Indonesia akan Bangun Infrastruktur di Myanmar Badan Usaha Milik - TopicsExpress



          

Indonesia akan Bangun Infrastruktur di Myanmar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta oleh pemerintah Myanmar untuk melakukan pengembangan usaha (ekspansi) di negaranya. Tindak lanjut dari komitmen tersebut dengan dilakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara kedua negara. Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan, MoU merupakan langkah awal kerjasama dua negara dalam pembangunan infrastruktur di Myanmar. Penandatanganan dilaksanakan oleh Kementerian PU, Kementerian BUMN, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). "Kami menyambut baik niat baik dari Pemerintah Myanmar yang mengundang BUMN untuk melakukan ekspansi usaha di negaranya, " kata Hermanto, usai MOU, Kamis (18/7). Mekanisme kerjasama tersebut menggunakan konsep business to business (B to B) antara PT Wijaya Beton dan perusahaan konstruksi UMG, Myanmar. Ditambahkan pula, Wijaya Karya akan membangun pabrik beton precast di Myanmar. Nantinya suplai beton untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan gedung di Myanmar akan disuplai oleh pabrik tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan perseroan juga akan mengerjakan pembangan proyek infrastruktur disana. Dalam kesempatan sebelumnya, PT Semen Indonesia juga telah melakukan komitmen dengan perusahaan semen Myanmar pada April lalu. Kerjasama kedua negara tersebut juga untuk mendukung komunitas ASEAN 2015 yang sangat penting untuk seluruh negara anggota ASEAN. Diharapkan dengan penandatanganan MoU akan dapat ditindaklanjuti dengan melengkapi data-data sektor konstruksi di masing-masing negara. Hermanto mengatakan,pemerintah Myanmar akan mengunjungi beberapa proyek infrastruktur di Indonesia selama berada di sini. Hal ini menunjukkan ketertarikan dari negara tersebut terhadap pembangunan infrastruktur. "Rencananya delegasi akan mengunjungi proyek jalan Bogor Ring Road dan beberapa proyek lain," ujar Hermanto . General Manager Departemen Luar Negeri Wijaya Karya, Destiawan Soewarjono menjelaskan perseroan akan membentuk usaha join venture untuk membangun pabrik beton precast di Myanmar dengan komposisi saham terbesar dimiliki oleh perusahaan konstruksi United Mercury Group, Myanmar. "Porsi saham dalam pabrik tersebut adalah 90% dimiliki UMG dan sisanya 10% dimiliki perseroan," ujar Destiawan. Lebih lanjut diterangkan, penyertaan modal perseroan dalam pembangunan pabrik mencapai Rp 200 miliar tidak termasuk tanah. Namun terdapat perjanjian Wijaya Karya dapat meningkatkan jumlah kepemilikan saham selama tiga tahun ke depan menjadi 40%, seiring perkembangan usaha pabrik tersebut. "Sehingga kami dapat menambah penyertaan modal maksimal hingga Rp 280 miliar," jelas Destiawan. Direktur Wijaya Karya Ganda Kusuma mengatakan, UMG merupakan perusahaan besar di Myanmar yang bergerak di bidang yang sama dengan perseroan. Terdapat dua unit usaha yang dijalankan oleh konsorsium ini nanti. Destiawan menilai perseroan memiliki peluang untuk meningkatkan penjualan beton seiring berkembangnya pembangunan infrastruktur di Myanmar. "Rencananya pabrik tersebut akan mulai dibangun tahun ini, yang akan menempati lahan seluas lima hektar di Myanmar. Pada awal pengoperasian nanti diprediksi pabrik beton tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 27 ribu ton per tahun," paparnya. Selain membangun pabrik beton, Wijaya Karya dan UMG akan menggarap proyek konstruksi besar di negara itu. "Diharapkan dengan kerjasama ini proyek-proyek infrastruktur potensial di Myanmar dapat kami kerjakan, "ujar Ganda Kusuma. Menurut dia, perseroan akan segera melaksanakan proyek infrastruktur setelah perusahaan joint venture terbentuk. Saat ini Wijaya Karya dan UMG tengah mengurus proses administrasi dan badan hukum perusahaan tersebut. (metrotv)
Posted on: Thu, 18 Jul 2013 20:53:16 +0000

Trending Topics



.we MUST get all pet stores to stop selling
[IoG] ๔☯lקђเภᴸᴬᵂŞ4 was just iced by ❅ℐḉε
#TipsMerawatRambut #TipsCantik 5 Kebiasaan Yang Membuat Rambut

Recently Viewed Topics




© 2015