merasuk dalam kalbunya. Shilla melepas rangkulan tanganya kemudian dan kembali tersenyum pada Siwon. Ia menarik tangan Siwon dan membawanya mendekat pada kue yang khusus ia buat sendiri untuk sang suami. “Make a wish!” titahnya. Siwon memandang istrinya takjub kemudian memejamkan matanya. Mengucap ribuan harapan dan ketika ia membuka mata kembali ia segera meniup lilin yang berada di atas kue itu. “Gomawo. Neomu gomapgo” ucap Siwon tulus. Shilla menganggukkan kepalanya. Ia mengulurkan tangannya pada Siwon. “Should we dance?” Tanya Shilla. Siwon tersenyum kemudian meraih jemari Shilla. Alunan music klasik yang membahana di sekitar ruangan itu memang sayang untuk disiakan begitu saja. Siwon meletakkan tangan Shilla di lehernya. “Kau…menyiapkan semua ini?” Tanya Siwon. Shilla hanya mengangguk disela dansanya. “Onje? Kapan kau sembuh, huh? Kenapa tak memberitahuku?” lanjut Siwon. Tangan kekarnya memeluk erat sang istri. Menuntun sang istri mengikuti irama music yang mengalun. “Sejak di hari Yunnie menikah. Saat kau di Jepang Appa dan eoma sangat membantu terapiku” “Mwo? Dan kau merahasiakannya dariku?” Shilla menempelkan kepalanya pada dada Siwon. “Karena aku ingin membuat kesembuhanku sebagai hadiah untukmu, Oppa. Anjoha?” Siwon tersenyum singkat. “Ani. Aku menyukainya. Sangat menyukainya. Gomawo. It’s a beautiful present” bisik Siwon tepat di telinga Shilla. Perlahan Shilla melepas rengkuhan Siwon. Mengentikan dansanya dan sontak membuat Siwon menautkan alisnya bingung. Shilla menggigit bibir bawahnya singkat. “Ehm…I have another present” ungkapnya. Siwon tersenyum sumringah mendengarnya. “Jinjja? Mwo?” tanyanya penasaran. Shilla berjalan menuju meja makan dan mengambil sebuah amplop motif clover. Ia memilih motif itu karena ia tahu Siwon dan dirinya sama-sama menyukai clover. Shilla menggigit bibir bawahnya lagi. Dengan ragu ia menyodorkan kado itu untuk Siwon. “Hey kenapa wajahmu seperti itu?” Tanya Siwon bingung. Istrinya itu tampak takut dan ragu dengan hadiah satu itu. tentu saja membuahkan tanda Tanya besar untuk Siwon. Shilla menggelengkan kepalanya. Siwon menatapnya lagi kemudian beralih pada amplop clover yang ia terima. Perlahan ia membuka amplop itu. Semoga ia menyukainya. Mata Siwon terbelalak begitu melihat isi amplop kecil itu. Ia menelan ludahnya susah. Sementara shilla di depannya hanya menundukkan kepalanya. “Ige..” Siwon tercekat. Rasanya kejutan yang Shilla berikan kali ini terlalu banyak untuk ia terima. Shilla merasakan debaran jantungnya tak menentu. Perlahan ia mendongakkan kepalanya. Berusaha mencari tahu bagaimana reaksi Siwon akan hadiahnya itu. Dan detik berikutnya Shilla hanya bisa menggigit bibir bawahnya lagi karena Siwon hanya terpaku tanpa ekspresi menatap hadiah pemberiannya. “When…how….” Siwon tak sanggup mengungkap kata dengan jelas. Ia menatap Shilla dengan tatapan kosongnya. Shilla menundukkan kepalanya lagi. “Kau…tak suka?” lirih Shilla. Sebersit nada kecewa jelas sekali terdengar. Siwon menatap hadiah di tangannya. Tangannya bahkan sedikit gemetar sekarang. Debaran jantungnya juga berpacu. Ia mengalihkan pandangannya pada sosok Shilla yang terlihat kecewa itu. Damn Choi Siwon. Shilla pikir kau tak menyukainya. Siwon meraih wajah Shilla. Memaksa sang istri untuk menatap dalam kedua matanya. Siwon tersenyum setelahnya. Detik berikutnya yang Siwon lakukan membuat Shilla hanya bisa terpaku sambil membulatkan matanya. Siwon, suaminya, mengecup lembut bibir Shilla. Suaminya itu memejamkan matanya, dan setetes air mata bisa Shilla lihat menetes dari sudut mata Siwon. Merasa terharu. Siwon melepas tautan bibirnya. Benar saja. Matanya berkaca-kaca. Ia menatap sang istri penuh haru. Siwon memeluk erat istrinya. “Gomawo. This is…the best present I ever had. Gomawo Shilla-ya” ucapnya. Shilla tersenyum kemudian membalas dekapan Siwon. “Jadi kau menyukainya?” Tanya Shilla meyakinkan. Siwon menganggukkan kepalanya. Masih memeluk erat sang istri. “Dangyunhaji! Neomu neomu neomu joha” ucapnya. Shilla terkekeh kecil. Perasaan lega merasuk kuat dalam hatinya. “Berapa umurnya?” “Tiga minggu.” Jawab Shilla. Siwon melepas dekapannya dan mengecup kening Shilla. Ya, hadiah yang Siwon terima itu tak lain adalah surat hasil pemeriksaan Shilla. Menyatakan bahwa istrinya itu tengah mengandung. Ia tak bisa menggambarkan bagaimana perasaanya kini. Yang jelas ia sangat bahagia. “Gomawo” lirih Siwon. Shilla memandang suaminya dengan senyuman di bibirnya. “From now on, I promise will take care of you and our baby. We will make a great parent to our baby” ikrar Siwon. Shilla menganggukkan kepalanya. “I love you, wifey” tambah Siwon kemudian mengecup bibir Shilla lembut. “I love you too Oppa. Thanks for coming to my life, for loving me.” The End.
Posted on: Sat, 24 Aug 2013 10:02:30 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015