Inunk Takamori Sekitar 100 tahun sebelum masa Konfusius, hidup seorang pria yang bajik bernama Liuxia Hui (693-609 S.M). Dia menjabat sebagai penasihat rakyat untuk kerajaan Lu. Nilai2 kebenaran dalam kehidupan sangat penting baginya. ”Kata-katanya mencerminkan prinsip-prinsip moral tertinggi dan tindakannya penuh perhitungan.” (Bahkan Konfusius pun sangat menyanjung Lucia Hui) Pada zaman itu, kekuasaan ditentukan oleh barang-barang berharga dan bernilai yang dimiliki kerajaan karena diyakini mengandung simbol yang penting. Suatu ketika, Musuh menyerang Negara Lu dan memaksa Raja menyerahkan sebuah guci perunggu yang sangat langka dan berharga. “Hanya jika disertai pernyataan Liuxia, saya baru percaya guci itu asli,” kata musuh. Setelah menerima pesan itu, raja Lu mengatur strategi dengan menyerahkan sebuah guci palsu disertai pernyataan Liuxia bahwa guci itu asli. Tapi ketika diminta memberi pernyataan, Luixia menjawab, ” Maaf Yang Mulia, saya mengerti Yang Mulia ingin memberikan raja Qi sebuah barang palsu demi menghindari bencana bangsa. Tapi maafkan saya tidak bisa membutakan mata dari prinsip-prinsip kebenaran untuk menghindari bencana bangsa.” Dan akhirnya Raja Lu pun merelakan guci perunggu asli buat musuhnya. Pepatah Tiongkok kuno, “Tanpa sifat yang jujur dan dapat dipercaya, manusia tidak dapat bertahan di dunia ini.”
Posted on: Sat, 10 Aug 2013 03:59:01 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015